Bekerja Untuk Keluarga, Juga Sebagian Jihad di Jalan Allah

By. Ibnu Fikri Ghozali - 19 Dec 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Bekerja merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, memungkinkan pemenuhan berbagai kebutuhan hidup dan menjaga kelangsungan siklus kehidupan. Dalam Islam, bekerja bukanlah larangan; bahkan, dapat menjadi bentuk ibadah jika dilakukan dengan tujuan dan niat yang baik, seperti menafkahi keluarga.

 

Baca juga: Perbedaan antara Hadas dan Najis dalam Islam, Kalian Harus Tau Ini.

 

Islam mengajarkan bahwa yang dilarang adalah "hubbud dunya" atau mencintai dunia secara berlebihan. Cinta pada dunia di sini merujuk pada ketertarikan dan keterikatan yang berlebihan terhadap kekayaan dunia. Meskipun bekerja untuk mencari nafkah adalah dianjurkan, cinta dan ketergantungan yang berlebihan pada aspek materi adalah yang perlu dihindari.

 

Imam Ghazali, dalam kitab Ihya Ulumuddin, mengisahkan sebuah peristiwa ketika Rasulullah saw melihat seorang pemuda yang akan pergi bekerja. Beberapa sahabat mengungkapkan bahwa pemuda tersebut seharusnya lebih baik berjihad di jalan Allah. Namun, Rasulullah menegaskan bahwa bekerja untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, keluarga, atau orang tua juga dapat dianggap sebagai berjalan di jalan Allah.

 

Rasulullah menjelaskan bahwa jika seseorang bekerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga, sehingga tidak perlu meminta-minta kepada orang lain, maka dia sedang berjalan di jalan Allah. Begitu pula jika seseorang bekerja untuk memberikan kebutuhan kepada orang tua, keluarga, atau keturunannya, maka itu juga dianggap sebagai bentuk berjalan di jalan Allah.

 

Baca juga: Bersuci Menurut Imam al-Ghazali, Perhatikan 4 Hal Ini !

 

Namun, Rasulullah memberi peringatan bahwa jika bekerja hanya untuk membanggakan diri dan mengumpulkan harta tanpa tujuan yang baik, maka itu dianggap sebagai berjalan di jalan setan. Oleh karena itu, niat dan tujuan dalam bekerja sangat penting dalam Islam.

 

Dengan demikian, bekerja dapat dianggap sebagai ibadah fi sabilillah (di jalan Allah) ketika tujuannya adalah untuk kemandirian ekonomi pribadi, keluarga, dan masyarakat secara umum. Tujuan yang baik, seperti memberdayakan diri sendiri dan orang lain, dapat memberikan nilai ibadah pada setiap aktivitas bekerja.

 

Namun, jika bekerja dilakukan dengan niat yang buruk, seperti untuk menyombongkan diri atau semata-mata untuk mengejar harta dan kesenangan duniawi, maka hal tersebut dapat dianggap sebagai maksiat. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memeriksa niat dan tujuan dalam bekerja, agar aktivitas tersebut dapat menjadi bentuk ibadah yang diterima di sisi Allah.

 

Baca juga: 9 Makanan Khas Lampung yang Tidak Boleh Dilewatkan









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp