Batemuritour.com- Perjalanan Ibadah Haji tahun 1444H/2023 telah usai. Pemulangan jemaah haji dari Arab Saudi untuk gelombang kedua telah dimulai per tanggal 19 Juli lalu.
Ada banyak hal terkait pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Antaranya adalah tagline Haji Ramah Lansia.
Seperti dikutip dari laman Kemenag, Haji Ramah Lansia 1444 H/ 2023 M ini bukan hanya kebijakan, apalagi slogan. Haji Ramah Lansia adalah kebijakan yang menjadi kenyataan, yang terwujud dalam pelayanan, pengabdian, dan sentuhan kemanusiaan. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mencetuskan kebijakannya. Para pemegang amanah di Kementerian Agama (Kemenag) menerjemahkannya ke dalam berbagai aturan, program dan kegiatan.
Lalu, Menag Yaqut yang juga akrab disapa Gus Men, bersama para pejabat dan petugas haji kompak mewujudkannya dengan sepenuh cinta dan pengabdian dalam berbagai kenyataan di lapangan. Beragam aksi nyata dilakukan dalam bentuk bimbingan dan pedoman manasik haji ramah lansia, pelayanan kesehatan yang memperlakukan lansia seperti orang tua sendiri, pendampingan aktivitas harian, mulai ibadah, makan minum, mandi dan ganti baju, membersihkan kotoran, menaikkan kursi roda dan mendorongnya, menggendong, hingga membopong naik turun kendaraan.
Baca juga :
Jemaah haji lansia diringankan ibadahnya, diperbanyak istirahatnya, diwakili dan dibadali beberapa manasiknya, diberikan akses khusus dan kesempatan pertama saat memasuki ruang-ruang publik, serta diprioritaskan kembali ke Tanah Air, lebih cepat jika seat pesawat memungkinkan.
Sejak jauh-jauh hari, kami menjadi saksi bahwa Kemenag sudah menyiapkan diri untuk Haji Ramah Lansia ini. Mereka mengkaji Fikih Taysir (Fikih yang memudahkan) melalui serangkaian mudzakarah hingga menjadi buku-buku pedoman ibadah dan manasik haji, lalu dituangkan dalam beragam infografis, flyer, dan lainnya agar mudah diakses dan dipahami. Pola rekrutmen dan bimbingan teknis petugas juga seluruhnya diarahkan untuk berperspektif ramah lansia. Bahkan, tahun ini kali pertama Kemenag menyiapkan bidang khusus untuk pelayanan lansia. Mereka ditempatkan pada semua kantor Daerah Kerja (Daker) dan sektor. Yang membanggakan dan mengharukan, di lapangan, pelayanan lansia dengan sentuhan kasih sayang dilakukan oleh semua, tak hanya petugas bidang layanan lansia.
Sebagai ilustrasi, jika pada jemaah non lansia satu petugas bisa dengan cepat mengatur 40 orang naik ke bus, pada jemaah lansia, satu petugas butuh waktu dan tenaga yang berlipat untuk membantu 10 orang lansia menaiki bus. Padahal, jumlah lansia tahun ini mencapai sekitar 30 % dari total jemaah haji Indonesia. Sementara jumlah petugas tidak mengalami peningkatan dari sisi rasio dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bisa dibayangkan betapa berlipatnya beban petugas haji tahun ini. Bersyukur sekali, pelayanan lansia ini, sekali lagi, secara sadar dan sukarela dilakukan oleh semua petugas, juga jemaah, tidak hanya dilakukan oleh petugas khusus pelayanan lansia.
Haji Ramah Lansia 1444 H/2023 M, mulai dari kebijakan hingga pelaksanaannya di lapangan, adalah bukti bakti negara kepada orang tua. Haji Ramah Lansia adalah akhlak bangsa yang berkemanusiaan dan beradab. Haji Ramah Lansia juga menunjukkan empati dan penghormatan Menteri Agama yang sekaligus Amirul Haj Indonesia pada kemanusiaan para lansia, seperti baktinya Gusmen kepada sang Ibu. Empati dan penghormatan yang sejatinya perlu ada di semua ruang hidup keluarga, bangsa, dan negara. Bahkan, terinstitusionalisasi dalam kebijakan negara dan budaya masyarakat.
Haji Ramah Lansia membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memberikan penghormatan pada kemanusiaan yang melampaui sekat kekerabatan. Haji Ramah Lansia menunjukkan akhlak bangsa Indonesia yang berjiwa sukahati melayani dan tolong menolong.
Dalam Haji Ramah Lansia, kita menyaksikan dan menjadi bagian dari karakter bangsa Indonesia yang kaya empati dan senang melayani sesama yang menyatu dalam spiritualitas pengabdian kepada Allah melalui pelayanan kepada para tamuNya. Spiritualitas ketuhanan yang terbangun dari khidmah kemanusiaan. Ibadah kepada Allah melalui bakti kepada orang tua. Sungguh, khidmah yang sempurna.
Ke depan, Haji Ramah Lansia kita harapkan menjadi spiritualitas dan komitmen yang terus terjaga dan mewujud dalam kebijakan haji Indonesia, tampak adanya dalam struktur dan SDM penyelenggaranya, hingga menjadi budaya seluruh jemaah hajinya. Dan, di Tanah Air sendiri, Ramah Lansia menjadi akhlak bangsa yang menghormati dan berbakti kepada orang tua dan setiap manusia lanjut usia, sebagai wujud kemabruran kolektif dari haji itu sendiri.
Baca juga :
Waallahu A'alam Bisshowab
Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com