Pesan Imam Syafi’I Untuk Merantau

By. Ibnu Fikri Ghozali - 17 Oct 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com-Imam Syafi’I adalah ulama besar yang berkebangsaan Palestina. Ia lahir di kota Ghaza pada tahun 150 H dan wafat pada tahun 204 H di kota Fusthat, Mesir. Dia juga merupakan peletak dasar madzhab Syafi’i, termasuk salah satu dari empat madzhab  terkemuka selain Imam Hanafi, Imam Hanbali, dan Imam Maliki.  Selain sebagai seorang yang fakih, beliau juga dikenal dengan sastrawan dan penyair.

Baca juga: Nasehat Imam Syafi’I Bagi Penuntut Ilmu

Kitab Al-Umm menjadi kitab fenomenal yang pernah Ia tulis. Kitab yang menjadi kitab induk bagi madzhab yang bermadzhab syafi’I sangat tidak asing di kalangan umat Islam terkhusus di Indonesia yang mayoritas menganut madzhab Syafi’i. Kitab ini terdiri dari empat jilid yang isinya membahas 128 permasalahan fikih. Susunan permasalahan di dalam Al-Umm diurutkan sesuai dengan bab-bab pada ilmu fikih.

Namun, kali ini saya ingin membahas tentang nasehat dari Imam Syafi’I yang memerintahkan untuk merantau bagi kawula muda. Karena dalam merantau, kita akan banyak mendapatkan manfaat di saat kita pergi dari kampung halaman. Selain mendapat pengetahuan baru, kita juga bisa mendapatkan teman baru pula. Teman yang sebelumnya kita ketahui sifat dan wataknya.

Tentu ini akan berkaitan dengan firman Allah SWT surat al-Hujurat ayat 13 yang memerintahkan kita untuk saling mengenal. Karena sejatinya kita diciptakan oleh Allah SWT berbangsa-bangsa, bersuku-suku serta banyak budaya dan bahasa. Terjadinya pertemuan dengan kerabat baru tanpa sadar sudah mengamini apa yang sudah dikehendakkan Allah SWT kepada kita semua.

Baca juga: Pesan Ibnu Athaillah Untuk Selalu Rendah Diri

Berikut adalah perkataan Imam Syafi’I yang memerintahkan kita untuk merantau. Menurutnya:

مَا فيِ المُقَامِ لِذِيْ عَقْلٍ وَذِيْ أَدَبٍ # مِنْ رَاحَةٍ فَدَعِ الأَوْطَانَ وَاغْتَرِبِ

 

سَافِرْ تَجِدْ عِوَضًا عَمَّنْ تُفَارِقُهُ # وَانْصَبْ فَإِنَّ لَذِيْذَ العَيْشِ فيِ النَصَبِ

 

إِنِّيْ رَأَيْتُ وُقُوْفَ المَاءِ يُفْسِدُهُ # إِنْ سَالَ طَابَ وَإِنْ لَمْ يَجْرِ لَمْ يَطِبِ

 

وَالأُسْدُ لَوْلَا فِرَاقُ الغَابِ مَا افْتَرَسَتْ # وَالسَّهْمُ لَوْلَا فِرَاقُ القَوْسِ لَمْ يُصِبِ

 

وَالشَمْسُ لَوْ وَقَفَتْ فِي الفُلْكِ دَايِمَةً # لَمَلَّهَا النَاسُ مِنْ عُجْمٍ وَمِنْ عَرَبِ

 

وَالتِبْرُ كَالتُرْبِ مُلْقًى فِيْ أَمَاكِنِهِ # وَالعُوْدُ فِيْ أَرْضِهِ نَوْعٌ مِنَ الحَطَبِ

 

 

Tidak ada istilah diam dan santai bagi orang yang memiliki akal dan adab # Maka tinggalkanlah kampung halaman dan merantaulah.

Merantaulah, niscaya akan kau dapatkan pengganti bagi orang yang kau tinggalkan # Berusahalah, karena nikmatnya hidup itu ada dalam usaha.

Sesungguhnya aku melihat diamnya air itu membuatnya menjadi buruk # Air itu menjadi baik jika mengalir, dan menjadi buruk jika tidak mengalir.

Singa itu jika tidak keluar dari semak-semak, tak akan mendapatkan mangsa # Demikian pula anak panah itu jika tidak melesat dari busurnya, tidak akan mengenai sasaran.

Matahari itu kalau menetap di porosnya selamanya # Pasti bosan padanya semua orang, baik dari kalangan Arab maupun non-Arab.

Emas mentah itu sama seperti tanah, kalau terus berada di tempatnya # Demikian pula kayu gaharu juga hanya akan menjadi kayu bakar jika menetap di tanah.

Baca juga: Mengenal Masjid Badsahi, Peninggalan Kerajaan Mughal

Berikut adalah perintah Imam Syafi’I kepada kita semua untuk bisa keluar dari kampung halaman. Terlebih bisa sembari mencari ilmu. Itu akan mendapatkan kelebihan yang tak terkira. Karena sejatinya, merantau akan mendapatkan pengganti bagi yang kita tinggalkan.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp