Tradisi Ulama Nusantara Menuntut Ilmu di Tanah Suci

By. Ibnu Fikri Ghozali - 24 Jan 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Ulama-ulama Nusantara sejak zaman dulu telah menjadikan Tanah Suci Makkah sebagai tempat untuk memperdalam ilmu keislaman. Praktik ini tidak hanya sebagai perwujudan ibadah haji, tetapi juga sebagai langkah untuk menuntut ilmu (rihlah ‘ilmiyyah atau thalab al-‘ilm). Menurut Ismatu Ropi dan Kusmana dalam penelitian mereka, dua daerah di Timur Tengah yang paling sering dijadikan tujuan tempat studi keislaman adalah Haramain (Makkah dan Madinah) serta Kairo.

 

Baca juga: Tips Packing Umrah untuk Wanita

 

Pentingnya posisi Haramain sebagai pusat pembelajaran tampak sangat dominan dari abad ke-17 hingga akhir abad ke-19. Pemikiran ini mungkin karena kaum Muslim menganggap Haramain memiliki nilai sakral yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain. Sementara itu, Kairo menjadi fokus para pelajar Indonesia sebagai tempat studi sejak pertengahan abad ke-19 setelah terjadinya kontak antara murid-murid Jawa dan Universitas al-Azhar sejak akhir abad ke-18.

 

Salah satu contoh ulama Nusantara yang menunjukkan tradisi ini adalah Syekh Muhammad Dalil bin Muhammad Fatawi, atau lebih dikenal sebagai Syekh Bayang (1864–1923). Beliau, seorang ulama asal Pesisir Selatan pada pertengahan abad ke-19, menulis buku laris yang diakui oleh B.J.O. Schrieke sebagai karya moralis pejuang abad ke-20, yaitu Taraghub ila Rahmatillah yang diterbitkan pada tahun 1910.

 

Syekh Bayang berangkat ke Makkah pada tahun 1903 dan memiliki beberapa guru terkemuka di sana, termasuk Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dan ahli tasawuf Syekh Jabal Qubis. Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, seorang pemimpin Tarekat Naqsyabandiyah di Padang, juga merupakan murid dari ulama-ulama terkemuka Makkah seperti Sayyid Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makkiy.

 

Baca juga: Tips Penting untuk Menjaga Barang Bawaan Selama Perjalanan Umrah

 

Perjalanan Syekh Bayang menunjukkan bahwa para ulama Nusantara tidak hanya menunaikan ibadah haji di Tanah Suci, tetapi juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menuntut ilmu dari para ulama terkemuka di sana. Mereka menjadikan Haramain sebagai pusat pembelajaran dan tempat untuk mendalami ilmu agama Islam.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp