Histori Transportasi Haji Indonesia Abad ke-16 Hingga Abad ke-19

By. Siti Rahmawati - 17 Jul 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Agama Islam telah masuk ke Indonesia sejak lebih dari 10 abad yang lalu. Disinyalir, Islam diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia melalui perdagangan.  Penduduk Nusantara yang pertama melaksanakan ibadah haji bukanlah jamaah haji, tetapi para pedagang utusan sultan dan musafir penuntut ilmu.

 

Abad ke-15 belum banyak pedagang Nusantara yang berada di pelabuhan Arab, baru pada akhir abad ke-15 banyak pedagang Arab dan Sumatera di pelabuhan Arab, seperti Aden dan Hormuz. Kemudian pada awal abad ke 16 diketahui hubungan Aceh bertambah kuat dengan Turki Utsmani ditandai dengan adanya armada perdagangan di Jeddah tahun 1556 dan 1566, sebuah sumber Venesia melaporkan, terdapat lima buah kapal dari Aceh yang berlabuh di Jeddah.

 

Meskipun dengan fasilitas transportasi yang seadanya dan jauh lebih tidak nyaman dibanding saat ini, jemaah haji pada saat itu tetap melanjutkan perjalanannya. Kebanyakan dari mereka pergi menggunakan kapal dagang, dengan memakan waktu berbulan-bulan untuk tiba di Makkah.

 

Baca juga : 

 

Pada abad ke 16 belum tersedia kapal khusus untuk mengangkut jamaah haji. Kapal yang mengangkut jamaah haji pada masa itu adalah kapal dagang milik orang Arab dan India, tetapi kebanyakan berada di Singapura. Maka calon jamaah haji lebih senang ke Singapura atau Penang sebagai tempat embarkasi yang menyediakan kapal khusus mengangkut jamaah haji. 

 

Para jamaah haji tidak terlalu mempermasalahkan dana yang minim, karenanya mereka bersedia menjadi pekerja perkebunan di Singapura dan Penang, baik sebelum ataupun sesudah melaksanakan ibadah haji. Maka dari itu perjalanan haji memakan waktu yang lama yaitu 3 sampai 4 tahun. Sedangkan pelayaran yang normal dari Nusantara ke Jeddah memakan waktu 5 sampai 6 bulan.

 

Hal ini sangat bergantung pada faktor alam, tetapi bila menumpang kapal dari pelabuhan Batavia atau pelabuhan di sekitarnya memakan waktu lebih lama tergantung waktu transit di tiap-tiap pelabuhan untuk berganti kapal karena kapal layar saudagar Arab yang menuju pelabuhan Jeddah lebih banyak tersedia di pelabuhan Singapura.

 

Abad ke-17 pelayaran di Samudra India mulai didominasi oleh kapal Niaga Eropa. Jamaah haji pada masa itu terpaksa harus berpindah kapal pada suatu pelabuhan niaga, karena tidak adanya kapal yang berangkat langsung ke Hijaz.

Pada saat itu pula Belanda mulai mengembangkan usaha dagang dengan mendirikan perusahaan dagang yang dikenal dengan Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) tahun 1626.
 

Masuk abad ke-18 pelayaran di kawasan Nusantara dan Samudra India didominasi armada niaga bangsa-bangsa Eropa. Kondisi ini disertai dengan pelarangan kapal Belanda untuk mengangkut jamaah haji sesuai dengan Besluit van 4 Agustus 1716, sehingga calon jamaah haji kadang harus berlayar menaiki kapal niaga dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain dengan sembunyi-sembunyi.

 

Baca juga :

 

Pada abad 19 kapal layar masih tetap eksis digunakan untuk pelayaran. Tahun 1825, jamaah haji Nusantara untuk pertama kalinya menggunakan kapal khusus pengangkut ibadah haji milik saudagar Arab, sejak saat itu jamaah haji Indonesia terus meningkat .

 

Mulai tahun 1858 jamaah haji nusantara yang menggunakan kapal layar beralih menggunakan kapal uap. Karenanya persaingan dagang semakin meningkat dan Belanda memutuskan untuk turut serta dalam usaha pengangkutan jamaah haji pada tahun 1872 yang bekerjasama dengan tiga perusahaan pelayaran yaitu Rotterdamasche Llyod, Mij Nederland dan Mij Oceaan yang kemudian dikenal dengan sebutan Kongsi Tiga .

 

Setelah beralih menggunakan kapal uap atau kapal api, perjalanan jamaah haji menjadi lebih singkat, hanya memakan waktu sekitar 20 sampai 25 hari untuk sampai di Jeddah. Namun, banyak jamaah haji Nusantara yang tidak berangkat langsung dari pelabuhan Nusantara ataupun Singapura. Mereka berangkat dari pelabuhan Bombay, Aden atau Suez. Mereka berangkat dengan menggunakan kapal dagang ke Bombay karena kemungkinan mereka berangkat sambil berdagang dan mereka yang berangkat ke Suez atau Aden menggunakan kapal pos. kerana kapal yang mereka tumpangi bukan kapal haji maka bisa saja terjadi keterlambatan tiba di Jeddah.

 

Baca juga:

 

Waallahu A'alam Bisshowab

 

Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp