Batemuritour.com-Rumi, juga dikenal sebagai Jalāl al-Dīn Muḥammad Rūmī, adalah salah satu penyair, filsuf, dan cendekiawan Sufi yang paling terkenal dan berpengaruh dalam sejarah Islam. Namun, di balik cahayanya yang bersinar, ada sosok guru yang menjadi penyulutnya, yang dikenal dengan sebutan Shams Tabriz. Artikel ini akan mengungkap kisah dan kontribusi Shams Tabriz dalam perjalanan spiritual Rumi.
Baca juga: Memahami Hikmah dan Kebijaksanaan dalam Kata-Kata Ibnu Athaillah
Pertemuan antara Rumi dan Shams Tabriz adalah salah satu momen paling penting dalam kehidupan keduanya. Rumi adalah seorang ulama dan cendekiawan terkenal pada masanya, tetapi dia merasa ada yang hilang dalam pencariannya akan pemahaman spiritual yang mendalam. Itulah saat Shams Tabriz, seorang dervish (sufi yang hidup dalam kesederhanaan dan penuh cinta Tuhan) dari Tabriz, muncul dalam hidup Rumi.
Pertemuan pertama antara Rumi dan Shams dijalani dengan penuh cahaya dan keajaiban. Shams adalah seorang guru yang telah mencapai puncak kesadaran spiritual, dan dia menjadi sumber inspirasi dan pencerahan bagi Rumi. Keduanya terlibat dalam dialog dan perdebatan yang mendalam tentang cinta, hakikat, dan Tuhan. Pertemuan ini mengilhami banyak puisi cinta mistik yang legendaris yang ditulis oleh Rumi.
Baca juga: Al-Hallaj: Mistik, Filosof, dan Sufi Kontroversial
Guru Rumi, Shams Tabriz, membimbing Rumi dalam pencarian cinta ilahi. Mereka berdua terlibat dalam hubungan cinta yang mendalam, namun bukan cinta fisik, melainkan cinta yang jauh lebih tinggi dan transendental. Rumi mengalami cinta sebagai cara untuk mencapai kesatuan dengan Yang Ilahi, dan Shams adalah orang yang mengajarkan dan membimbingnya dalam pencarian ini.
Puisi-puisi Rumi yang terkenal menggambarkan perjalanan spiritualnya dan cinta yang ia rasakan terhadap Tuhan, sering kali dengan menggunakan simbolisme cinta manusia. Puisi-puisi ini, yang disebut "Mathnawi" dan "Divan-e Shams-e Tabrizi," adalah karya-karya besar dalam sastra Sufi dan telah mengilhami banyak orang di seluruh dunia.
Pertemuan antara Rumi dan Shams Tabriz juga mengejutkan banyak orang. Hubungan mereka yang intens mengundang kecemburuan dan kecurigaan di kalangan pengikut Rumi. Ketidaksetujuan terhadap Shams Tabriz berkembang, dan akhirnya, Shams menghilang secara misterius pada tahun 1247, meninggalkan Rumi dalam kebingungan dan kesedihan.
Kehilangan Shams Tabriz berdampak besar pada Rumi, yang menciptakan puisi yang melukiskan perasaan kehilangan dan pencarian spiritualnya. Rumi mengejar Tuhan dengan lebih tekun setelah pergi bersama Shams, dan ini tercermin dalam banyak puisinya.
Baca juga: Kisah Kehumoran dari Sahabat Nu'aiman: Pelajaran dalam Kepintaran dan Humor
Guru Rumi, Shams Tabriz, meninggalkan warisan abadi dalam sejarah Sufisme dan sastra dunia. Pengaruh dan ajarannya terus mempengaruhi pemikiran dan perasaan manusia tentang cinta, spiritualitas, dan pencarian Tuhan. Karya-karya Rumi yang terinspirasi oleh Shams Tabriz tetap menjadi sumber inspirasi bagi semua yang mencari makna dalam kehidupan mereka dan hubungan dengan Tuhan. Keduanya mengajarkan bahwa cinta ilahi adalah kunci untuk mencapai kesatuan dengan Yang Ilahi, dan pesan mereka telah mempesona hati dan pikiran banyak orang selama berabad-abad.