batemuritour.com- Hai sobat batemuri!! Tawasul, dalam agama Islam, merupakan upaya seorang Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tawasul dapat merujuk pada berbagai cara yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, misalnya melalui perantara seperti Nabi Muhammad SAW atau orang-orang saleh. Dalam praktiknya, tawasul dijalankan dengan melakukan ketaatan, ibadah, mengikuti petunjuk Rasul-Nya, dan mengamalkan amalan yang dicintai serta diridai oleh Allah SWT.
Baca Juga: Wajib Buktikan ! Inilah Dahsyatnya Sholawat JIbril Untuk Mempermudah Urusan Hidup!
Dasar Hukum Tawasul dalam Al-Quran
Beberapa ayat dalam Al-Quran memberikan landasan hukum terkait praktik tawasul:
1. Surat Al-Maidah Ayat 35
Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk bertakwa kepada-Nya, mencari jalan yang dapat mendekatkan diri kepada-Nya, serta berjuang di jalan-Nya agar memperoleh keberuntungan. Ayat ini mengisyaratkan bahwa tawasul adalah sesuatu yang disyariatkan oleh Islam, dimana amal saleh dijadikan sebagai perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Surat Al-A'raaf Ayat 180
Ayat ini menekankan bahwa hanya Allah SWT yang memiliki asma-ul husna (nama-nama yang indah). Manusia dianjurkan untuk berdoa kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang indah tersebut. Ayat ini juga menegaskan bahwa orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-nama-Nya akan mendapat balasan atas perbuatan mereka.
Jenis-Jenis Tawasul
1. Tawasul dengan Amal Saleh
Dalam hadis, terdapat kisah tiga orang yang terperangkap di dalam gua, masing-masing dari mereka bertawasul dengan amal saleh yang telah mereka lakukan. Para ulama sepakat bahwa bertawasul dengan amal saleh adalah ajaran Islam yang dapat dilakukan.
2. Tawasul dengan Orang yang Kedudukannya Tinggi di Sisi Allah SWT
Praktik ini melibatkan bertawasul dengan orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah SWT, menggunakan kemuliaan atau nama mereka dalam doa. Contohnya, berdoa dengan membaca, "Ya Allah, berkat Nabi Muhammad SAW..." atau "...berkat para wali dan shalihin..."
Baca Juga: Shalawat Munjiyat; Arab, Latin, Terjemah Lengkap dengan Sejarah dan Keutamaannya
3. Tawasul di Masa Hidup Nabi
Dalam sejumlah riwayat, terdapat contoh tawasul dengan Nabi Muhammad SAW saat beliau masih hidup. Sebagai contoh, sahabat Dharir yang menderita sakit mata meminta kesembuhan kepada Rasulullah SAW, dan beliau mengajarkan doa tertentu untuk kesembuhannya.
4. Tawasul dengan Nabi Usai Beliau Wafat
Rasulullah SAW dalam sebuah hadis bertawasul dengan para Nabi sebelum beliau. Ini menunjukkan bahwa tawasul dengan orang-orang yang telah meninggal juga diajarkan oleh Rasulullah SAW.
5. Tawasul dengan Orang Saleh yang Masih Hidup
Ada contoh tawasul dengan orang-orang saleh yang masih hidup. Sebagai contoh, sahabat Umar ibn al-Khathab menggunakan tawasul dengan al-'Abbas ibn 'Abdil Muthallib dalam permintaannya untuk hujan.
6. Tawasul dengan Orang Saleh yang Sudah Meninggal
Beberapa ulama melakukan tawasul dengan orang-orang saleh yang telah meninggal, seperti Imam Syafi'i yang melakukan tawasul dengan Abu Hanifah setelah kewafatan beliau.
7. Tawasul dengan Kemuliaan
Tawasul dengan kemuliaan seseorang di sisi Allah juga diperbolehkan dalam agama. Misalnya, bertawasul dengan nama seseorang yang memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah dalam doa-doa yang diajarkan.
Baca Juga: Dapatkan Syafaat dengan Sholawat, Ini Dia 10 Keutamaannya
Praktik tawasul memiliki banyak variasi dan interpretasi dalam Islam. Berbagai contoh dalam sejarah menunjukkan penggunaan tawasul dalam berdoa kepada Allah SWT. Keputusan untuk menggunakan tawasul dalam doa merupakan pilihan pribadi yang muncul dari pemahaman individu terhadap ajaran Islam.