Batemuritour.com-Siapa yang tak kenal dengan KH. Musthofa Bisri, putra dari Kyai Bisri Musthofa cukup dikenal di kalangan masyarakat Indonesia. Selain sebagai penulis, beliau juga dikenal sebagai ulama kharismatik yang mampu mensyiarkan Islam secara santun dan lembut. Di sisi lain, beliau juga kerap dikenal dengan budayawan, karya-karya puisinya sanggup menyihir para pendengar hingga terbawa suasana.
Baca juga: Mengenal Qawaidul Fiqhiyyah Dalam Ilmu Fiqh
Gus mus memulai pendidikannya di Ponpes Hidayatul Mubtadiien Lirboyo, kemudian diteruskan di Ponpes Al munawwir Krapyak, dan dilanjutkan di Universitas Al Azhar Cairo, Mesir. Meskipun tidak pernah mengemban Pendidikan formal, namun dirinya mampu mengenyam Pendidikan di luar negri, tepatnya di Universitas Al-Azhar. Dari sinilah, Gus Mus dekat dengan sosok presiden ke-empat Indonesia KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Ulama asal Rembang tesrsebut mempunyai puluhan puisi yang fenomenal. Salah satunya adalah yang berjudul kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana. Puisi ini menggambarkan fenomena manusia saat ini, manusia lebih mengedepankan egonya sendiri, sehingga kecurigaannya selalu muncul dalam sehari, kecurigaan yang membuat orang tidak akan merasa tenang terhadap dirinya sendiri begitu juga dengan sebaliknya.
Namun kalau lebih di dalami Kembali, Gus Mus juga kerap menyampaikan kepada kita untuk tidak terlalu kolot dalam segala bentuk, termasuk dalam masalah agama. Tentu, puisi ini sangat relevan hingga hari ini. Meskipun puisi tersebut umurnya sudah 38 tahun. Namun hingga saat ini masih cocok dan tetap menjadi catatan kritis sepanjang masa
Baca juga: Piagam Madinah. Dokumen Orisinil Antar Beragama
Mari kita Simak bait puisi dari Gus Mus yang berjudul ‘Kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana’
Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana
Kau ini bagaimana
Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir
Aku harus bagaimana
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain
Kau ini bagaimana
Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
Aku harus bagaimana
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
Kau ini bagaimana
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
Aku harus bagaimana
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
Kau ini bagaimana
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku
Kau ini bagaimana
Atau aku harus bagaimana
Rembang-1987-
Baca juga: Mati Syahid !!! Bagi Yang Meninggal Dalam Keadaan Jomblo
Semoga puisi tersebut bisa menjadi renungan kita semua untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Karena di dalam puisi tersebut mempunyai banyak makna yang terkandung. Tentu makna-makna yang tersirat bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua. - Puisi Gus Mustofa Bisri Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana