Membangun Optimisme Menurut Pandangan Islam

By. Ibnu Fikri Ghozali - 25 Jan 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Dalam kehidupan yang penuh dengan dinamika dan tantangan, seringkali kita merasakan kecewa ketika harapan kita tak sesuai dengan kenyataan. Krisis multidimensi, baik itu krisis moral, ideologi, atau ekonomi, seringkali menghadirkan rasa sulit, kecewa, dan bersedih. Namun, dalam ajaran Islam, terdapat panduan dan hikmah yang bisa menjadi sumber optimisme di tengah-tengah kesulitan.

 

Baca juga: 5 Jenis Kurma yang Banyak Dicari serta khasiatnya

 

Pertama-tama, sebagai manusia, kita diajarkan untuk yakin bahwa kehidupan tidak selamanya sulit. Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an menyatakan, "Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan" (QS As-Syarh: 5-6). Ini adalah pengingat bahwa setiap kesulitan pasti diikuti oleh kemudahan, dan bahwa dalam setiap ujian, ada pelajaran dan hikmah yang dapat membawa kebaikan di kemudian hari.

 

Ketika diuji oleh cobaan dan krisis, ajaran Islam menekankan pentingnya bersabar. Firman Allah SWT mengatakan, "Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang ditimpa musibah, mereka mengatakan: ‘Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya'" (QS Al-Baqarah: 155-157). Kesabaran di sini bukanlah tanda kelemahan, melainkan tanda kekuatan dan keyakinan bahwa setiap ujian adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar.

 

Optimisme dalam Islam juga tercermin dalam doa dan hubungan pribadi dengan Allah SWT. Rasulullah saw bersabda, "Sebaik-baik ibadah adalah menanti kegembiraan." Ini menunjukkan bahwa optimisme menyambut datangnya kebahagiaan dianggap sebagai bentuk ibadah yang agung. Doa juga memiliki peran penting dalam membangun optimisme. Allah SWT berfirman, "Jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku" (QS Al-Baqarah: 186). Doa dengan optimisme yang penuh keyakinan menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

 

Baca juga: Inilah 7 Rekomendasi Hotel Terbaik di Madinah

 

Dalam menghadapi krisis, pentingnya berhusnudzan (berprasangka baik) kepada Allah dan situasi adalah suatu nilai yang diterapkan dalam Islam. Berprasangka baik merupakan kunci kebahagiaan, dan keyakinan bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Menyadari bahwa setiap ujian adalah ujian yang dapat membawa kebaikan di masa depan adalah langkah awal dalam membangun optimisme.

 

Selain itu, memahami bahwa hidup ini penuh dengan dinamika, seperti roda kehidupan yang terus berputar, dapat memberikan gambaran bahwa kesulitan dan kemudahan adalah bagian integral dari perjalanan kehidupan. Dalam setiap kesulitan, ada peluang untuk tumbuh dan belajar. Dalam setiap kebahagiaan, ada peluang untuk bersyukur kepada Allah.

 

Dengan menggali ajaran Islam, kita dapat menemukan solusi terbaik dalam menghadapi krisis multidimensi ini. Optimisme yang bersumber dari keyakinan kepada Allah, kesabaran, doa, dan berprasangka baik akan menjadi penuntun yang kuat di dalam menjalani setiap fase kehidupan. Semoga kita semua dapat menjadi orang-orang yang optimis dan tegar dalam menghadapi ujian hidup.

 

Baca juga: 6 Rekomendasi Hotel yang Dekat dengan Masjidil Haram









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp