Kisah Hikmah: Bahaya Riya' (Pamer) dan Pentingnya Ikhlas dalam Ibadah

By. Ibnu Fikri Ghozali - 17 Jan 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Dalam sebuah kisah yang terdapat dalam kitab Irsyâdul 'Ibâd, terungkaplah betapa riya' atau pamer dalam beribadah dapat merusak nilai ibadah itu sendiri. Suatu hari, seorang laki-laki yang baru saja pulang dari haji memutuskan untuk menjamu Sufyan ats-Tauri dan teman-temannya. Namun, perintah yang dia berikan kepada istrinya saat hendak menyajikan hidangan menyiratkan maksud terselubung.

 

Baca juga: Hikmah Zuhud dalam Kisah Burung Merpati Imam Abdullah bin Mubarak

 

Lelaki tersebut meminta hidangan dari haji yang kedua, bukan haji yang pertama. Dalam ilmu balaghah, hal ini disebut sebagai kalam insya' (thalabi), yaitu perintah yang sekaligus mengandung maksud tersembunyi. Dia memerintahkan sang istri, namun pada saat yang sama, dengan bangga memamerkan bahwa dia telah berhaji dua kali. Sufyan ats-Tauri, seorang ulama alim dan zuhud, melihat kedangkalan ini dengan menyatakan, "Sungguh kasihan orang ini. Dengan perkataannya itu dia telah menghapus pahala dua hajinya. Semoga Allah menyelamatkan kita dari riya'."

 

Pesan moral dari kisah ini adalah pentingnya menjaga niat dan tindakan kita dalam beribadah. Tidak hanya melakukan perintah Allah, tetapi juga menjaga niat agar semata-mata karena-Nya. Riya' atau pamer dapat merusak keikhlasan dalam ibadah, sehingga pahala yang seharusnya diperoleh menjadi hilang.

 

Rasulullah SAW juga pernah memberikan petunjuk tentang keselamatan pada hari Kiamat. Ketika ditanya tentang keselamatan pada hari esok, beliau menjawab, "Ketika kamu tidak menipu Allah." Menipu Allah, dalam konteks ini, adalah melakukan perbuatan baik atau ibadah dengan niat yang tidak ikhlas, misalnya untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari manusia.

 

Baca juga: Kisah Hikmah: Kebijaksanaan Raja Harun ar-Rasyid di Hadapan A'arabi Budak Sahaya

 

Riya' dianggap sebagai bentuk syirik karena menyelisihi prinsip tauhid yang mendasari keyakinan Islam. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa pada hari Kiamat, orang-orang yang melakukan riya' akan dipanggil dengan empat panggilan yang mencerminkan kecaman dan penolakan dari Allah.

 

Hadits ini menjadi peringatan penting untuk selalu menjaga hati dan niat dalam beribadah. Kehadiran riya' dapat membatalkan pahala ibadah, bahkan menjadikan seseorang sebagai orang yang merugi di akhirat. Oleh karena itu, keikhlasan dalam beribadah merupakan fondasi utama yang harus dijaga dengan cermat agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp