KH. Sholeh Darat, Guru Dari Pendiri Kedua Ormas NU & Muhammadiyah Asal Semarang

By. Ibnu Fikri Ghozali - 23 Oct 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com-Siapa yang tak kenal dengan organisasi masyarakat Islam Nahdlatul Ulama. Termasuk ormas terbesar saat ini di Indonesia. Ormas yang berdiri sejak tahun 1926 mempunyai peranan besar bagi Indonesia. Selain menjadi tonggak Islam yang moderat di Indonesia juga tokoh-tokohnya mampu menjadi penyeimbang bagi kedaulatan Republik Indonesia. KH. Hasyim Asy’ari menjadi tokoh sentral pada organisasi ini.

Baca juga: Mati Syahid !!! Bagi Yang Meninggal Dalam Keadaan Jomblo

Muhammadiyah temasuk organisasi Islam besar juga selain dari Nahdlatul Ulama. Organisasi yang berdiri pada 1912 itu juga mempunyai peran vital dalam membangun negara Indonesia, yang berkonsentrasi pada ranah Islam kota. Muhammadiyah mampu mendidik para generasinya dengan sikap yang lebih modern dalam syi’arnya. Oragniasasi Islam ini digawangi oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai muassis dari ormas ini.

Tentu kedua ormas ini mempunyai peranannya masing-masing. Di tubuh NU, ormas ini sanggup mengayomi kaum-kaum tradisionalis Indonesia dengan tetap menjaga Islam yang mampu berdamai dengan kultur budaya yang ada. Sedangkan Muhammadiyah, ormas ini mampu menjadi media dakwah bagi golongan kaum kota yang tak mengenal Islam itu sendiri. Keduanya mampu menjadi penyeimbang bagi keutuhan bangsa Indnoesia yang begitu dahsyat atas kebhinekaannya.

Namun apa kalian tahu, bahwa pendiri dari kedua ormas tersebut mempunyai guru yang sama. Keduanya sama-sama menimba ilmu kepada KH. Sholeh Darat. Beliau ulama besar tanah jawa yang saat ini makamnya terletak di Semarang. Belaiu salah satu orang yang mendapat lisensi untuk mengajar di Makkah. Sebelumnya juga Kyai Sholeh Darat ikut menimba Ilmu kepada Syekh Muhammad al Muqri, Syekh Ahmad Nahrawi, Sulaiman Hasbullah al-Makki, dan Sayyid Ahmad ibn Zaini Dahlan.

Baca juga: Rumus Bahagia Ala Gus Baha

 Hingga akhirnya beliau mendirikan pesantren darat di wilayah Semarang setelah pulangnya menimba Ilmu dari Makkah. Pesantren Darat ini termasuk pondok tertua di Jawa Tengah setelah Pondok Pesantren Luhur, Dondong di daerah Mangkang Semarang. Di saat itulah KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan menimba ilmu bersama Kyai Sholeh Darat. Selesainya, mereka berdua mendirikan organiasi islam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama yang saat ini menjadi pilar kebangsaan daripada Indonesia.

Tokoh perempuan berasal Jepara juga pernah belajar langsung dengan KH. Sholeh Darat, ia adalah Raden Ajeng Kartini. Itu bermula di saat KH. Sholeh Darat mengajarkan Tafsir Al-Fatiah di hadapan Bupati Demak yang merupakan paman dari RA Kartini. Dari balik tabir, Kartini terkesima dengan tafsir Al-Fatihah dengan menggunakan bahasa Jawa sehingga Kartini mengerti.

Dari sinilah RA Kartini ingin belajar langsung dengan KH Sholeh Darat. Kartini pun mendesak pamannya agar ia bisa menimba ilmu secara langsung dengannya. Sampai suatu ketika, Kartini meminta kepada KH. Sholeh Darat untuk bisa menerjemahkan Al-Qur’an. Atas permintaan tersebut, Kyai Sholeh pun menyaggupi permintaan dari Kartini.

Beliau pun menerjemahkan Al-Qur’an tesebut dengan menggunakan arab-pegon. Karena pasa waktu itu, Al-Qur’an dilarang untuk diterjemahkan oleh penjajah Belanda. Perihal tersebut, KH Soleh Darat pun menerjemahkan Al-Qur’an tersebut dengan arab-pegon. Yang nantinya, hasil terjemahan ini akan dijadikan sebuah hadiah atas pernikahannya Kartini dengan Bupati Rembang RM Joyodiningrat.

Baca juga: Mengenal Qawaidul Fiqhiyyah Dalam Ilmu Fiqh

Hingga saat ini, nama Kyai Soleh Darat pun taka sing di kalangan masyarakat Semarang. Bahkan tak ayal, banyak dari Kyai-kyai dari berbagai provinsi pun turut ikut mendatangi makam dari Kyai Soleh Darat di Semarang. Karena beliau tanah Nusantara mampu mengenal Islam lebih dalam. Jasa-jasa beliau sangatlah besar kepada Islam di Indonesia.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp