batemuritour.com - Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya pesantren, sebuah lembaga pendidikan Islam yang menjadi ciri khas bangsa ini. Pesantren bukan hanya tempat untuk memperdalam ajaran agama, tetapi juga menjadi tempat di mana karakter, akhlak, dan budaya Islam ditanamkan pada santri.

Salah satu tokoh yang mencoba mengubah paradigma pesantren tradisional menjadi pusat pembinaan karakter dan wirausaha adalah Sabiq Kamalul Haq, yang lebih dikenal sebagai Gus Sabiq, pengasuh Pondok Pesantren Al Firdausy di wilayah Tugu Kota Semarang.

Baca juga: Qardhul Hasan: Solusi Sistem Zakat Produktif

Gus Sabiq adalah sosok yang memadukan dua peran penting dalam kehidupannya. Selain sebagai seorang pengasuh pesantren, beliau juga aktif berwirausaha di berbagai bidang, termasuk kuliner, teknologi informasi, dan edukasi. Kombinasi ini memberikan peluang bagi para santri di Pondok Pesantren Al Firdausy untuk mendapatkan pendidikan agama yang kuat sambil memahami pentingnya kemampuan berwirausaha di era modern.

Gus Sabiq juga memegang posisi sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Pesantren (HPMI Pesantren) di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Sebagai ketua organisasi ini, beliau memiliki peran besar dalam memfasilitasi dan memotivasi para santri untuk menjadi wirausahawan yang sukses.

Salah satu inovasi besar yang dibawa oleh Gus Sabiq adalah gerakan pesantren berwirausaha. Beliau yakin bahwa pesantren harus mandiri secara ekonomi, dan alumni pesantren harus mampu bersaing bukan hanya dalam bidang dakwah, tetapi juga dalam dunia usaha.

Gus Sabiq mengambil inspirasi dari sejarah Islam di Tanah Jawa, di mana Nabi Muhammad SAW dan para pendakwah menggunakan jalur perdagangan sebagai perantara dakwah mereka. Dalam konteks ini, Gus Sabiq mendorong santri untuk belajar berdagang dan berwirausaha dengan etika Islam yang baik.

Fokus pada Pelatihan dan Pendampingan

Untuk mencapai visinya, Gus Sabiq berfokus pada program-program yang memberikan pelatihan dan pendampingan usaha kepada alumni pesantren di Jawa Tengah. Ini termasuk pelatihan manajemen usaha, pemasaran, dan teknologi informasi, sehingga para santri siap untuk menghadapi tantangan dunia wirausaha.

Baca juga: Literasi Wakaf: Menggali Potensi Ekonomi Islam yang Menjanjikan

Gus Sabiq juga membuka akses permodalan bagi lembaga pendidikan dan pondok pesantren yang membutuhkan pendanaan tambahan. Melalui kemitraannya dengan Muslim Trade Center (MTC) Jawa Tengah, ia membantu pesantren dalam mendapatkan sumber dana yang diperlukan untuk mengembangkan usaha dan proyek mereka.

Dengan segala usahanya, Gus Sabiq telah memainkan peran penting dalam mengubah wajah pesantren di Indonesia, menjadikannya tempat yang tidak hanya menghasilkan ulama dan dai yang berkualitas, tetapi juga wirausahawan yang berakhlaq dan beradab.