Bait al-Makmur, Ka’bah Penduduk Langit

By. Siti Rahmawati - 12 Jul 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com-Sebagaimana umat Islam menunaikan haji dengan mengunjungi ka’bah, para malaikat juga memiliki ka’bah yang berada di langit ketujuh. Allah menamakan ka'bah tersebut dengan Baitul Makmur dalam Alquran.

 

Di antara sebagian kuasa Allah yang diperlihatkan kepadanya adalah Baitul Ma’mur. Dalam Al-Quran, tepatnya dalam surat ath-Thur, Baitul Ma’mur disebutkan, bahkan menjadi sumpah Allah. 

 

وَالْبَيْتِ الْمَعْمُورِ، وَالسَّقْفِ الْمَرْفُوعِ ، وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ

 

“Demi Baitul Makmur, dan demi atap (langit) yang ditinggikan,”

(QS. ath-Thur [52]: 4-5).  

 

Penggunaan Baitul Ma’mur sebagai sumpah ini tentu menyimpan hikmah dan rahasia yang mendalam di belakangnya.  Lantas seperti apa keistimewaan Baitul Ma’mur yang merupakan salah satu kekuasaan Allah yang ditunjukkan kepada Rasulullah saw saat perjalanan isra’ miraj?        

 

Baca juga : 

 

Mengutip dari laman Nu Online keistimewaan Baitul Ma’mur sendiri tampak pada salah satu hadits Rasulullah saw mengenai kisah perjalanan mi’rajnya. 

 

فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ،

 

“Kemudian diangkatlah kepadaku Baitul Ma’mur. Lantas, aku bertanya pada Jibril. Ia menjawab, ‘Ini Baitul Ma’mur di mana setiap hari 70 ribu malaikat shalat di dalamnya. Ketika mereka keluar darinya, tidak pernah kembali lagi kepadanya hingga akhir hari mereka (Kiamat)”

(HR Al-Bukhari). 

 

Dalam karya tafsir-nya, Ibnu Katsir menjelaskan, para malaikat beribadah di dalam Baitul Ma’mur. Mereka menunaikan thawaf di sana, sebagaimana para penduduk bumi menunaikan thawaf di Ka’bah mereka. 

 

Posisi Baitul Ma’mur sendiri berada di langit ketujuh, tepat berada di bawah Arasy, dan sejajar dengan posisi Ka’bah di bumi. Sehingga, seandainya ada sebuah batu dari Baitul Ma’mur yang jatuh, maka ia akan jatuh di atas Ka’bah. Kehormatannya di langit seperti kehormatan Ka’bah di bumi. 

 

Kendati demikian, kita tidak boleh menafikan ragam pendapat mengenai Baitul Ma’mur. Setidaknya ada empat pendapat yang disebutkan oleh al-Mawardi. Pendapat pertama, Baitul Ma’mur seperti yang dikemukakan di atas, yakni satu bangunan yang menjadi Ka’bahnya para malaikat.

 

Setiap hari ada 70 ribu malaikat yang thawaf dan beribadah di sana. Kehormatannya di langit sama seperti kehormatan Ka’bah di bumi. Pendapat ini diriwayatkan Qatadah dari Anas bin Malik sebagaimana yang juga dikemukakan oleh Ali dan Ibnu Abbas.    

 

Baca juga :

 

Pendapat kedua dikemukakan oleh as-Saddi. Ia sebuah bangunan yang berada di atas enam langit, di bawah langit ketujuh yang disebut dengan adh-Dharah. Setiap hari ada 70 ribu malaikat yang shalat di sana. Setelah usai shalat, mereka tak kembali lagi selamanya. Posisinya tepat berhadapan dengan Baitul Atiq

 

Pendapat ketiga dikemukakan oleh ar-Rabi’ bin Anas. Baitul-Ma’mur berada di bumi tepatnya di posisi Ka’bah pada zaman Adam. Sampai pada zaman Nabi Nuh as, umatnya diperintah untuk berhaji ke sana, namun mereka enggan dan membangkang. Ketika air mulai naik, Baitul Ma’mur diangkat ke langit dunia, kemudian Allah mempersiapkan Ka’bah di tempat yang ada sekarang, sebagaimana firman Allah, “(Ingatlah) ketika Kami menempatkan Ibrahim di tempat Baitullah,” (QS. al-Hajj [22]: 26). 

  

Ada pula ulama yang beralasan lain mengapa Baitul Ma’mur sejajar dengan Ka’bah yang ada di bumi. Alasannya, setelah menciptakan dan menempatkan Baitul Ma’mur di bawah Arasy, Allah memerintah malaikat untuk berthawaf di sana. Kemudian Allah juga memerintah para malaikat penduduk bumi untuk membangun sebuah bangunan di bumi seperti Baitul Ma’mur. Mereka pun membangunnya dan menamainya dengan adh-Dharah.

 

Konon, malaikat bumi membangunnya dua ribu tahun sebelum penciptaan Adam. Selanjutnya, Allah juga memerintahkan siapa pun yang ada di bumi untuk berthawaf di sana, seperti thawafnya para penduduk langit di Baitul Ma’mur.

(Lihat: Tafsir al-Baghawi, Terbitan Darut-Thayyibah, 1997, juz I/471)

 

Baca juga :

 

Waallahu A'alam Bisshowab

 

Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com

 

 









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp