Batemuritour.com- Gus Baha, atau KH. Ahmad Bahaudin Nursalim, dikenal dengan pengajaran-pengajarannya yang penuh hikmah, termasuk kisah-kisah menarik yang jarang didengar sebelumnya. Salah satu cerita yang ia sampaikan dalam pengajiannya adalah kisah tentang seorang raja Arab yang memiliki kegemaran menikahi gadis cantik, namun mengalami pembatalan pernikahan yang mengejutkan.
Baca juga: Bahaya Ghibah di Era Media Sosial: Mengatasi Fitnah dan Dosa Berlipat
Raja Arab tersebut, seorang yang gemar menikahi gadis cantik, jatuh cinta pada seorang jelita di kerajaannya. Namun, sang ajudan raja juga merasakan cinta pada gadis tersebut tanpa sepengetahuan sang raja. Ketika sang raja meminta saran ajudannya, sang ajudan yang tahu bahwa gadis tersebut pernah dicium oleh laki-laki lain, mengajukan pertanyaan yang membuat sang raja bimbang.
Ajudan raja bertanya pada sang raja apakah benar-benar ia ingin menikahi gadis tersebut, karena dirinya melihat gadis tersebut pernah dicium oleh laki-laki lain. Pertanyaan ini membuat sang raja membatalkan niatnya, karena menyangkut harga dirinya. Ia tidak mau menikahi gadis yang pernah dicium oleh orang lain.
Beberapa waktu kemudian, gadis cantik yang ditolak oleh sang raja justru dinikahi oleh ajudan tersebut. Sang raja heran dan bertanya kenapa ajudannya mau menikahi gadis yang ia tolak. Ajudan raja dengan tenangnya menjawab bahwa yang mencium gadis tersebut adalah ayahnya sendiri. Dengan penjelasan ini, ajudan raja berhasil menikahi gadis cantik yang ia cintai.
Baca juga: Etika Menjenguk Orang Sakit di Era Media Sosial Menurut Pandangan Islam
Gus Baha menyampaikan bahwa kisah ini terdapat dalam Kitab Ithaf, sebuah syarah dari Kitab Ihya Ulumuddin. Hikmah yang dapat diambil dari kisah ini adalah tentang kesadaran akan nilai diri dan harga diri seseorang. Pembatalan pernikahan sang raja menggambarkan keberanian dalam menjaga kehormatan, sementara keputusan ajudan menyoroti pentingnya melihat konteks dan keadaan sebenarnya sebelum mengambil keputusan.
Kisah ini menunjukkan bahwa di balik setiap keputusan dan peristiwa, terdapat hikmah yang mendalam. Sang raja dan ajudannya menjadi tokoh-tokoh pembelajaran dalam memahami nilai-nilai kehidupan. Kisah ini juga mengajarkan bahwa kebijaksanaan dalam mengambil keputusan dapat membawa kebahagiaan dan kesuksesan di masa depan.