Haji Singapura : Korban Pemerasan dan Penipuan Herklots

By. Siti Rahmawati - 17 Jul 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com-Pengangkutan jemaah haji dengan kapal mulanya semua berjalan lancar. Tapi seiring membludaknya jemaah haji, kapal-kapal pemerintah Hindia Belanda tak mampu lagi mengangkut jemaah. Keputusan selanjutnya adalah melibatkan pihak swasta.

 

Namun keterlibatan itu justru menimbulkan masalah baru. Dibuka lebarnya pintu bagi pihak swasta untuk ikut terlibat menangani perjalanan haji menimbulkan akibat buruk.

 

Sumber gambar : Voi.id

 

Pihak-pihak swasta itu mengambil kesempatan mengeruk keuntungan berlebih-lebih, melebihi niat ibadah para jemaah. Orientasi ekonomi berlebihan itu berakibat sengkarut dalam pemberangkatan haji oleh swasta. Calo-calo mulai bermunculan. Mereka adalah orang-orang yang ditugaskan mencari calon jemaah haji sebanyak-banyaknya.

 

Jika target tercapai, para calo itu akan mendapat imbalan dari pihak swasta, yakni berangkat ke Jeddah secara gratis. Di atas kapal, kegiatan calo ini tak berhenti. Mereka menjadi calo untuk penginapan jemaah di Tanah Suci. Tentu saja mereka meminta uang tambahan dari para jemaah. Bagi jemaah yang kaya raya, persoalan ini mudah saja. Namun tidak begitu bagi jemaah dengan uang pas-pasan.

 

Baca juga : 

 

Untuk memenuhi pembayaran, para calo biasa membujuk jemaah pas-pasan untuk menjual barang berharga dengan nominal sangat kecil. Bahkan banyak jemaah yang diperas habis hartanya hingga tak bisa melanjutkan ibadah haji di Makkah. Uang-uang jemaah itu kerap kali hanya cukup sampai perjalanan ke Singapura. Korban penipuan semacam itu disebut dengan istilah "Haji Singapura."

 

Selain pemerasan, agen keberangkatan haji swasta juga terlibat banyak penyelewengan. Salah satu kebobrokan yang paling disoroti pemerintah kolonial adalah yang dilakukan agen biro perjalanan haji, Herklots dan Firma Alsegoff.

 

Pemerasan dan Penipuan Herklots

Berdirinya agen biro perjalanan haji, Herklots dirintis oleh Y.G.M Herklots. Ia adalah seorang Indo-Eropa yang lahir di Jawa. Herklots menjalankan bisnisnya dengan mencater kapal api. Sepak terjang Herklots berawal saat dirinya bertolak ke Jeddah pada 27 Februari 1893. Kala itu ia bertolak ke Jeddah dengan mengatasnamakan Firma Knowles & Co di Batavia.

 

Dalam menjalankan bisnis liciknya, ia dibantu oleh saudaranya, W.H. Herklots. Sesampainya di Jeddah, Herklots bersaudara membuat biro haji sendiri. Setelah mendapat izin dari pemerintah setempat, legalitas yang telah dikantongi tersebut semakin memuluskan jalan Herklots bersaudara untuk mengeruk keuntungan lewat ritual suci ibadah haji. Caranya dengan meminta uang tambahan kepada jemaah di luar biaya yang telah ditetapkan.

 

Relasi bisnis Herklots semakin berkembang pula di Tanah Suci. Saat ia kesulitan dana, pengurus Kabah bernama Syeikh Abdul Karim berhasil membantunya mendapatkan pinjaman uang dari penguasa Makkah, Amir (Syarif Besar). Kepada penguasa, Herklots mengaku bernama Haji Abdul Hamid. Dengan teknik kibul itu Herklots mendapat bantuan dana 150 ribu gulden.

 

Jemaah haji yang menggunakan jasa agen Herklots harus kembali merogoh kocek yang dalam untuk naik unta saat bertolak dari Makkah menuju Jeddah. Setiap jemaah haji dikenai biaya 37 ringgit untuk bisa menaiki unta. Sampai di Jeddah tak lantas membuat jemaah bisa cepat pulang ke Hindia Belanda. Alasannya, jumlah kapal yang dicarter Herklots tak sebanding dengan banyaknya jemaah haji yang harus dilayani.

 

Dampaknya, dua ribu jemaah haji terkatung-katung dengan waktu lama di Jeddah sambil menunggu kapal carteran Herklots selanjutnya tiba. Pulang ke Tanah Air pun belum tentu menyenangkan. Agen Herklots menyewa Kapal Samoa untuk memulangkan jemaah. Memang, kapal ini cukup besar. Namun tak ada jaminan dari segi keamanan apalagi kesehatan. Apalagi jumlah penumpang yang diangkut berlebih, sehingga kapal penuh sesak --tanpa ventilasi yang memadai-- dari dek atas hingga bawah.

 

Baca juga :

 

Kacaunya pelayanan Herklots mengakibatkan banyaknya jemaah haji yang lari mengadu ke konsulat Hindia Belanda di Jeddah. Pihak konsulat merespons aduan tersebut dengan meminta otoritas Makkah menghukum Herklots bersaudara dan meminta agen biro Herklots mengembalikan uang jemaah haji yang sudah mereka rugikan.

 

Sayang, meski sederet pelanggaran nyata dilakukan Herklots, usaha menghukum mereka sia-sia. Gubernur Makkah Ahmad Ratib Pasha mengatakan perbuatan Herklots tidak melanggar aturan di wilayahnya. Hal lain juga yang membuat Agen Herklots sulit dijerat sanksi adalah karena Sang Gubernur turut mendapat keuntungan dari banyaknya jemaah haji yang dibawa Herklots ke Tanah Suci.

 

Tidak adanya titik temu membuat pemerintah Hindia Belanda melakukan penjemputan terhadap dua ribu jemaah yang tak bisa pulang. Dibantu Inggris, pemerintah Hindia Belanda menggunakan kapal lain. Mereka juga menangkap Y.G.M Herklots dan W.H. Herklots. Keduanya lalu ditahan di Konsulat Hindia Belanda di Jeddah.

 

Untuk menghukum Herklots, pemerintah Hindia Belanda meminta bantuan pemerintahan ottoman di Turki selaku pemegang kekuasaan di Makkah. Namun pihak Ottoman tak bisa menghukum juga. Mereka kembali merujuk aturan yang diterapkan di Makkah, bahwa tindakan agen Herklots tidak melanggar aturan.

 

Namun di sisi lain pihak ottoman meminta Konsulat Hindia Belanda di Jeddah tak berlama-lama menahan Herklots dan segera membawanya kembali ke Hindia Belanda. Pada 18 Agustus 1893 Herklots diberangkatkan ke Batavia. Sesampainya di Batavia pada 12 September 1893, Herklots langsung dihadapkan pada Dewan Justisi. Namun lagi-lagi hasilnya agen Herklots tidak dapat dijatuhi sanksi. Dewan Justisi beralasan tak adanya pelanggaran. Herklots divonis tidak bersalah.

 

Baca juga:

 

Waallahu A'alam Bisshowab

 

Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com

 









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp