Batemuritour.com-Kita sering kali mendapatkan banyak nikmat dari Allah SWT, entah melalui pekerjaan yang baik, relasi yang baik, hingga jabatan yang baik pula. Namun kadang kita selalu melupakan nikmat tersebut hanyalah kenikmatan sesaat yang bisa suat saat diambil paksa oleh pemilik nikmat tersebut, yaitu Allah SWT. Di sini kita adajari bagaimana untuk selalu merendah diri dan untuk tidak merasa paling beruntung karena mendapatkan itu semua.
Baca juga: Senyum Juga Ada Pahalanya Lho!!!
Maka ada pesan menarik bagi kita semua dari Imam Ibnu Athaillah, beliau ulama terkenal pengarang kitab al-Hikam. Ia juga seorang tokoh mursyid beraliran Syadziliah. Ia mempunyai nama lengkap Taj al-Din Abu'l Fadl Ahmad ibn Muhammad ibn 'Abd al-Karim ibn Atha 'illah al-Iskandari al-Syadzili. Ia lahir pada tahun 1250-1309 M di tanah Mesir, tepatnya di Iskandariah. Nama as-Sakandari dinisbatkan ke nama tempat dimana ia lahir.
Dalam kitabnya, al-Hikam. Beliau menulis nasehat-nasehat yang sangat bijak dalam kitabnya tersebut. salah satu yang saya ambil adalah perintah untuk selalu rendah hati dalam keadaan apapun. Entah dalam hal kenaikan jabatan pada pekerjaan, lalu keadaan dalam diberi rezeki yang banyak, ataukah menjadi sosok yang terkenal sehingga bisa dikenal banyak orang. Terkadang kita lupa cara bersyukur dalam menyikapi hal-hal tersebut, sehingga kita merasa congkak.
Maka dalam hal tersebut, imam Ibnu Athaillah mengecam tindakan tersebut dengan berkata melalui kitab yang dibuatnya. Menurutnya :
إِدْفَنْ وُجُوْدُكَ فِي أَرْضِ الْخُمُوْلِ فَمَا نَبَتَ مِمَّا لَمْ يُدْفَنْ لَا يَتِمُّ نَتَاجُهُ
“Tanamlah wujudmu di tanah kerendahan. Sesuatu yang tumbuh dengan tanpa ditanam hasilnya tidak akan pernah sempurna”
Adapun yang dimaksud oleh Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari tersebut yakni ketika kita telah mendapatkan segala yang kita inginkan, rendahkanlah diri kita dengan serendah-rendahnya. Jadilah layaknya orang biasa yang sangat hina dihadapan-Nya.
Baca juga: Sedekah Mudah Menurut KH. Dr. Fadlolan Musyaffa’ , LC., MA
Sehingga kita ditempatkan Bersama orang-orang yang bersyukur. Bukan malah menjadi diri yang menyombongkan dengan berbagai pencapaian yang sudah didapatkan. Dengan hal ini, tentu Allah akan murka dengan apa yang sudah dilakukan sebagai seorang hamba ketika di bumi. Selaras denga napa yang sudah Allah firmankan kepada kita.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.
Dari siniliah, kita dituntut untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT di saat kita mendapatkan kenikmatan yang kita dapatkan. Justru kita dilarang untuk berbuat membanggakan diri apabila kita mendapat kenikmatan harta, jabatan atau yang lainnya. Karena perbuatan tersebut termasuk tindakan yang tidak disukai oleh Allah SWT.
Baca juga: Surat Al-Ashr Ayat 1-3. Pesan Untuk Memanfaatkan Waktu Dengan Baik