Batemuritour.com-Abu Nawas dikenal dengan puisi-puisi humor yang berisi anekdot-anekdot lucu dan cerita-cerita jenaka. Salah satu puisi Abu Nawas yang terkenal adalah "Syi'ir Al-Bakhat" (Syair Orang-orang Beruntung), yang merupakan contoh humor khasnya. Puisi ini sering dibawakan sebagai anekdot humor dalam tradisi sastra Arab. Berikut adalah cuplikan dari syair tersebut:
Baca juga: KH. Sahal Mahfudz: Ulama Besar dan Pemimpin Spiritual
المالُ وَالولدُ يجيءُ على مَنْ
عليهِ الفقرُ فَما يَمْلِكُ الإنسانُ
إلا ما تَقَدَّمُ ذي النفسِ
وبِهِ تأكُلُ النفسُ حينَ تَجِدُ النصلان
يَعبُرُ الوادِيَ فيحتَكِرُ وراءَهُ
ليَسيرَ ذا مالٍ كثيرٍ وإنسان
إذا لَم تَكنْ كُسولاً فلا تَبتغِ
رزقاً سوى يسيرٍ وما يَسيرُ البَيْعان
فإنَّ الله يرزُقُ البَيتَ إذا
لَم تَجد فتَحْلِقُ إليهِ الطيوران
Baca juga:
Ibnu Rusydi: Filsuf Neo-Aristotelian yang Membentuk Pemikiran Dunia
Terjemahan:
"Kekayaan dan anak-anak datang kepada semua orang, Orang miskin seolah-olah mereka tak memiliki apapun.
Seseorang hanya akan memperoleh apa yang telah ditentukan oleh takdir, Dan dengan apa yang telah ditentukan, manusia akan hidup.
Dia melewati lembah dan bersembunyi di baliknya, Membawa sedikit harta dan diri manusia.
Jika Anda tidak malas, jangan mencari rezeki Selain yang sedikit, karena rezeki yang melimpah akan mengejar rumah itu sendiri Ketika Anda tidak menemukan pekerjaan, burung-burung akan mendekati rumah Ketika Anda tidak menemukan makanan."
Baca juga: Tafsir al-Jalalain: Karya Tafsir Klasik dalam Islam
Puisi ini mengandung pesan humor tentang ketidakberdayaan manusia di depan takdir dan kebijaksanaan Tuhan. Abu Nawas sering menggunakan humor dalam puisi-puisinya untuk menggambarkan ironi kehidupan dan sifat manusia.