Hikmah Zuhud dalam Kisah Burung Merpati Imam Abdullah bin Mubarak

By. Ibnu Fikri Ghozali - 17 Jan 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Dalam kitab Shifah al-Shafwah, Imam Abu al-Farj Abdurrahman Ibnu al-Jauzi mencatat sebuah riwayat menarik tentang burung merpati milik Imam Abdullah bin Mubarak. Kisah ini tidak hanya mencerminkan kebijaksanaan dalam menjaga keturunan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai zuhud dan kehati-hatian dalam hidup.

 

Baca juga: Belajar Produktif Melalui Imam Nawawi

 

Imam Abdullah bin Mubarak memiliki burung merpati yang dulu memberikan manfaat berupa keturunan, seperti anak-anak atau telur. Namun, pada suatu waktu, beliau menghentikan praktik ini dengan alasan yang menarik. Burung merpati tersebut telah bercampur dengan merpati lainnya dan kemudian kawin dengannya. Hal ini membuat Imam Abdullah bin Mubarak dan keluarganya tidak lagi suka mengambil manfaat dari keturunannya.

 

Pertanyaan yang muncul adalah mengapa Imam Abdullah bin Mubarak menghentikan praktik mengambil manfaat dari keturunan burung merpati tersebut? Jawabannya, menurut beliau, adalah karena burung merpati itu telah bercampur dengan merpati lainnya, sehingga anak-anak atau telurnya tidak lagi murni. Dalam pandangan Imam Abdullah bin Mubarak, ini menciptakan ketidakpastian terhadap kualitas dan keaslian dari keturunan burung tersebut.

 

Keputusan Imam Abdullah bin Mubarak ini mencerminkan sikap zuhud dan kehati-hatian yang tinggi dalam memilih dan mengonsumsi sesuatu. Meskipun secara lahir burung merpati dan keturunannya adalah halal, Imam Abdullah bin Mubarak tetap menetapkan standar yang tinggi dalam menjaga kebersihan dan keaslian makanan yang dikonsumsi oleh dirinya dan keluarganya.

 

Baca juga: Prinsip Kemudahan dalam Agama Islam

 

Hikmah yang dapat diambil dari kisah ini adalah pentingnya kehati-hatian dalam memilih makanan dan barang konsumsi kita. Tidak hanya berlaku pada aspek halal dan haram, tetapi juga pada kualitas dan keaslian produk. Sikap zuhud dan kehati-hatian seperti yang ditunjukkan oleh Imam Abdullah bin Mubarak dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk menjaga kebersihan dan keaslian dalam kehidupan sehari-hari.

 

Selain itu, kekayaan Imam Abdullah bin Mubarak yang besar tidak membuatnya lalai dalam menjalankan nilai-nilai zuhud. Meskipun berdagang dan berbisnis, beliau tetap memegang teguh prinsip-prinsip moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa zuhud bukanlah tentang menjadi miskin, tetapi lebih pada sikap hati-hati dan kesederhanaan dalam menjalani kehidupan.

 

Kisah ini mengajarkan kita untuk mempertimbangkan asal-usul dan kualitas dari apa yang kita konsumsi, serta betapa pentingnya menjaga nilai-nilai kehati-hatian dan zuhud dalam kehidupan sehari-hari. Imam Abdullah bin Mubarak memberikan contoh nyata tentang bagaimana seorang muslim dapat menjalani kehidupan dengan bijak, menghormati nilai-nilai agama, dan tetap berkecukupan tanpa terjerumus dalam kemewahan dan sikap boros.

 

Baca juga: 8 Amalan yang Bisa Kamu Lakukan di Bulan Rajab









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp