batemuritour.com- Hai sobat batemuri!! Masjid Saka Tunggal Baitussalam, yang lebih dikenal dengan nama Masjid Saka Tunggal, adalah salah satu peninggalan bersejarah yang mempesona di Indonesia. Masjid ini adalah saksi bisu perjalanan panjang Islam di Jawa dan memiliki sejarah yang tak tertandingi. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan lebih lanjut tentang keajaiban Masjid Saka Tunggal Banyumas.
Baca Juga: Ziarah Walisongo ke Makam Sunan Muria?? Simak Panduan Berikut Ini!!
Sejarah dan Uniknya Masjid Saka Tunggal
Masjid Saka Tunggal Baitussalam memiliki nama resmi yang panjang, namun lebih dikenal dengan nama pendeknya karena memiliki karakteristik yang benar-benar unik - yaitu satu saka tunggal (tiang penyangga tunggal) yang menjulang di tengah bangunan utama masjid. Saka ini adalah fitur yang paling mencolok dari masjid ini, dengan empat sayap di tengahnya yang membentuk sebuah struktur yang tampak seperti totem. Bagian bawah dari saka tersebut dilindungi dengan kaca untuk melindungi tulisan yang mencantumkan tahun pendirian masjid.
Masjid Saka Tunggal memiliki ukuran yang cukup besar, yakni 12 x 18 meter, dan dikenal sebagai masjid tertua di Indonesia. Masjid ini didirikan pada tahun 1288 Masehi, dua abad sebelum zaman Wali Sembilan (Wali Songo) yang hidup sekitar abad 15-16M. Ini membuat Masjid Saka Tunggal Baitussalam menjadi masjid tertua di Indonesia.
Lokasi dan Keunikan Bangunan
Masjid Saka Tunggal Baitussalam terletak di Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Banyumas, Jawa Tengah. Lingkungan sekitarnya sangat kental dengan suasana pedesaan Jawa, dan masjid ini dikelilingi oleh kera-kera yang berkeliaran secara bebas. Bangunan masjid ini juga memiliki ciri khas unik, dengan atap berbahan dasar ijuk dan dinding sebagian besar terbuat dari anyaman bambu.
Sejarah Masjid Saka Tunggal
Masjid Saka Tunggal Baitussalam dibangun pada tahun 1288 Masehi, sebagaimana yang tertulis di prasasti yang terpahat di saka masjid. Ini menjadikannya lebih tua dari Kerajaan Majapahit yang berdiri pada tahun 1294 Masehi. Masjid ini berdiri pada masa Kerajaan Singasari, sehingga merupakan salah satu peninggalan paling kuno di Indonesia.
Sejarah Masjid Saka Tunggal selalu terkait dengan tokoh penyebar Islam di Cikakak yang bernama Mbah Mustolih. Ia hidup dalam masa Kesultanan Mataram Kuno dan memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah ini. Cikakak menjadi "markas" pergerakan Islam yang dipimpin oleh Mbah Mustolih, yang juga menandai pembangunan masjid dengan tiang tunggal tersebut. Mbah Mustolih sendiri dimakamkan tidak jauh dari Masjid Saka Tunggal.
Tradisi Unik di Masjid Saka Tunggal
Ritual dan Tradisi yang Menarik
Masjid Saka Tunggal dikenal dengan berbagai tradisi yang sangat unik, terutama pada hari Jumat. Selama menunggu waktu sholat Jum'at dan setelah sholat, para jamaah masjid ini berzikir dan bershalawat dengan nada yang mengingatkan pada melantunkan kidung Jawa. Tradisi ini disebut tradisi "ura ura" dan disampaikan dalam bahasa campuran Arab dan Jawa.
Dalam masjid ini, pakaian imam dan muazin juga memiliki ciri khas. Imam masjid mengenakan udeng atau pengikat kepala alih-alih peci atau kopiyah yang lazim digunakan di Indonesia. Khutbah Jumat disampaikan dengan intonasi yang mengingatkan pada melantunkan kidung.
Yang membuatnya semakin unik adalah penggunaan empat muazin yang mengumandangkan adzan secara bersamaan. Mereka mengenakan baju lengan panjang berwarna putih dan udeng bermotif batik. Semua rangkaian sholat Jumat dilakukan secara berjamaah, mulai dari sholat tahiyatul masjid hingga ba'diah zuhur.
Baca Juga: Masjid Agung Demak: Warisan Keagamaan dan Sejarah Indonesia
Tanpa Pengeras Suara
Salah satu hal yang membuat Masjid Saka Tunggal begitu istimewa adalah keputusannya untuk tidak menggunakan pengeras suara hingga hari ini. Meskipun demikian, suara azan yang dilantunkan oleh empat muazin sekaligus masih terdengar lantang dan merdu dari masjid ini.
Ritual Ganti Jaro Rajapine
Satu lagi tradisi yang menarik adalah ritual mengganti pagar bambu yang mengelilingi Masjid Saka Tunggal. Ritual ini disebut "ganti Jaro Rajapine" dan melibatkan seluruh warga desa Cikakak. Selama ritual ini, terdapat beberapa pantangan yang harus diikuti, seperti melarang berbicara dengan suara keras dan mengenakan alas kaki. Ritual ini berakhir dengan prosesi arak-arakan lima gulungan yang berisi nasi tumpeng, yang kemudian diperebutkan oleh warga karena dipercaya membawa berkah.
Keunikan Arsitektur dan Kepercayaan
Simbolisme di Masjid Saka Tunggal
Salah satu ciri khas Masjid Saka Tunggal adalah empat sayap kayu di tengah saka tunggal. Empat sayap ini melambangkan "papat kiblat lima pancer," atau empat mata angin dan satu pusat. Artinya, manusia diibaratkan sebagai pusat yang dikelilingi oleh empat unsur, yang melambangkan api, angin, air, dan bumi. Saka tunggal ini adalah simbol bahwa manusia harus menjalani kehidupan dengan lurus, tanpa berbelok, jujur, dan berimbang.
Empat mata angin yang diwakili dalam saka ini juga menggambarkan empat nafsu dalam manusia, yang dalam terminologi Islam-Jawa sering disebut aluamah, mutmainah, sopiah, dan amarah. Empat nafsu ini selalu bertarung dan memengaruhi perilaku manusia.
Konservasi dan Pemeliharaan
Masjid Saka Tunggal telah menjalani dua kali renovasi sejak tahun 1965. Meskipun sebagian dinding telah diganti dengan tembok, arsitektur dasar masjid tetap tidak berubah. Tiang kayu jati yang mendukung bangunan utama masjid masih terlihat kokoh meski telah berdiri selama berabad-abad. Selain itu, benda-benda seperti bedug, kentongan, mimbar masjid, tongkat khatib, dan tempat wudlu tetap dipelihara dengan baik.
Masjid Saka Tunggal Baitussalam adalah sebuah perjalanan melintasi waktu dan sejarah yang tidak boleh dilewatkan. Dengan keajaiban arsitektur, tradisi unik, dan keberagaman simbolisme, masjid ini adalah tempat yang penuh makna. Bagi mereka yang mencari kedalaman sejarah Indonesia dan pengalaman rohani yang unik, Masjid Saka Tunggal adalah tujuan yang sangat menarik.
Baca Juga: Sarung Koper Sama, Ini Dia 4 Cara Agar Koper Jamaah Haji Tidak Tertukar
Kunjungi Masjid Saka Tunggal Banyumas dan merasakan pesonanya yang telah bertahan selama berabad-abad. Inilah salah satu situs bersejarah terbaik di Indonesia yang akan membius kamu dengan cerita-cerita kuno yang terjaga dengan baik.