batemuritour.com - Dalam kitab Al-Targhib Wa Al-Tarhib karya al-Imam Al-Hafidz Zakiyuddin Abdul Adzim telah mengumpulkan hadits-hadits Rasulullah SAW yang berkaitan dengan keutamaan dari melakukan ibadah Haji khususnya dalam pengampunan dosa sebagaimana dijelaskan pada riwayat berikut ini.
Pertama, Penghapusan dosa bagi jamaah yang tidak melakukan maksiat, Hadist ini diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim serta beberapa murawi handal lainnya seperti Nasai, Tirmidzi dan Ibnu Majah. Dalam riwayat yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW bersabda “Siapa saja yang berhaji, lalu tidak berkata keji dan tidak berbuat dosa niscaya ia pulang (suci) seperti hari dilahirkan oleh ibunya”.
Baca juga: 3 Tips Awal Siapkan Dana Untuk Umroh
Hadist ini sejatinya memperjelas al-Quran surat Baqarah 197 yang menjelaskan beberapa larang dalam haji yaitu bersetubuh, berbuat maksiat dan bertengkar. Dalam hadist tersebut dijelaskan bahwa selama prosesi haji berlangsung keutaman yang dijanjikan Allah apabila seorang jamaah haji terhindar dari perbuatan-perbuatan tersebut yaitu disucikan dosa-dosanya sebagaimana saat ia baru dilahirkan ibunya.
Kedua, adalah sebagai catatan pahala dan penghapusan dosa sebagaimana dijelaskan dalam hadist riwayat Al Baihaqi yang disampaikan Ibnu Umar r.a bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda “tidaklah unta yang dikendarai jamaah haji menaikkan kaki belakang dan menurunkan kaki depannya melainkan Allah mencatatnya sebagai kebaikan, sebagai penghapusan dosa, atau sebagai pengangkatan satu derajat baginya”. Hadist ini menjelaskan bahwa keutaman haji tidak hanya teruntuk jamaah haji saja melainkan juga bagi seluruh fasilitas yang mengantarkan seseorang melakukan perjalanan ibadah haji berupa catatan kebaikan dan penghapusan dosa.
Baca juga: Makna Istitha’ah dalam Haji & Umroh
Ketiga, terbukanya penghapusan dosa, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu Hibban. Dalam hadist tersebut Abu Hurarirah r.a menyampaikan dari Nabi Muhammad SAW “Jamaah haji dan umrah adalah tamu Allah. Jika mereka berdoa, Allah memenuhi permintaan mereka dan jika mereka meminta ampun kepada-Nya, niscaya Allah mengampuni mereka”. Hadist ini secara spesifik ditujukan kepada para jamaah haji untuk tidak pernah putus dalam melantunkan doa serta mohon pengampunan Allah SWT. Karena bagi Allah, jamaah haji adalah tamu yang memiliki prioritas khusus untuk dikabulkan doa-doanya.
Baca juga: Beberapa Halangan yang Berpotensi Menghambat Pelaksanaan Ibadah Haji