Keutamaan dan Hakikat Puasa: Menahan Diri dan Kesabaran

By. Ibnu Fikri Ghozali - 21 Feb 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Ibadah puasa bukanlah suatu syariat baru, melainkan suatu bentuk ibadah yang telah diterapkan pada umat-umat sebelum umat Nabi Muhammad SAW. Walaupun memiliki akar sejarah yang panjang, ibadah puasa tetap relevan dan diwajibkan kepada umat Islam pada bulan Ramadhan setiap tahunnya. Ibadah puasa memiliki keunikan tersendiri, di mana umat Islam diperintahkan untuk menahan dan meninggalkan sesuatu (takhalli), bukan melakukan sesuatu. Oleh karena itu, ibadah puasa terletak pada sifat takhalli, menjadikannya istimewa.

 

Baca juga: Niat Puasa Ramadhan: Menanamkan Kesungguhan untuk Ketaqwaan

 

Imam Al-Ghazali, dalam karyanya yang terkenal, Ihya Ulumiddin, menggambarkan hakikat puasa sebagai suatu rahasia. Ibadah ini tidak terlihat secara kasat mata, melibatkan kesabaran yang bersifat batin. Puasa bukanlah sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan sebuah kesabaran murni. Dalam hal ini, puasa mengambil seperempat bagian dari keimanan, karena, seperti disebutkan dalam hadits, "Puasa itu setengah dari kesabaran."

 

Manfaat puasa tidak hanya pada aspek spiritual, tetapi juga berdampak pada pengendalian hawa nafsu. Dengan menahan lapar dan haus, puasa membantu mengekang keinginan-keinginan syahwat yang menjadi medan subur bagi setan. Dengan lapar dan haus, lahan subur setan menyempit, sehingga puasa menjadi pintu ibadah dan tameng bagi orang yang menjalankannya.

 

Hadits Rasulullah menggambarkan setan berjalan melalui aliran darah manusia, dan puasa dianjurkan sebagai cara untuk mempersempit aliran darah tersebut dengan rasa lapar. Dengan membatasi gerak setan, puasa memberikan perlindungan kepada orang yang berpuasa.

 

Baca juga: Mengqadha Puasa Ramadhan: Kewajiban yang Harus Dilaksanakan dengan Segera

 

قال صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ فَضَيِّقُوْا مَجَارِيَهُ بِالجُوْعِ 


Artinya, “Rasulullah bersabda, ‘Sungguh, setan itu berjalan pada anak Adam melalui aliran darah. Oleh karena itu, hendaklah kalian mempersempit aliran darah itu dengan rasa lapar,’ (HR. Muttafaq alaihi).

 

Dalam konteks ini, puasa bukan hanya ibadah rutin, tetapi suatu upaya untuk membersihkan diri dari hawa nafsu dan memperkuat keimanan. Kesabaran dan pengendalian diri menjadi inti dari ibadah puasa. Meskipun tidak terlihat oleh manusia, Allah menyaksikan dan membalas setiap bentuk kesabaran yang diperlihatkan selama bulan suci Ramadhan.

 

Sebagai suatu bentuk ibadah yang mengandalkan ketahanan diri, puasa membawa berkah dan keutamaan yang tak terhingga. Melalui kebijaksanaan ini, umat Islam diberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan jiwa, dan meraih ganjaran yang luar biasa. Semoga ibadah puasa kita diterima dengan penuh keberkahan. Wallahu a’lam bis shawab.

 

Baca juga: Makna dan Doa Malam Nisfu Sya'ban









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp