Kedudukan Dan Fungsi Hakikat dalam Tasawuf

By. Siti Rahmawati - 11 Aug 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com-Hakikat berarti kebenaran atau kenyataan yang sebenarnya, seakar dengan kata al- Haqq, "reality", absolut adalah kebenaran esoteris yang merupakan batas-batas dari transendensi dan teologis.

 

Dalam kepustakaan sufi, hakikat berarti persepsi atas realitas menurut pengetahuan mistik. Hakikat juga dapat diartikan sebagai kebenaran yaitu makna terdalam dari praktik dan petunjuk yang ada pada syari’at dan ṭarekat. Syariat ibarat ilmu tentang obat. Ṭarekat adalah pengobatan, dan hakikat adalah kesehatan.

 

Dalam pengertian seperti ini, hakikat merupakan tahap ketiga dalam ilmu tasawuf, yakni: syari'at (hukum yang mengatur), ṭarekat (suatu jalan atau cara); sebagai suatu tahapan dalam perjalanan spiritual menuju Allah al-haqq, hakikat (kebenaran yang esensial), dan ma'rifat (mengenal Allah dengan sebenar-benarnya, baik asma, sifat, maupun af'al-Nya). Allah Swt. berfirman:

 

 فَسَبِّحْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلْعَظِيمِ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ حَقُّ ٱلْيَقِينِ

 

Artinya: Sesungguhnya (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar.

(QS. Al-Waqiah [56]: 95-96)

 

Baca juga :

 

Syaikh Athaillah as-Sakandary menyampaikan bahwa amal perbuatan terdiri atas tiga bagian, yaitu amal syari’at, amal ṭarekat, dan amal hakikat. Syari’at untuk memperbaiki zawahir atau zawarih (anggota badan), ṭarekat untuk memperbaiki dhamir (hati); dan hakikat untuk memperbaiki sarair (ruh). Memperbaiki zahir (anggota badan) dengan tiga perkara pula yaitu: ikhlas , sidiq (jujur), dan tuma’ninah (ketenangan).

 

Memperbaiki ruh juga dengan tiga cara, yaitu: Muraqabah (waspada/merasa, diawasi/seolah-olah melihat Allah Swt.), musyāhadah (menyaksikan asma, sifat, dan af’al-Nya), dan, ma’rifat (mengenal Allah Swt.) Atau dengan pengertian lain, bahwa memperbaiki ẓahir (anggota badan) yaitu dengan menjauhi larangan Allah Swt. dan mengikuti perintah-Nya, memperbaiki hati yaitu dengan menjauhi sifat-sifat tercela dan menghiasinya dengan sifat-sifat utama, dan memperbaiki ruh dengan menghinakannya dan menundukkannya sehingga menjadi terdidik adab, tawadhu, dan berbudi.

 

Ahli syari’at ialah orang yang melaksanakan amal ibadah untuk mencari imbalan/upah (li talabi al-ujur). Ahli tarekat masih dalam perjalanan antara syari’at dan hakikat. Sedangkan ahli hakikat ialah orang-orang yang melaksanakan ibadah semata mata karena mengikuti perintah-Nya (ikhlas), disertai dengan rasa khauf (takut/gentar), raja (harap), dan mahabbah (cinta).

 

Syari’at mengandung segala ilmu yang disyari’atkan, sedangkan hakikat mengandung segala ilmu yang tersembunyi, dan seluruh maqām (kedudukan di sisi Allah Swt.) bertingkat-tingkat di dalam keduanya. Syari’at itu pohon dan hakikat itu buahnya.

 

Ahli syariat akan batal shalatnya dengan bacaan yang buruk, sedangkan ahli hakikat akan batal shalatnya dengan akhlak yang buruk. Karena sesungguhnya pemilik akhlak buruk itu berada pada hijab (terhalang) dari menyaksikan keagungan Allah Swt. di dalam shalat. Dan orang yang hatinya terhijab maka ia tidak shalat, karena sesungguhnya shalat adalah sebuah hubungan dengan Allah Swt.

 

Baca juga : 

 

Waallahu A'alam Bisshowab

 

Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com

 









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp