Kisah Hikmah: Kebijaksanaan Raja Harun ar-Rasyid di Hadapan A'arabi Budak Sahaya

By. Ibnu Fikri Ghozali - 17 Jan 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Kisah Raja Harun ar-Rasyid dan A'arabi budak sahaya adalah cerminan kebijaksanaan, kerendahan hati, dan keadilan seorang pemimpin yang bijak. Dalam perjalanan ibadah haji, Raja Harun ar-Rasyid mendapatkan pelajaran berharga dari seorang A'arabi yang tampak sederhana dan tidak terlihat sebagai sosok yang istimewa.

 

Baca juga: Hikmah Zuhud dalam Kisah Burung Merpati Imam Abdullah bin Mubarak

 

Saat Raja Harun memberikan peringatan agar tidak ada yang mendahuluinya selama ibadah haji, A'arabi yang berpenampilan sederhana ini tetap mendahului raja dengan tenang. Meskipun pengawal raja berusaha menghalangi, A'arabi dengan hikmah menyampaikan bahwa di hadapan Allah, tidak ada perbedaan derajat antara seorang raja dan rakyat biasa.

 

A'arabi menjelaskan dengan membacakan ayat Al-Qur'an yang menekankan bahwa Masjidil Haram adalah tempat terbuka untuk semua manusia, tanpa memandang status sosial. Jawaban A'arabi yang penuh hikmah membuat Raja Harun ar-Rasyid mengizinkannya untuk menjalankan ibadah sesuai keinginannya, baik mendahului raja atau tidak.

 

Namun, pelajaran sebenarnya baru dimulai. Saat Raja Harun ar-Rasyid hendak menyentuh Hajar Aswad dan menjalankan berbagai ibadah lainnya di Ka'bah, A'arabi selalu mendahuluinya. Raja yang mulia ini tidak hanya menerima keadaan tersebut, tetapi juga menghormati dan mengizinkannya.

 

Baca juga: Prinsip Kemudahan dalam Agama Islam

 

Ketika dipanggil untuk diinterogasi oleh raja, A'arabi menunjukkan pengetahuannya yang luas terhadap agama Islam. Dengan pertanyaan yang tajam, A'arabi menguji pengetahuan raja tentang fardhu-fardhu dalam Islam. Raja Harun ar-Rasyid yang awalnya bermaksud menguji A'arabi malah mendapati dirinya yang tidak tahu jawaban.

 

Pertanyaan A'arabi tentang seorang lelaki yang haram melihat wanita pada beberapa waktu tertentu, mengungkapkan ketidakmampuan raja untuk menjawab. A'arabi tidak hanya memberikan jawaban yang tajam, tetapi juga menasihati raja agar bersikap penyayang kepada fakir miskin, tidak menghina mereka, dan mengasihi orang tua.

 

Ketika Raja Harun ar-Rasyid menawarkan pemberian besar, A'arabi menolaknya dengan tegas dan meminta agar pemberian tersebut diberikan kepada fakir miskin. Inilah momen di mana raja menyadari kebesaran hati dan kesederhanaan A'arabi. Dengan rendah hati, A'arabi kemudian mengungkapkan bahwa dirinya adalah keturunan Rasulullah saw.

 

Kisah ini memberikan pelajaran bahwa kebenaran dan hikmah tidak terpaku pada status sosial atau kekayaan. Bahkan seorang pemimpin besar sekalipun bisa mendapatkan pelajaran berharga dari seorang yang tampak sederhana. Keberanian A'arabi untuk mematahkan argumentasi raja dengan bijaksana dan hikmah, tanpa merusak tatanan dan aturan, menjadi inspirasi bagi semua orang untuk selalu mencari kebenaran dan bersikap adil.

 

Baca juga: 3 Keistimewaan Surat Al-Hajj untuk Permudah Dapatkan Jodoh

 

Dalam konteks kepemimpinan, kisah ini juga mengajarkan bahwa seorang pemimpin seharusnya terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun, tanpa memandang status atau latar belakang sosial pemberi masukan. Kesederhanaan, keadilan, dan kebijaksanaan adalah kunci utama dalam memimpin dengan baik.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp