Batemuritour.com- Umat muslim diajarkan untuk memuliakan tamu. Ketika mengundang keluarga atau kerabat maka wajib hukumnya untuk menjamu dengan makanan yang baik dan jumlahnya cukup.
Rasulullah SAW mengajarkan untuk memuliakan tamu. Salah satu caranya yakni dengan menyediakan jamuan makanan yang layak. Menjamu tamu dengan baik juga merupakan sunnah Rasulullah SAW.
"Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya."
(HR. Bukhari)
Ada beberapa adab memuliakan tamu yang diajarkan dalam ajaran Islam. Beberapa diantaranya yakni menyambut tamu dengan suka cita, menghidangkan makanan yang baik, serta tidak memilih-milih tamu undangan. Berikut beberapa adab menjamu tamu dalam ajaran Islam:
Baca juga :
1. Jangan hanya mengundang orang kaya
Salah satu tujuan dari mengundang tamu adalah untuk mempererat silaturahmi serta tali persaudaraan. Untuk itu, Rasulullah SAW melarang umatnya untuk memilih-milih saat hendak mengundang tamu.
Bagaimanapun kondisi ekonomi kerabat, sebaiknya tidak menjadi patokan atau kriteria tamu undangan. Misalnya hanya mengundang orang kaya dan mengabaikan orang fakir.
Rasulullah SAW bahkan pernah mengatakan bahwa makanan jamuan yang paling buruk adalah makanan yang hanya dinikmati oleh orang kaya saja tanpa orang-orang fakir.
"Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan."
(HR. Bukhari Muslim)
2. Menjamu tamu dengan niat baik
Segala hal yang dilakukan akan kembali lagi kepada niatnya. Jika hendak mengundang tamu, luruskan niat untuk kegiatan baik. Misalnya mengundang tamu dengan niat menjalankan Sunnah Rasulullah SAW.
Baca juga :
Mengundang tamu juga bisa diniatkan sebagai ajang untuk berbagi kebahagiaan. Jangan sampai undangan jamuan makan yang dibuat dilakukan dengan niat berbangga diri atau berfoya - foya.
3. Menyajikan makanan sesuai kemampuan
Memang Rasulullah SAW menganjurkan untuk menghidangkan makanan yang baik untuk tamu, namun tetap harus disesuaikan dengan kemampuan. Jangan sampai memaksakan diri agar terlihat mewah, dan jangan pula membuat diri sendiri repot.
Hal ini pernah dibahas dalam sebuah hadits dari Anas ra. ia menuturkan," Pada suatu ketika kami berada di sisi Umar, maka ia berkata "Kami dilarang memaksa diri (membuat diri sendiri repot)"
(HR. Bukhari)
Baca juga :
Waallahu A'alam Bisshowab
Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com