batemuritour.com- Thibbun Nabawi, atau pengobatan ala Nabi, merupakan warisan berharga dari ajaran Rasulullah SAW yang terus diperjuangkan oleh umat Islam. Konsep ini tidaklah asing bagi sebagian orang, karena melibatkan komponen-komponen seperti madu, minyak zaitun, kurma, habatussauda, dan bekam.
Baca Juga: 4 Pengobatan Terlarang dalam Ajaran Islam, Hati-hati!!
Dikutip dari Detik health, menurut Asim Abdelmoneim Hussein dari The National Center of Complementary, Arab Saudi, Thibbun Nabawi adalah usaha pencegahan dan pengobatan yang diatur sesuai pedoman Rasulullah SAW. Setelah kepulangan Rasulullah SAW, pengaruh Islam meluas dan membawa banyak literatur yang mengulas konsep ini.
Dalam tulisan berjudul "Prophetic Medicine, Islamic Medicine, Traditional Arabic and Islamic Medicine (TAIM): Revisiting Concepts and Definitions," konsep Thibbun Nabawi mencakup berbagai disiplin ilmu dan praktik sehari-hari. Informasi ini tersebar dalam banyak hadits serta buku terkait Islam.
Thibbun Nabawi bukan hanya tentang pengobatan penyakit secara kuratif, tetapi juga mencakup langkah-langkah preventif. Ini termasuk praktik seperti wudhu, membersihkan diri setelah buang air, puasa, sholat, dan berbagai praktik lainnya yang dijadikan teladan oleh Rasulullah SAW.
Istilah "Thibbun Nabawi" sendiri digunakan oleh Ibn Qayyim Al-Jawz'iyah dalam karyanya yang berjudul "Al-Tibb Al-Nabawi," serta oleh Ibnu Tulun dalam karyanya "Fi Al-TIb Al-Nabawi." Kedua karya ini mengambil inspirasi dari ajaran Rasulullah SAW yang memandu umatnya dalam menjaga kesehatan.
Baca Juga: 4 Motivasi Pengingat Ibadah Kepada Allah SWT
Ibn Qayyim dalam bukunya membagi penyakit menjadi dua jenis, gangguan terhadap hati dan tubuh. Gangguan tubuh merupakan penyimpangan dari kondisi normal yang bisa ditangani dengan berbagai cara, termasuk penanganan langsung seperti makan saat lapar.
Ahmed Ragab, dalam tulisannya yang diterbitkan oleh Harvard University, menjelaskan bahwa Thibbun Nabawi berperan melengkapi pengobatan umum atau konvensional. Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua orang dapat menerapkan Thibbun Nabawi dalam kondisi umum, karena hal ini bersifat spesifik dan tidak bisa digeneralisasi.
Menurut tulisan berjudul "Prophets of Medicine and Medicine of the Prophet: Debates on Medical Theory and Practice in the Medieval Middle East," Thibbun Nabawi dan praktik medis tidaklah bertentangan. Mengikuti saran dari dokter atau tenaga kesehatan yang kompeten tetaplah penting, sambil tetap mengingat prinsip-prinsip Thibbun Nabawi.
Baca Juga: Ini Dia 3 Cara Atasi Hati Galau dalam Islam
Dalam pandangan Islam, Thibbun Nabawi bukanlah sekadar pengobatan fisik semata, tetapi juga menjadi panduan dalam menjaga kesehatan secara holistik, menggabungkan ajaran agama, praktik medis, dan pengobatan konvensional demi kesejahteraan umat manusia.