Batasan Sikap Tasamuh dalam Islam

By. Siti Rahmawati - 08 Aug 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com-Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian, kerukunan, dan toleransi antara umat manusia. Salah satu konsep penting dalam Islam yang berhubungan dengan sikap toleransi adalah "tasamuh". Dalam artikel ini, kita akan membahas batasan sikap tasamuh dalam Islam.

 

Dalam konteks Islam, arti tasamuh merujuk pada sikap saling menghormati, menghargai perbedaan, dan hidup berdampingan dengan damai meskipun memiliki keyakinan, budaya, atau pandangan yang berbeda. 

 

Tasamuh tidak hanya berlaku dalam hubungan antar-umat Islam, tetapi juga mencakup hubungan dengan non-Muslim. Tasamuh dalam Islam didasarkan pada prinsip-prinsip Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah beberapa dalil yang mendukung konsep tasamuh:

 

"يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ"

 

Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu." 

(Q.SAl-Hujurat :13)

 

Baca juga :

 

Ayat ini menekankan pentingnya saling mengenal dan menghormati satu sama lain sebagai makhluk Allah, tanpa memandang suku, ras, atau kebangsaan. Keutamaan seseorang ditentukan oleh ketakwaannya kepada Allah, bukan asal usul atau etnisnya.

 

Batasan Bersikap Tasamuh

Melansir dari laman Kumparan.com. Menurut Dr. Rosidin, M. Pd. I, dalam buku Inspirasi Kultum dan Khutbah, ada sejumlah batasan toleransi dalam Islam. Batasan itu dibagi menjadi dua kategori, yakni batas toleransi di bidang ibadah dan bidang muamalah.

 

Batasan-batasan ini harus selalu dijaga agar umat Muslim agar tetap berada di jalan yang lurus atau kebenaran. Berikut batasan-batasan toleransi di beberapa bidang kehidupan yang bisa dijadikan panduan:

 

1. Batas toleransi di bidang akidah

Rasulullah SAW pernah diajak ‘bertukar ibadah’ oleh kaum Quraisy. Mereka menawarkan diri bertukar ibadah secara bergiliran.

 

Artinya, hari ini mereka mengikuti ibadah umat Muslim dan esok hari umat Muslim harus mengikuti ibadah kaum kafir. Namun, tawaran tersebut ditolak dengan turunnya surat Al-Kafirun ayat 6 yang berbunyi:

 

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ

 

Artinya: Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku.

 

Baca juga : 

 

Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam Islam tidak ada toleransi dalam hal akidah. Contohnya, saat mengikuti doa bersama antar umat beragama, maka umat Islam harus membaca doa sendiri dan tak boleh ikut mengamini doa agama lain di luar Islam.

 

2. Batas toleransi di bidang fikih

Salah satu contoh sederhana penerapan toleransi di bidang fikih adalah adanya perbedaan awalan bacaan Al-Fatihah dalam sholat pada mazhab Syafi’i dan Maliki. Menurut mazhab Syafi’i bacaan diawali dengan basmalah, sementara untuk Maliki adalah hamdalah.

 

Keduanya sama-sama memiliki landasan dalil yang shahih. Sehingga, sudah sepatutnya kedua mazhab tersebut saling dihormati, bukannya malah dicari mana yang salah atau benar.

 

Begitu juga dengan pembacaan qunut dalam sholat Subuh. Umat Islam diberikan kebebasan untuk memilih, melaksanakannya dengan bacaan qunut atau tidak. Artinya, umat Islam diberikan kebebasan untuk memilih asalkan pilihan tersebut bukan perbuatan dosa.

 

3. Batas toleransi di bidang akhlak

Sudah sewajarnya bagi seorang Muslim yang melihat suatu kemunkaran dalam syariat Islam untuk segera melakukan nahi munkar atau mencegahnya. Sebagaimana disampaikan dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudriy berikut ini.

 

Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa diantara kamu melihat kemunkaran, hendaklah ia mencegah kemunkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan, jika tidak mampu juga, hendaklah mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemahnya iman."

(HR. Muslim)
 

Dengan kata lain, apabila umat Muslim melihat kemunkaran, maka tak boleh ada toleransi dalam dirinya. Lakukanlah nahi munkar, sesuai dengan kemampuan diri masing-masing.

 

Baca juga : 

 

Waallahu A'alam Bisshowab

 

Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com

 









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp