Manajemen Risiko dalam Perspektif Islam dan Praktiknya

By. Ibnu Fikri Ghozali - 27 Dec 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Manajemen risiko adalah suatu sistem pengelolaan yang disusun untuk menyikapi kemungkinan adanya kerugian langsung atau tidak langsung yang timbul dari suatu usaha atau kegiatan. Dalam konteks bisnis, manajemen risiko sangat penting untuk mengantisipasi gejolak pasar dan menjaga kelangsungan usaha. Dalam tulisan ini, akan dibahas keberadaan manajemen risiko dalam perspektif Islam dan praktiknya dalam dunia usaha.

 

Baca juga: 3 Cara Cegah Koper Hilang di Bandara dan Cara Mengatasinya

 

1. Manajemen Risiko sebagai Langkah Antisipatif:

Manajemen risiko dianggap sebagai langkah antisipatif terhadap gejolak yang dapat mengakibatkan larinya modal usaha ke negara lain. Pengelolaan risiko ini diperlukan untuk mendorong transformasi teknologi dan pengetahuan di dalam negeri. Sebagai contoh, masuknya hape Android ke dalam negeri menciptakan kebutuhan baru akan teknisi dan usaha reparasi hape Android.

 

2. Fokus Manajemen Risiko dalam Fiqih:

Dalam kajian fiqih, praktik manajemen risiko diatur dalam satu topik bahasan khusus yang disebut "dhaman." Risiko perlu dikelola agar tidak menimbulkan kerugian langsung atau tidak langsung yang dapat merugikan pihak lain dan mengakibatkan permusuhan terus menerus.

 

3. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dalam Islam:

Manajemen risiko dalam Islam memiliki fokus pada empat hal utama:

  • Menghindari risiko (avoidance).
  • Mengurangi risiko (reduction).
  • Memindahkan risiko (kafalah/sharing).
  • Menerima risiko (acceptance).

 

Baca juga: 11 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pemula saat Berlibur ke Eropa

 

4. Sabda Nabi Muhammad SAW:

Dalam sabda Nabi Muhammad SAW, beliau melarang memungut laba dari sesuatu yang tidak berjamin risiko. Ini mengisyaratkan pentingnya manajemen risiko dalam bisnis Islam untuk menghindari kerugian dan kebangkrutan.

 

5. Langkah-langkah Mengatasi Risiko Kerugian:

Beberapa langkah untuk mengatasi risiko kerugian melibatkan pembuatan kebijakan/prosedur standar, pendelegasian wewenang, pengamanan kekayaan/aset perusahaan, pembagian tugas, dan supervisi/pengawasan. Risiko harus diantisipasi dan diukur dalam skala nilai yang terukur.

 

6. Risiko dalam Perbankan:

Dalam perbankan, penetapan suku bunga acuan (BI Rate) dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang domestik, iklim investasi, dan inflasi di negara lain. Manajemen risiko dilakukan untuk mengantisipasi perubahan kondisi ekonomi dan melindungi kestabilan ekonomi nasional.

 

7. Strategi Persaingan Dagang dan Kebijakan Pemerintah:

Kebijakan pemerintah, seperti penurunan atau peningkatan bea tarif ekspor-impor, dapat menjadi strategi untuk mengelola risiko dan mempertahankan daya saing negara dalam pasar global.

 

Baca juga: 5 Kesalahan Packing saat Akan Liburan, Jangan Diikuti Yaa!!

 

Manajemen risiko dalam bisnis Islam sangat penting untuk menjaga keberlangsungan usaha dan mencegah terjadinya kerugian. Prinsip-prinsip manajemen risiko yang mencakup menghindari, mengurangi, memindahkan, dan menerima risiko, harus diterapkan dengan bijak. Hal ini sejalan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang melarang memperoleh laba tanpa adanya jaminan risiko. Dalam konteks ekonomi modern, manajemen risiko juga diperlukan untuk menghadapi persaingan global dan gejolak pasar.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp