batemuritour.com- Hai sobat batemuri!! Tuban, sebuah kota yang memiliki sejarah panjang dalam perkembangan Islam di Indonesia, menggenggam gelar "Kota Wali" dengan bangga. Salah satu peninggalan bersejarah yang menarik perhatian adalah Masjid Agung Tuban. Inilah tempat yang tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga menggambarkan kekayaan sejarah dan keindahan arsitektur.
Baca Juga: 4 Masjid yang Boleh Dikunjungi Non-Muslim di Arab
1. Sejarah Megah Masjid Agung Tuban
Masjid Agung Tuban, yang awalnya dikenal sebagai Masjid Jami', memiliki sejarah yang melibatkan tokoh penting dalam perkembangan agama Islam di Jawa Timur. Dibangun pada abad ke-15 oleh Adipati Raden Ario Tedjo, yang juga dikenal sebagai Syeikh Abdurrohman, masjid ini menjadi saksi perjalanan Sunan Bonang, salah satu Wali Songo, yang menggunakannya sebagai tempat mengajar agama Islam kepada masyarakat.
Pada tahun 1894, masjid ini mengalami renovasi pertama kali oleh arsitek Belanda, B.O.W.H.M. Toxopeus. Renovasi berikutnya pada tahun 1985 bertujuan memperluas bangunan masjid, dan pemugaran terakhir dilakukan pada tahun 2004. Dalam pemugaran terakhir, masjid mengalami perubahan signifikan, termasuk penambahan lantai, pembangunan sayap kanan dan kiri, serta penambahan enam menara.
2. Pesona 1001 Malam dalam Arsitektur
Masjid Agung Tuban bukan hanya tempat ibadah biasa; ia memiliki pesona tersendiri. Tampilan luar bangunan masjid mengingatkan pada keindahan Masjid Imam di Kota Isfahan, Iran. Pada malam hari, masjid ini memancarkan pesona 1001 malam dengan permainan warna yang memikat.
Bagian dalam masjid juga memikat dengan penggunaan pola lengkungan untuk menghubungkan tiang penyangga, mirip dengan ruang dalam Masjid Cordoba, Spanyol. Gaya arsitektur khas Nusantara tercermin pada pintu dan mimbar yang terbuat dari kayu dengan ornamen ukiran khas Jawa. Di sayap mihrab masjid, terdapat tangga dari bahan kuningan yang mencirikan gaya ornamen Jawa Klasik.
Baca Juga: Masjid Agung Demak: Warisan Keagamaan dan Sejarah Indonesia
3. Masjid sebagai Simbol Keharmonisan
Masjid Agung Tuban tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi simbol keharmonisan masyarakat Tuban. Dengan tiga kubah dan enam menara yang menjulang, masjid ini memberikan kesan sebuah negeri dongeng di tengah Kota Tuban. Keberadaannya menjadi bukti semangat religius masyarakat setempat.
Mengutip Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, masjid ini merupakan salah satu masjid terawal yang menggunakan atap berbentuk kubah di Pulau Jawa. Lebih dari itu, masjid ini mencerminkan harmonisasi antar umat beragama, terlihat dari keberadaan bangunan klenteng, pura, dan gereja di sekitar alun-alun Tuban yang juga dibangun oleh Sunan Bonang.
4. Sunan Bonang dan Ajaran Harmonisasi
Sunan Bonang, putra dari Sunan Ampel, adalah tokoh sentral dalam sejarah masjid ini. Dikenal sebagai simbol harmonisasi antar umat beragama, Sunan Bonang memberikan kontribusi besar dalam menyebarkan ajaran Islam di Nusantara. Melalui pesan keharmonisan yang tersirat dalam arsitektur masjid, Sunan Bonang mengajarkan arti penting toleransi antar umat beragama.
Baca Juga: Menilik Sejarah dan Keunikan Masjid Sunan Ampel di Surabaya
Masjid Agung Tuban bukan hanya bangunan bersejarah, tetapi juga tempat yang mencerminkan nilai-nilai keharmonisan dan keindahan arsitektur. Dengan sejarah yang kaya dan pesona 1001 malam yang memukau, masjid ini tidak hanya menjadi tujuan ibadah, tetapi juga daya tarik wisata religi yang unik. Sebagai bagian dari "Kota Wali," Masjid Agung Tuban tetap menjadi saksi bisu perjalanan Islam di Indonesia