Batemuritour.com- Belakangan ini, ajakan untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an semakin banyak terdengar di berbagai komunitas masyarakat. Rasulullah SAW sendiri menganjurkan umat Islam untuk mengkhatamkan Al-Qur'an secara rutin, sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada.
Baca juga: Inilah Perbedaan antara Haji dan Umrah
Membaca Al-Qur'an memang merupakan amalan yang mulia, dan setiap hurufnya dijanjikan dengan sepuluh kebaikan. Namun, pentingnya tidak hanya berhenti pada kuantitas bacaan, melainkan juga pada kualitas cara membaca, yang dipaparkan dalam konsep tajwid.
Allah SWT dalam surat Al-Muzammil ayat 4 menekankan, "...dan bacalah Al-Qur'an secara tartil..." (QS Al-Muzammil; 4). Tartil, dalam pandangan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, mencakup "tajwidul huruf, wa ma’rifatul wuquf" atau pengucapan huruf dengan benar dan pemahaman tentang tempat berhenti (waqaf).
Syekh Al Jazari, seorang ahli qiraat, dalam karyanya "Manzhumah al-Jazariyyah" menggambarkan pentingnya ilmu tajwid dengan syairnya yang menyatakan bahwa mempelajari tajwid adalah suatu kewajiban. Ia menegaskan bahwa Allah menurunkan Al-Qur'an beserta cara membacanya, termasuk ilmu tajwid, agar makna dari setiap ayat tetap terjaga.
Baca juga: KH Ali Maksum: Ulama dan Pembangun Karakter Bangsa
Syekh Al Jazari menjelaskan dalam syairnya bahwa belajar tajwid adalah suatu kewajiban. Siapa pun yang tidak berusaha memperbaiki cara membacanya bisa berdosa. Ilmu tajwid merupakan cara Allah menurunkan Al-Qur'an, dan ilmu ini disampaikan secara turun temurun hingga kepada umat Islam.
Ilmu tajwid bukan hanya sebagai perhiasan bacaan Al-Qur'an, melainkan juga untuk menjaga makna dari setiap ayat. Dengan memahami tajwid, seseorang dapat membaca Al-Qur'an dengan baik, indah, dan benar. Kesungguhan dan keterus-menerusan dalam mempelajari ilmu ini akan membantu seseorang membaca Al-Qur'an tanpa kesulitan.
Membaca Al-Qur'an memang memerlukan proses belajar, terutama untuk menyesuaikan kemampuan bicara orang Indonesia. Kesabaran dan ketekunan dalam belajar sangat diperlukan. Oleh karena itu, belajar Al-Qur'an dengan bimbingan guru yang kompeten menjadi sangat penting agar kesalahan bacaan dan manfaat ilmu tajwid dapat dirasakan.
Baca juga: Kisah Ketika Pemboikotan Kaum Quraisy terhadap Rasulullah dan Bani Hasyim
Semoga dengan usaha dan niat yang tulus, kita dapat memperbaiki cara membaca Al-Qur'an dengan memahami ilmu tajwid. Dengan demikian, Al-Qur'an tidak hanya menjadi petunjuk hidup, tetapi juga penolong di hari akhir nanti. Wallahu a'lam.