Batemuritour.com- Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis memberikan pelajaran berharga tentang kebijaksanaan dan kehebatan Nabi Sulaiman dalam menghadapi tantangan. Nabi Sulaiman, dengan kebijaksanaan dan kewibawaannya, mengelola situasi yang unik dan sulit dengan cara yang cerdas.
Baca juga: Umar bin Abdul Aziz: Pemimpin dengan Hati yang Tersentuh oleh Al-Qur'an
Nabi Sulaiman tidak hanya menerima informasi bahwa Ratu Balqis akan datang, tetapi ia juga ingin memberikan kejutan yang sesuai dengan kesenangan Ratu. Ini menunjukkan kepekaan dan perhatian Nabi Sulaiman terhadap orang lain, bahkan dalam hal kecil seperti kesenangan pribadi.
Saat Ifrit mengaku dapat membawa singgasana Ratu Balqis dalam waktu singkat, Nabi Sulaiman melihat kesombongan dalam jawabannya. Ifrit menempatkan kehebatan tersebut sebagai kekuatan pribadinya, tanpa mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari kehendak Allah. Nabi Sulaiman, sebagai seorang nabi yang tahu betul kekuatan dan keterbatasannya, tidak terpukau oleh kesombongan tersebut.
Nabi Sulaiman menunjukkan bahwa kehebatan dan prestasi sejati berasal dari Allah. Ia tidak tertarik dengan tawaran Ifrit yang mengandalkan kesombongan diri. Ketika seseorang yang memiliki ilmu dari kitab suci muncul, Nabi Sulaiman memberikan kesempatan pada orang tersebut untuk membuktikan kehebatannya.
Baca juga: Kisah Afiyah Al-Qadhi: Pengunduran Diri sebagai Hakim yang Teguh Prinsip
Setelah orang tersebut berhasil membawa singgasana Ratu Balqis dalam sekejap mata, ia tidak menyombongkan diri. Sebaliknya, ia langsung mengakui bahwa kehebatan tersebut adalah anugerah dari Tuhannya. Ungkapan "Hadza min fadli Rabbi" (Ini adalah dari keutamaan Tuhanku) menunjukkan sikap syukur dan pengakuan atas segala yang diberikan oleh Allah.
Kisah ini mengajarkan kita tentang rendah hati, kebijaksanaan, dan pentingnya mengakui bahwa segala sesuatu yang kita capai berasal dari anugerah Allah.