Batemuritour.com-Setiap pekerjaan haruslah mempunyai tujuan yang jelas. Karena tanpa tujuan, maka kita hanya akan melakukan pekerjaan tersebut dengan sia-sia. Pekerjaan sepenting apapun kalua tak didasari dengan maksud dan tujuan dengan pas, maka hasil dari pekerjaan tersebut tidaklah berjalan dengan baik. Maka dari itu, tujuan dan maksud adalah hal yang fundamental dalam melakukan hal-hal dalam sebuah pekerjaan.
Baca juga: Mengenal Muhammad Iqbal, Tokoh Pembaharu Islam di Pakistan
Ibarat seorang kurir paket. Dia harus mempunyai alamat tujuan dan mempunyai sebuah maksud yaitu mengantarkan barang. Jikalau seorang kurir paket tidak mempunyai keduanya atau salah satunya maka akan sulit barang tersebut sampai kepada penerima barang tersebut. Di sini Pentingnya sebuah maksud dan tujuan dalam pembahasan kali ini.
Dalam Islam pun seperti itu. Kita sebagai seorang muslim harus mempunyai maksud dan tujuan. Kenapa kita melakukan ibadah tersebut. Tanpa adanya tujuan dan maksud, maka amal ibadah kita akan terbuang sia-sia. Maka tjuan dari sebuah ibadah kita adalah mengharap ridho Allah SWT. Tanpa ridho-Nya maka tidak ada artinya.
Baca juga: Literasi Wakaf: Menggali Potensi Ekonomi Islam yang Menjanjikan
Tentu hal ini akan berkaitan dengan sebuah niat. Di mana niat juga mempunyai peran yang krusial dalam melakukan segala pekerjaan, terlebih dalam soal ibadah. Dalam melakukan ibadah apapun yang berkaitan dengan penyembahan terhadap Allah SWT harus didahului dengan niat. Misalnya saja sholat, puasa, bahkan haji sekalipun harus mengawali ibadah tersebut dengan niat.
Tanpa adanya sebuah niat, maka ibadah-ibadah yang sudah dilakukan oleh kita tanpa ada artinya. Maka tidak ada hasil dengan apa yang kita lakukan. Di sinilah pentingnya sebuah niat, karena niat adalah awal dari segala hal dalam melakukan bentuk ibadah apapun.
Hal ini sejalan dengan apa yang sudah disabdakan oleh Rasulullah SAW. Berikut ini hadis tentang niat yang sudah sangat popular di masyarakat. Yuk sama-sama kita hafalkan dan amalkan.
عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Dari Umar, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (SAW) bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan." (HR. Bukhari).
Baca juga: Akta Kelahiran sebagai Dokumen Hukum Bukti Nasab Seseorang
Dari sinilah kita mengetahui bagaimana pentingnya sebuah niat dalam melakukan hal-hal ibadah kepada Allah SWT. Karena niat adalah elemen paling fundamental dalam melakukan tindak penyembahan kita kepada Allah SWT.