Pernah Berwarna Putih, Merah Hingga Hijau, Berikut Sejarah Kain Kiswah Penutup Ka'bah

By. Siti Rahmawati - 19 Jun 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Kiswah, juga dikenal sebagai Al-Kiswah Al-Ka'bah, adalah kain penutup yang digunakan untuk menutupi Ka'bah di Makkah, Arab Saudi. Kiswah ini memiliki sejarah yang panjang dan memiliki nilai simbolis yang sangat penting dalam agama Islam.

 

 

Sumber gambar : detik.com

 

 

Pertama kali Kakbah diselimuti kiswah


Ada banyak pendapat mengenai siapa yang pertama kali menutup Ka'bah dengan kiswah. Ada yang menyebut mulai dari Nabi Ismail AS hingga Adnan bin Udd yakni buyut Nabi Muhammad. Kendati demikian, catatan sejarah yang valid menyebutkan bahwa orang yang pertama kali menyelimuti Ka'bah dengan kain adalah Raja Dinasti Himyariyah Yaman, Abu Karb As'ad.

 

 

Baca juga:

 


Mengutip dari buku Sejarah Ka'bah oleh Ali Husni al-Kharbutli disebutkan suatu ketika As'ad bermimpi bahwa dirinya menutupi Ka'bah dengan kain. Lalu, dia kemudian menunaikan mimpinya itu ketika melintasi Makkah setelah dirinya pulang dari sebuah peperangan di Yatsrib pada 220 sebelum Hijriyah. Pada awalnya, As'ad menutup Ka'bah dengan kulit dan kain kasar (khasf).

 


Dalam riwayat lain mengatakan bahwa saat itu As'ad menutupi Ka'bah dengan daun kurma dan melapisinya dengan bunga Ma'afir yang begitu wangi. Namun karena khawatir kiswah tersebut akan membebani bangunan Ka'bah, maka dia menggantinya dengan kain yang dijahit dari Yaman.



 

Sejarah Kiswah

 

Sejarah kiswah dapat ditelusuri kembali ke masa Rasulullah Muhammad SAW. Ketika Ka'bah direnovasi pada masa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, kiswah tidak digunakan. Namun, pada masa pemerintahan Rasulullah, kiswah mulai digunakan sebagai penutup Ka'bah.

 

Pada awalnya, kiswah terbuat dari bahan-bahan yang sederhana seperti kain wol atau bulu unta. Namun, seiring berjalannya waktu, kiswah mulai diperkaya dengan hiasan dan sulaman yang lebih indah. Kiswah biasanya dihiasi dengan benang emas, perak, dan aksesoris berharga lainnya. Motif hiasan pada kiswah sering kali berupa kaligrafi Arab yang berisi ayat-ayat Al-Qur'an atau tulisan-tulisan yang memuji Allah dan Rasul-Nya.

 

Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, dia memerintahkan penggunaan kiswah yang terbuat dari sutra. Kemudian, pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, kiswah mulai dihiasi dengan hiasan-hiasan yang lebih kompleks dan mewah.

 

 

 

Seiring berjalannya sejarah, penggantian kiswah dilakukan setiap tahun saat menjelang bulan Dzulhijjah, terutama pada malam Arafah atau malam sebelum Hari Raya Idul Adha. Kiswah lama diangkat dari Ka'bah dan digantikan dengan kiswah baru. Kiswah lama kemudian dipecah-pecahkan dan diberikan kepada para peziarah dan orang-orang terkemuka sebagai suvenir dan sebagai barokah.

 

Penggantian kiswah dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi, yang mengambil tanggung jawab untuk memastikan penutup Ka'bah selalu dalam kondisi yang baik. Kiswah baru dibuat dengan cermat dan kemudian dijahit dengan tangan oleh pengrajin yang terampil.

 

 

Baca juga:

 

 

Kiswah Kakbah pernah berwarna putih, merah dan hijau


Nabi Muhammad adalah orang pertama yang menutupi Ka'bah dengan qabhati (kain putih yang dibuat di Mesir). Saat Fathu Makkah (pembebasan Kota Makkah), Nabi Muhammad tetap mempertahankan kiswah lama yang digunakan pada zaman Jahiliyah.


Hingga seorang wanita membakarnya ketika mencoba mengharuminya dengan dupa. Maka setelah itu Ka'bah ditutup dengan kain dari Yaman bergaris putih dan merah (burud). Khalifah Umar bin Khattab dan Khalifah Ustaman bin Affan menyelimuti Ka'bah dengan kain putih, dan Abdullah bin Zubair menutupnya dengan brokat merah.

Ketika al-Makmun dari Dinasti Abbasiyah memimpin. Dia mengganti kiswah Ka'bah tiga kali dalam satu tahun dengan jenis kain dan warna yang berbeda. Kain sutra merah pada hari tarwiyah, kain qabathi pada awal Rajab, dan sutra putih pada hari ke-27 Ramadhan.

 

 

 


Khalifah al-Nassir dari Dinasti Abbasiyah pernah mengubah warna kain kiswah menjadi hijau. Namun pada masa-masa akhir, khalifah Dinasti Abbasiyah memilih sutra berwarna hitam sebagai kiswah karena itu awet dan tahan lama.

 

Kiswah tidak hanya memiliki nilai estetika dan simbolis, tetapi juga melambangkan kebersamaan dan persatuan kaum Muslim di seluruh dunia. Setiap tahun, jutaan Muslim dari berbagai negara berkumpul di Makkah selama ibadah haji, dan kiswah menjadi salah satu ikatan yang menyatukan mereka dalam perayaan agama yang besar tersebut.

 

 

Waallahu A'alam Bisshowab

 

Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com

 









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp