Batemuritour.com- Makanan ringan, terutama yang memiliki kemasan menarik, seringkali menjadi daya tarik utama bagi anak-anak. Namun, perlu diwaspadai bahwa beberapa cemilan, seperti Chiki, mengandung zat aditif berbahaya jika dikonsumsi berlebihan. Orang tua perlu memahami dampak kesehatan dan mengawasi asupan makanan anak, terutama selama musim liburan sekolah yang dapat meningkatkan konsumsi makanan ringan.
Baca juga: 6 Golongan Orang Mati Syahid dalam Islam, Sudah Tau?
Zat Aditif dalam Chiki dan Dampaknya:
1.Monosodium Glutamat (MSG):
Chiki yang mengandung MSG perlu dihindari oleh anak. Natrium ini dapat menyebabkan konsumsi natrium melebihi batas yang direkomendasikan, meningkatkan risiko kesehatan seperti yang dilaporkan oleh CDC.
2. Pengawet Makanan:
Zat aditif seperti benzoate, nitrat, dan sulfit, yang digunakan sebagai pengawet makanan dalam Chiki, jika dikonsumsi secara berlebihan, dapat menyebabkan dampak buruk seperti peningkatan risiko kanker, reaksi alergi, dan obesitas pada anak-anak.
3. Pemanis Buatan:
Pemanis buatan seperti aspartame, yang sering ditemukan dalam makanan manis, dapat memicu kanker jika dikonsumsi secara berlebihan. Selain itu, aspartame juga dapat berkontribusi pada gangguan mood dan emosi pada anak-anak.
Baca juga: Kisah Afiyah Al-Qadhi: Pengunduran Diri sebagai Hakim yang Teguh Prinsip
4. Sirop Jagung Tinggi Fruktosa:
Sirup jagung fruktosa, yang digunakan sebagai pemanis dalam Chiki, jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan penurunan fungsi hormon insulin, peningkatan tekanan darah, dan risiko obesitas pada anak-anak.
5. Sodium Nitrat: Zat aditif ini, yang digunakan sebagai pengawet dan penyedap dalam Chiki, dapat menghasilkan nitrosamine, yang dianggap sebagai pemicu risiko kanker pada saluran pencernaan ketika dipanaskan.
Orang tua perlu memahami bahwa meskipun makanan ringan seperti Chiki mungkin menjadi favorit anak-anak, kandungan zat aditif berbahaya dalam produk tersebut dapat memiliki dampak serius pada kesehatan anak. Pengawasan ketat terhadap asupan makanan, terutama selama musim liburan, menjadi kunci untuk memastikan anak-anak tetap sehat dan terhindar dari risiko kesehatan yang disebabkan oleh zat aditif berlebihan. Edukasi tentang alternatif makanan yang lebih sehat juga dapat membantu membentuk kebiasaan makan yang baik pada anak-anak.
Baca juga: Umar bin Abdul Aziz: Pemimpin dengan Hati yang Tersentuh oleh Al-Qur'an