batemuritour.com- Hai sobat batemuri!! Dalam ajaran Islam, terdapat dua istilah penting yang seringkali disalahpahami atau digunakan secara bergantian yaitu "mahram" dan "muhrim". Kedua istilah ini memiliki perbedaan signifikan dalam pandangan agama Islam. Mari kita bahas perbedaan antara keduanya untuk memahami konsep ini secara lebih baik.
Baca Juga: Pakai Parfum saat Ihram? Ini adalah Hal-hal yang Tidak Boleh dilakukan saat Berihram
1. Muhrim
Istilah "muhrim" umumnya dikenal dalam konteks pelaksanaan ibadah haji atau umrah, yang merupakan salah satu dari lima pilar Islam. Muhrim mengacu pada seseorang yang telah memasuki tahap Ihram, tahapan awal dalam menjalankan haji atau umrah. Selama dalam keadaan Ihram, seseorang memiliki kewajiban-kewajiban tertentu, seperti mengenakan pakaian Ihram khusus dan menjalani aturan-aturan khusus yang ditetapkan dalam ibadah tersebut.
2. Mahram
Sementara istilah "mahram" lebih sering muncul dalam konteks pernikahan dan masalah-masalah yang berkaitan dengan hubungan antara individu dalam Islam. Mahram adalah orang yang memiliki hubungan atau status khusus dalam agama Islam, yang membuat mereka memiliki batasan-batasan tertentu dalam interaksi dengan anggota lawan jenis.
Mahram terbagi menjadi tiga macam:
a. Mahram Sebab Nasab (Keturunan)
Mahram mencakup hubungan keluarga, seperti ibu, nenek, anak perempuan, cucu, saudara perempuan, anak saudara laki-laki, anak saudara perempuan, bibi (dari ayah), dan bibi (dari ibu). Namun, perlu diingat bahwa hubungan mahram berdasarkan nasab ini memiliki batasan. Misalnya, anak bibi (sepupu) mulai dari anak bibi (sepupu) ke bawah tidak lagi dianggap mahram dalam konteks pernikahan.
Baca Juga: Kewajiban Istri Kepada Suami Menurut Islam: Cinta, Kerjasama, dan Penghormatan
b. Mahram Sebab Susuan (Saudara Susuan)
Mahram sebab susuan adalah orang-orang yang menjadi mahram melalui hubungan susuan. Mereka memiliki status mahram yang sama dengan mahram sebab nasab. Ini berarti perempuan yang menyusui seseorang dianggap seperti hubungan darah dan memiliki batasan dalam pernikahan yang sama dengan mahram sebab nasab.
c. Mahram Sebab Nikah
Mahram ini termasuk mertua, anak tiri (jika ayah tiri sudah berhubungan badan dengan istri), ibu tiri, menantu, dan saudara perempuan istri. Hubungan ini juga menghasilkan status mahram yang permanen, kecuali dalam kasus tertentu, seperti jika istri meninggal atau bercerai, saudara perempuan istri dapat dinikahi.
Pengecualian dari Status Mahram
Adapun pengecualian dari status mahram adalah situasi di mana seseorang yang pada dasarnya dianggap mahram tidak lagi dianggap sebagai mahram dalam konteks pernikahan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah anak angkat, anak perempuan dari bapak tiri/ibunya bapak tiri, anak perempuan dari ibu tiri/ibunya ibu tiri, anak perempuan menantu perempuan/ibunya menantu perempuan, anak perempuan menantu laki-laki/ibunya menantu laki-laki, istri dari anak tiri, dan istri dari ayah tiri.
Jadi, meskipun istilah "muhrim" dan "mahram" mungkin terdengar serupa, namun mereka memiliki makna yang berbeda dalam Islam. Muhrim adalah seseorang yang sedang menjalankan ibadah haji atau umrah dalam keadaan Ihram, sedangkan mahram adalah seseorang yang memiliki hubungan khusus atau status dalam Islam yang mengatur interaksi dengan anggota lawan jenis. Penting bagi umat Islam untuk memahami perbedaan ini agar dapat menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agama mereka dengan benar.
Baca Juga: Ini Dia Hukum Tidak Menikah dalam Islam
Waallahu A'alam Bisshowab
Sekian pembahasan Batemuritour kali ini, bagi kalian yang ingin bertanya ataupun berkomentar terkait konten-konten Islami silahkan hubungi email kami di umrah.batemuri@gmail.com atau terus cek artikel kami di www.batemuritour.com