Batemuirtour.com- Hai sobat batemuri!! Masyarakat di Kabupaten Cirebon memiliki tradisi unik yang terjalin erat dengan momen musim haji, yaitu tradisi Gentong Haji. Setiap tahun, saat warga sedang berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji, tradisi ini berlangsung dengan penuh makna dan keikhlasan. Gentong Haji menjadi lambang persembahan berkah dan keberkahan bagi jemaah haji dan masyarakat setempat.
Baca Juga: 5 Tradisi Sambut Bulan Muharram di Indonesia
Tradisi Gentong Haji berakar dari keyakinan masyarakat Cirebon akan pentingnya memberikan dukungan dan doa untuk keluarga atau tetangga yang berangkat menunaikan ibadah haji. Saat warga Cirebon berangkat haji, mereka meninggalkan gentong berisi air minum di depan rumah. Gentong ini mengandung makna mendalam, yakni memberikan ketenangan dan menghilangkan dahaga bagi jemaah yang berada di Tanah Suci, yang terkenal dengan suhu dan udara yang panas.
Gentong yang berbentuk bulat dengan gagang panjang memiliki simbolisme tersendiri. Gentong melambangkan kesucian dan kemurnian, sementara air zam-zam yang terkandung di dalamnya merupakan berkah dari perjalanan suci para peziarah haji. Tradisi ini tidak hanya menjadi sarana bagi keluarga yang berhaji untuk mendapatkan doa dan dukungan, tetapi juga menjadi ikatan sosial yang mempersatukan masyarakat Cirebon dalam rasa kebersamaan dan saling berbagi.
Di Desa Suranenggala Kidul, salah satu desa di Kabupaten Cirebon, tradisi Gentong Haji masih tetap dijaga dan dipraktikkan dengan penuh keikhlasan. Keluarga atau karib kerabat yang tengah berangkat haji meninggalkan gentong berisi air lengkap dengan gelasnya di depan rumah mereka. Air dalam gentong tersebut bisa diminum oleh siapa pun warga yang melintas, dan mereka berharap mendapatkan berkah dan keselamatan serta mengikuti jejak pemilik rumah yang berangkat ke Tanah Suci.
Baca Juga: Tradisi Minum Kopi dalam Islam, Begini Doa Rasulullah Saat Minum Kopi
Selain meletakkan gentong, keluarga yang berhaji juga mengadakan yasinan sebagai bentuk sedekah dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Setiap malam, yasinan diikuti oleh tetangga dan kerabat warga yang tengah berhaji, sehingga tradisi ini juga menjadi momen untuk berdoa bersama dan memohon kelancaran dan keberkahan dalam ibadah haji.
Tradisi Gentong Haji merupakan warisan budaya dan spiritual yang berharga bagi masyarakat Cirebon. Meskipun tantangan zaman modern bisa mempengaruhi pelestarian tradisi ini, masyarakat Cirebon harus berkomitmen untuk menjaga dan mempertahankannya. Tradisi ini bukan hanya mengenai aspek keagamaan semata, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai sosial, kebersamaan, dan keikhlasan.
Pelestarian tradisi Gentong Haji menjadi tanggung jawab bersama, terutama bagi generasi muda Cirebon. Melalui pendidikan dan pemahaman yang baik tentang nilai-nilai budaya dan agama, tradisi ini dapat terus hidup dan dilestarikan. Dengan begitu, setiap tahunnya, momen musim haji akan menjadi saat yang penuh kebersamaan dan berkah bagi masyarakat Cirebon, serta memberikan dukungan dan doa yang tulus bagi jemaah yang berangkat menunaikan ibadah haji.
Tradisi Gentong Haji merupakan persembahan berkah dan keberkahan yang khas dari masyarakat Cirebon setiap musim haji. Dengan meletakkan gentong berisi air di depan rumah, keluarga yang berhaji berharap agar mendapatkan doa dan dukungan dari warga setempat. Tradisi ini juga menjadi momen kebersamaan dan saling berbagi di antara masyarakat Cirebon. Pelestariannya menjadi penting guna menjaga nilai-nilai budaya dan spiritual yang kaya, sehingga generasi mendatang juga dapat merasakan keikhlasan dan keberkahan dari tradisi yang luhur ini.
Baca Juga: Kaya Budaya, Ini Dia 5 Tradisi Unik Sambut Idul Adha
Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com