batemuritour.com- Hai sobat batemuri!! Merapatkan shaf atau barisan saat melaksanakan shalat berjamaah telah menjadi perbincangan di kalangan ulama Islam. Terdapat perbedaan pandangan mengenai hukum merapatkan shaf ini. Beberapa ulama berpendapat bahwa tindakan ini wajib, sementara yang lain berpendapat bahwa merapatkan shaf adalah sunnah atau dianjurkan. Dalam artikel ini, kami akan mengupas lebih lanjut tentang hukum merapatkan shaf dalam shalat berjamaah, serta merujuk pada pandangan beberapa ulama terkemuka. Berikut adalah beberapa pandangan ulama tentang merapatkan shaf saat sholat yang dirangkum dari berbagai sumber:

Baca Juga: Pandangan Ulama Tentang Pejamkan Mata Saat Sholat, Bagaimana Hukumnya?

Pandangan Imam Ibnu Hajar Asy-Syafi’i tentang Hukum Merapatkan Shaf

Salah satu pandangan yang menganggap merapatkan shaf sebagai tindakan wajib dalam shalat berjamaah berasal dari Imam Ibnu Hajar Asy-Syafi’i. Beliau berpendapat bahwa ada perintah yang jelas dalam banyak hadis untuk menutup celah di dalam shaf dan mengisi ruang kosong di dalamnya. Imam Ibnu Hajar merujuk pada hadis yang menyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, "Luruskanlah shaf-shaf kalian, sejajarkanlah antara pundak dengan pundak, tutup celah-celah dan jangan biarkan celah bagi syaithan (untuk masuk ke dalam shaf)." Imam Ibnu Hajar menyimpulkan bahwa merapatkan shaf hukumnya adalah wajib dan dilarang untuk mengabaikannya.

Pandangan Imam An-Nawawi tentang Hukum Merapatkan Shaf

Namun, terdapat ulama yang berpendapat bahwa merapatkan shaf adalah sunnah atau dianjurkan. Salah satunya adalah Imam An-Nawawi. Beliau berpendapat bahwa setiap makmum dalam shalat berjamaah sebaiknya memerintahkan merapatkan shaf sebelum takbir. Tindakan ini dianggap sebagai amar ma’ruf nahi munkar (memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran) serta bentuk tolong-menolong dalam kebaikan. Imam An-Nawawi juga menjelaskan bahwa merapatkan shaf adalah dengan menyempurnakannya mulai dari barisan pertama, menutup celah-celah, dan mensejajarkan barisan makmum sehingga tidak ada yang terlalu maju di depan dari yang lainnya.

Baca Juga: Hukum Mengkampanyekan Childfree Sebagai Ideologi

Mayoritas Ulama dan Hukum Merapatkan Shaf

Mayoritas ulama cenderung berpendapat bahwa hukum merapatkan shaf dalam shalat berjamaah adalah sunnah. Namun, perlu ditekankan bahwa dalam hadis-hadis tertentu terdapat ancaman yang mengindikasikan hukum wajib, karena hukum asal dalam perintah adalah wajib. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bahkan pernah memberi peringatan bahwa syaithan dapat masuk ke dalam celah-celah di antara shaf-shaf para makmum dan mengganggu konsentrasi shalat mereka. Oleh karena itu, sebagian ulama mendukung pandangan bahwa merapatkan dan meluruskan shaf hukumnya wajib, dan meninggalkan tindakan ini dapat dianggap berdosa.

Meskipun terdapat perbedaan pandangan, merapatkan shaf dalam shalat berjamaah merupakan bentuk amal kebaikan yang dianjurkan dalam Islam. Walaupun mayoritas ulama berpendapat bahwa tindakan ini bersifat sunnah, ancaman terhadap mereka yang tidak meluruskan shaf dalam hadis menunjukkan potensi hukum wajib. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memerhatikan dan melaksanakan tindakan merapatkan shaf dalam rangka menciptakan keteraturan dan kesatuan dalam ibadah shalat berjamaah. Tetaplah mengikuti pedoman agama yang bersumber dari al-Qur'an dan sunnah, serta mengambil manfaat dari pandangan para ulama untuk memperkaya pemahaman kita tentang hukum Islam. Semoga informasi ini bermanfaat bagi setiap muslim yang ingin mendalami praktik ibadah dalam Islam.

Baca Juga: Bolehkah Baca Bacaan Sholat dalam Hati? Ini Dia Hukumnya!!

Wallahu A'lam Bisshowab

Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com