Berikut 6 Etika Sebelum Berangkat Haji atau Umrah

By. Siti Rahmawati - 04 Jul 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Haji merupakan ibadah yang special.  Berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain. Mari kita bandingkan dengan shalat. Kita melaksanakan shalat wajib sebanyak 5 kali dalam sehari, selama seumur hidup kita, sedangkan haji yang wajib hanya sekali dalam seumur hidup kita.

 

Ibadah haji merupakan ibadah yang didalamnya terdapat banyak rangkaian ibadah dan memerlukan persiapan baik fisik maupun mental. Salah satu bentuk persiapan yang kurang diperhatikan di masyarakat adalah persiapan mental terkait etika dan adab dalam melaksanakan perjalanan haji. Terdapat adab-adab yang perlu diperhatikan setiap jamaah yang akan menunaikan ibadah haji. 

 

Sumber gambar : freepik.com

 

Adapun mengutip etika dan adab dalam perjalanan ibadah haji dalam Kitab Ihya Ulumaddin karya Imam Ghazali,

 

Baca juga : 

 

1. Mengikhlaskan niat hanya karena Allah SWT semata

 

Sebab seseorang tidaklah mendapatkan balasan dari amal yang dikerjakannya,  kecuali sesuai dengan yang diniatkan.  

Dari Umar bin Khathab, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

 

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيِهِ

 

“Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat; dan sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain (akan memperoleh balasan dari) apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya menuju (keridhaan) Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya itu ke arah (keridhaan) Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena (harta atau kemegahan) dunia yang dia harapkan, atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya.”

 

2. Bertaubat memohon ampunan dari Allah SWT

 

Cara mselanjutnya harus membersihkan diri dari dosa-dosa, baik dosa yang timbul dari hati, lidah, maupun tingkah laku mereka. Baik itu dosa yang berkaitan dengan hubungan mereka dengan Allah maupun hubungan mereka dengan sesama manusia.

 

Membersihkan dosa untuk mencapai haji mabrur ini melibatkan tindakan taubat, istighfar (memohon ampunan Allah), dan saling memaafkan dengan sesama. Pada hakikatnya, jemaah perlu merenungkan perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan agama dan sungguh-sungguh bertaubat, memohon ampunan Allah, serta berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.

 

“Barang siapa yang berhaji, menjaga dirinya untuk tidak berkata dan berbuat kotor (dosa) dan tidak berbuat pelanggaran (secara terang terangan), maka diampunilah segala dosanya (terkait dengan Allah) seperti saat dilahirkan oleh ibunya.”

(HR. Bukhari Muslim)

 

3. Memperhatikan Halalnya Harta

Cara mencapai haji mabrur ketiga, penting juga bagi jemaah untuk memperhatikan aspek keuangan dalam persiapan. Seperti sudah memastikan bahwa biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) yang digunakan berasal dari sumber yang halal.

Jemaah harus memastikan bahwa dana yang mereka gunakan untuk membiayai perjalanan mereka ke tanah suci tidak berasal dari harta yang syubhat (meragukan) atau yang haram. Menggunakan harta yang halal adalah prasyarat penting untuk menjaga kesucian ibadah haji dan memastikan bahwa perjalanan ke Tanah Suci diterima oleh Allah SWT.

 

4. Memenuhi Zakat

Selain itu, jemaah juga perlu memastikan bahwa ongkos naik haji tersebut telah memenuhi kewajiban zakat atau infak. Dalam mengeluarkan biaya perjalanan, jemaah harus memastikan bahwa telah memenuhi tanggung jawab keagamaan mereka dengan membayar zakat mal atau memberikan infak yang sesuai

 

5. Memperbanyak sedekah

Sedekah merupakan amal yang sangat dicintai Allah, mendatangkan keridhaan-Nya dan mencegah kemarahan-Nya. Selama mengerjakan haji dan umrah, seseorang akan banyak menjumpai peminta-minta dan orang yang membutuhkan bantuan. Maka dari itu, selayaknya jamaah haji memperbanyak sedekah sesuai dengan kemampuannya untuk mendapat pahala.

6. Walimatus Safar

Persiapan etika yang lain adalah pamit bepergian dengan saudara dan masyarakat sekitar dengan saling meminta maaf. Ia pun menilai sangat positif kegiatan walimatus safar yang sudah menjadi budaya masyarakat di Indonesia karena itulah bentuk persiapan mental dengan meminta maaf kepada orang terdekat. 

"Karena keterbatasan tenaga dan waktu kita tidak bisa mengunjungi satu-persatu sehingga dengan walimatus safar masyarakat bisa bersama-sama memberikan doa dan saling memaafkan demi diterimanya ibadah haji. Doa bersama lebih maqbul (diterima) dari doa sendiri,"

 

 

Baca juga:

 

 

Waallahu A'alam Bisshowab

 

Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp