Batemuritour.com- Kisah tentang Isa bin Musa al-Hasyimi memberikan pelajaran penting tentang kehati-hatian dalam perkataan, terutama di antara suami dan istri. Kesalahpahaman dalam percakapan dapat membawa dampak serius, bahkan hingga mencapai tingkat perceraian.
Baca juga: Kisah Penebusan Dosa dengan Kalimat Tauhid
Seorang suami hendaknya selalu berhati-hati dalam perkataan kepada istri. Ucapan yang dianggap sepele atau bercanda bisa menjadi sumber konflik jika tidak dipilih dengan bijak. Isa bin Musa al-Hasyimi mengalami kejadian di mana perkataannya yang tidak tepat membuat istri merasa tersinggung.
Setelah menyadari bahwa perkataannya telah membuat istri merasa tertalak, Isa bin Musa al-Hasyimi merasa sangat terganggu. Kepeduliannya terhadap kesalahan yang terjadi menunjukkan betapa pentingnya memahami dampak perkataan kita terhadap orang lain, terutama dalam hubungan suami-istri.
Ketika Isa bin Musa al-Hasyimi merasa bingung dan gelisah, dia memutuskan untuk mencari bantuan Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur. Khalifah tersebut, sebagai pemimpin yang adil, mengumpulkan para ahli fiqih untuk memberikan fatwa mengenai kasus Isa. Ini menunjukkan pentingnya menyelesaikan konflik melalui konsultasi dan mendapatkan pandangan ahli.
Baca juga: Belajar Sabar dari Kisah Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i dan Imam Junaid Al-Baghdadi
Meskipun para ahli fiqih sejatinya sepakat bahwa kata-kata Isa menyebabkan tertalaknya istri, ada seorang ulama yang bermazhab Hanafi yang memilih untuk diam. Ini mencerminkan keberagaman pemikiran dalam mazhab dan betapa pentingnya memahami konteks serta kasus secara menyeluruh.
Al-Mansur mengambil keputusan berdasarkan fatwa para ahli fiqih dan memastikan hukum yang diterapkan sesuai dengan syariat Islam. Khalifah juga memberikan nasehat kepada istri Isa untuk taat kepada suaminya. Keputusan ini menunjukkan keseimbangan antara keadilan dan nasehat dalam menyelesaikan konflik.
Kisah ini diakhiri dengan menggambarkan keindahan dan keutamaan penciptaan manusia. Manusia dianggap sebagai makhluk paling indah, dan keagungan ciptaan manusia tercermin dari segala aspek fisik dan batinnya.
Baca juga: Kisah Hikmah: Kisah Dermawan Yahudi di Hari Asyura
Dari kisah ini, kita dapat belajar tentang pentingnya komunikasi yang bijaksana, keseimbangan antara keadilan dan nasehat dalam menyelesaikan konflik, serta penghargaan terhadap keindahan penciptaan manusia. Keberagaman pemikiran ulama juga menjadi catatan penting dalam menyikapi permasalahan hukum. Semoga kita dapat mengambil pelajaran berharga dari kisah ini untuk menjaga hubungan dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.