Batemuritour.com- Rasulullah SAW wafat pada saat berusia 63 tahun. Kepergian sang penghulu Rasul itu meninggalkan duka bagi para sahabat dan umat Islam di Madinah. Rasulullah wafat pada hari Senin, 12 Rabi'ul Awal tahun 11 Hijriah atau 8 Juni 632 Masehi. Tepat saat berusia 63 tahun.
Di penghujung usianya, Rasulullah SAW sempat mengalami sakit dalam beberapa waktu. Bermula dari saat beliau pulang dari haji Wada' atau dua hari terakhir di bulan Safar, Rasulullah SAW jatuh sakit. Beliau mengalami demam dengan suhu tubuh yang tinggi.
Pada saat sakit yang diderita Rasulullah SAW mencapai puncaknya, beliau meminta izin pada isterinya yang lain untuk menetap di kediaman Aisyah RA. Sakitnya tersebut terus berlanjut sampai sepuluh hari.
Meskipun begitu, beliau tidak lalai dalam meninggalkan sholat. Bahkan beberapa kali datang untuk menghadiri shalat berjamaah di masjid. Kondisinya yang tidak memungkinkan, membuat Abu Bakar Ash-Shiddiq menggantikan perannya sebagai imam sholat.
Baca juga:
Menjelang wafat, Rasulullah SAW beberapa kali meninggalkan wasiat pada kaum muslimin. Salah satunya, wasiat tentang larangan menjadikan kuburan beliau sebagai berhala untuk disembah. Beliau juga mempersilakan orang-orang untuk membalas apa pun yang pernah dilakukannya, seperti hukuman cambuk dan sebagainya. Kemudian, Rasulullah SAW juga melunasi hutangnya kepada para sahabat.
Hingga pada suatu hari, Nabi Muhammad SAW kembali berniat untuk memimpin sholat subuh berjamaah di masjid. Namun, rasa sakit yang dideritanya semakin tidak tertahankan membuat beliau harus digantikan lagi oleh Abu Bakar sebagai imam sholat. Bahkan saat berangkat ke masjid, beliau dibantu perlahan-lahan oleh Ali dan Fadil bin Abbas. Seusai sholat, Nabi Muhammad SAW sempat memberi wasiat pada jamaah sholat subuh waktu itu.
Mereka mengira bahwa Rasulullah telah kembali sehat. Tanpa menyangka bahwa saat itu adalah sholat jamaah terakhir bagi Nabi Muhammad SAW. Sesampainya di rumah, beliau pun merasa ajalnya segera tiba. Kemudian, beliau memanggil keluarganya mulai dari anak cucunya hingga para istrinya.
"Rasulullah wafat sewaktu matahari sudah naik atau tepatnya saat hari telah siang. Fatimah, putri beliau, berkata sendu sambil menghampirinya,." tulis buku Biografi Rasulullah: Sebuah Studi Analitis Berdasarkan Sumber-sumber yang Otentik karya Mahdi Rizqullah Ahmad, Anis Maftukhin, dan Yessi HM. Basyaruddin.
Baca juga :
Para Sahabat Saat Rasulullah Wafat
Ketika Rasulullah wafat, Abu Bakar berada di daerah Sunh. Sesampainya di depan jenazah Rasulullah, ia membuka penutup kain jenazah dan menciumnya sembari menangis. Abu Bakar berkata,
"Demi ayah bundaku, Allah tidak akan menghimpunkan dua kematian kepada Anda. Sesungguhnya maut yang telah dipastikan atas diri Anda telah disempurnakanNya sekarang,"
Berbeda dengan Umar bin Khattab. Setelah mendengar kabar wafatnya Rasulullah, ia marah besar dan menolak percaya kabar tersebut. Hingga tidak lama kemudian, ada Abu Bakar yang menenangkan Umar, sepulangnya dari wilayah Sunh tersebut.
Kisah Nabi Muhammad saat wafatnya dirasakan bagai petir menyambar oleh para sahabat. Abu Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi dalam Sirah Nabawiyah menuliskan, saat Rasulullah wafat adalah hari yang sangat gelap, menyedihkan, dan bencana bagi kaum muslimin.
Anas dan Abu Sa'id al-Khudri mengatakan, "Pada hari Rasulullah SAW datang ke Madinah, bersinarlah segala sesuatu. Ketika Beliau wafat, semuanya menjadi gelap."
Bahkan catatan dari buku Biografi Rasulullah: Sebuah Studi Analitis Berdasarkan Sumber-sumber yang Otentik, pada saat itu, kaum Muslimin masih berada dalam kondisi kebimbangan, antara menolak atau mempercayai bahwa Rasulullah sudah wafat.
Ia menggambarkan suasana wafatnya Rasulullah SAW pada saat itu begitu suram dan mencekam bagi kaum muslimin di Madinah.
Baca juga :
Waallahu A'alam Bisshowab
Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com