Akhlak dalam Perspektif Etimologis dan Sosiologis

By. Ibnu Fikri Ghozali - 28 Dec 2023

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Pengertian akhlak secara etimologis dapat diartikan sebagai perangai, kebiasaan, adat, tradisi, perbuatan, dan tingkah laku seseorang, baik yang terpuji maupun yang tercela. Istilah ini mencakup berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan karakter dan moralitas seseorang. Dalam konteks ini, akhlak dapat merujuk pada perilaku atau sikap yang diterima atau dianggap sebagai norma oleh masyarakat.

 

Baca juga: 8 Mie Khas Indonesia yang Menggugah Selera, Sudah Coba yang Mana??

 

Dalam perspektif sosiologis di Indonesia, akhlak lebih mengacu pada perangai atau tingkah laku yang dianggap terpuji. Dalam konteks budaya Indonesia, akhlak seringkali dikaitkan dengan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Akhlak yang terpuji mencakup nilai-nilai seperti kesopanan, kerja sama, tolong-menolong, dan moralitas yang baik.

 

Ketika istilah "akhlak" dikaitkan dengan Islam, atau disebut juga sebagai akhlak al-Karimah, maka merujuk pada perbuatan dan tingkah laku yang baik dan terpuji sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan al-Sunnah. Akhlak Islami memiliki sumber yang berasal dari wahyu Allah yang tercantum dalam kitab suci al-Qur’an dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW melalui sunnahnya. Akhlak Islami bersifat tetap dan abadi, tidak berubah dengan perubahan tempat dan waktu.

 

Rasulullah Muhammad SAW. merupakan teladan utama dalam konsepsi penyempurnaan akhlak dalam Islam. Beliau diutus untuk melengkapi kesempurnaan akhlak, menjadikan ajaran-ajaran Islam sebagai panduan universal dan abadi bagi seluruh umat manusia. Beliau sendiri mengatakan, "Sesungguhnya aku dibangkitkan untuk melengkapi kesempurnaan akhlak" (HR. Baihaqi, No: 20571, Bazzar, No: 8949).

 

Baca juga: Tak Hanya di Jakarta, Ini Dia 10 Kota Tua Bersejarah di Berbagai Daerah di Indonesia

 

Rasulullah SAW. menunjukkan keagungan akhlaknya melalui sejarah hidupnya yang tidak pernah terpengaruh oleh lingkungannya yang jahiliyah. Dengan karakter yang kokoh, beliau berhasil merubah masyarakat dari keadaan terbelakang menjadi masyarakat maju yang menentukan sejarah dunia. Keagungan akhlak Rasulullah tercermin dalam pujian al-Qur’an, "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung" (Q.S. Al-Qalam, 68: 4).

 

Umat Muslim diarahkan untuk menjadikan Rasulullah Muhammad SAW. sebagai contoh dan tauladan dalam segala aspek kehidupan. Firman Allah menyatakan, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu" (Q.S. Al-Ahzab, 33: 21). Beliau mengajarkan kasih sayang, penghormatan terhadap tamu, kebaikan kepada tetangga, dan mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri.

 

Akhlak yang dimiliki seseorang mencerminkan wujud kepribadiannya. Baik atau buruknya seseorang ditentukan oleh akhlaknya. Jika akhlaknya baik, maka orang tersebut juga dianggap baik, sebaliknya jika akhlaknya tercela, maka citra dirinya pun buruk.

 

Baca juga: 9 Kampung Kreatif di Indonesia yang Cocok Untuk Liburan Sambil Belajar

 

Dalam konteks ini, akhlak tidak hanya bersifat individu tetapi juga bersifat sosial. Masyarakat memiliki peran dalam membentuk norma-norma akhlak yang berlaku. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menjaga akhlak agar masyarakat dapat hidup harmonis dan bermoral tinggi.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp