Allah Hanya Memandang Ketaqwaanmu, Bukan Yang Lainnya

By. Ibnu Fikri Ghozali - 20 Oct 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com-Sering kali kita bangga dengan sebuah pencapaian diri kita sendiri, hingga rasa Syukur pun kita lewatkan. Karena sesungguhnya, hanya ridho Allah lah yang seharusnya kit acari. Di mata Allah SWT tidak terbedakan antara yang ganteng dan jelek, berkedudukan dan tidak berkedudukan, ataupun si kaya dan si miskin. Itu semua tidak ada artinya di hadapan Allah SWT adalah ketakwaan diri manusia kepada sang Khaliq.

Baca juga: Keutamaan Menjaga Kesabaran

Karena sejatinya ketaqwaan seorang hamba kepada Allah terlihat dari bagaimana ia menghamba kepada Allah serta menjauhi segala larangan-Nya. Bagi seorang yang mampu menjaga apa yang sudah diperintahkan oleh Allah SWT serta menjauhi larangannya hingga beramal baik terhadap sesama itu yang nantinya akan menjadi amal baik sebagai orang yang bertaqwa.

Seperti apa yang sudah difirmankan oleh Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 35 dan surat Al-Hujurat 13, sebagai berikut:

 

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱبْتَغُوٓا۟ إِلَيْهِ ٱلْوَسِيلَةَ وَجَٰهِدُوا۟ فِى سَبِيلِهِۦ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan." (QS. Al Maidah: 35)

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّـهِ أَتْقَاكُمْ


 “Sesungguhnya yang paling mulia dihadapan Allah di antara kalian adalah yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat[49]: 13)

Baca juga: Yuk Produktif !!! Ini Pesan Imam Ghozali Untuk Memanfaatkan Waktu


Dari firman Allah SWT sudah bisa kita lihat, bahwa Taqwa adalah perintah yang selalu dibawa oleh seorang ustadz, terlebih saat khutbah jum’at. Takwa di sini juga bisa diartikan sebagai takut, menjaga, memelihara, dan melindungi. Namun, takut dalam hal ini berbeda dengan khaufTakut dalam konteks takwa adalah, misalnya, kita takut pada azab Allah. Dengan demikian, ketakutan itu akan membuat kita tidak ingin melakukan sesuatu yang tidak diridhai-Nya.

Namun letak ketaqwaan seseorang terlahir dari hati seseorang. Banyak yang sudah mengaku bertaqwa namun di sisi lain hanya omong kosong belaka. Maka ketaqwaan selain dengan perilaku juga harus terpancar dari hati. Karena hati sumberdari segala hal keinginan dari seseorang. Maka seperti apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:

 

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

 

“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim)

Baca juga: Syair Bushiri dalam Berhati-hati terhadap Pengendalian Hawa Nafsu

Dari sini sudah bis akita lihat, bahwa ketaqwaan seseorang akan muncul di dalam hati. Karena hati adalah pusat dari segala pusat. Apa yang akan kita kerjakan berawal dari hati yang nantinya akan menggerakan organ tubuh untuk melakukan sebuah tindakan baik ataupun keburukan.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp