Batemuritour.com- Di bawah sinar matahari Madinah, di tengah keramaian Masjid Nabawi yang dipenuhi aktivitas umat Islam, menjulanglah sebuah pohon kurma. Bukan sembarang pohon kurma, melainkan pohon yang memiliki kisah istimewa yang terkait erat dengan Nabi Muhammad saw, utusan Allah dalam menyampaikan risalah Islam. Pohon ini menjadi saksi bisu dari momen-momen indah di kehidupan Rasulullah.
Baca juga: Keberuntungan Halimah as-Sa'diyah dalam Mengasuh Nabi Muhammad SAW
Pada suatu Jumat, ketika Nabi Muhammad saw memberikan khutbah di Masjid Nabawi, terdengar suara tangisan dari arah belakang masjid. Suara tangisan itu begitu menyedihkan, memaksa jamaah yang hadir untuk menoleh ke arah sumber suara. Suara itu ternyata berasal dari pohon kurma yang berdiri di dekat mimbar tempat Nabi Muhammad biasa berkhutbah.
Melihat pohon kurma menangis, Rasulullah segera mengakhiri khutbahnya dan menghampiri pohon tersebut. Dengan lembut, beliau meletakkan tangannya di batang pohon sambil bertanya, "Ada apa denganmu, wahai pohon kurma? Mengapa kamu menangis?"
Pohon kurma, yang dianugerahi Allah kemampuan untuk berbicara dalam momen ini, menjawab dengan suara yang lemah dan sedih, "Ya Rasulullah, aku menangis karena aku akan berpisah denganmu. Aku akan merindukan suara merdumu dan nasehat bijak yang selalu menenangkan jiwaku."
Baca juga: Mengapa Isra Mi’raj Dilakukan di Malam Hari?
Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan menjadi bagian dari warisan hadits yang bermakna, sebagaimana dicatat dalam Fathul Bari Jilid 4, karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani. Kisah ini bukan hanya sekadar anekdot, melainkan menyiratkan makna mendalam tentang hubungan antara manusia, alam, dan ciptaan Allah.
Dalam kisah ini, seorang wanita Anshar, penduduk Madinah, ingin memberikan sesuatu kepada Rasulullah. Ia memutuskan untuk membuat mimbar agar Nabi dapat duduk dengan lebih nyaman ketika memberikan khutbah Jumat. Rasulullah menerima dengan baik dan menggunakan mimbar yang telah dibuatkan. Namun, pohon kurma di depannya, yang biasa menjadi tempat bersandar beliau saat berkhutbah, merasakan kehilangan.
Pohon kurma itu menangis karena akan merindukan momen-momen indah mendengarkan zikir dan nasehat Rasulullah yang selalu mengalir di sekitarnya. Dalam tangisannya, pohon itu menyampaikan perasaan kehilangan dan kerinduan yang mendalam. Rasulullah, dengan penuh kasih sayang, meresponsnya dengan memeluk batang pohon, menenangkan kerinduan yang dirasakan oleh pohon yang memiliki kemampuan istimewa ini.
Baca juga: Isra Miraj: Perjalanan Ajaib Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha
Hadits ini memberikan pelajaran yang mendalam tentang sensitivitas dan hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. Alam, termasuk pohon dan tanaman, adalah bagian dari ciptaan Allah yang memiliki kepekaan dan keberdampingan dengan manusia. Kisah pohon kurma menunjukkan bahwa segala sesuatu di alam ini memiliki suatu bentuk kehidupan dan bisa merasakan kehadiran dan kepergian orang-orang yang berinteraksi dengannya.
Begitu indahnya, bahwa Rasulullah saw memiliki kesadaran dan empati terhadap makhluk Allah yang mungkin dianggap remeh oleh sebagian orang. Pohon kurma yang menangis di Masjid Nabawi mengajarkan kepada kita untuk bersikap ramah, menghormati, dan menjaga kelestarian alam. Rasulullah menunjukkan bahwa kepedulian terhadap alam bukanlah sesuatu yang terpisah dari ajaran Islam, melainkan suatu sikap yang harus dimiliki oleh setiap muslim.
Kisah pohon kurma ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya menjaga keberlanjutan alam. Alam bukan hanya sumber keindahan dan keajaiban, tetapi juga merupakan anugerah Allah yang perlu dijaga dan dilestarikan oleh manusia. Dengan membaca kisah ini, kita diingatkan untuk menjalani kehidupan yang seimbang dengan alam, memperlakukan setiap makhluk hidup dengan penuh kasih sayang dan hormat.
Baca juga: Doa Memohon Dibukakan Pintu Rezeki
Pohon kurma di Masjid Nabawi, dengan kisahnya yang menyentuh, memberikan inspirasi untuk lebih menghargai alam dan menjadi khalifah yang bertanggung jawab atas bumi yang Allah titipkan kepada kita. Melalui kasih sayang Rasulullah kepada pohon kurma, kita diajak untuk memahami bahwa keindahan dunia ini terletak pada harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.