Batemuritour.com - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada berbagai situasi yang dapat memicu kemarahan. Untuk menghadapi tantangan ini, Nabi Muhammad SAW memberikan nasihat berharga yang terdapat dalam hadits Arbain karya Imam Nawawi. Hadits ini memiliki pesan mendalam tentang pentingnya menjauhi kemarahan dan mengendalikan diri dalam berbagai situasi. Mari kita cermati beberapa pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini.
أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبيِّ صلى الله عليه وسلم: أَوصِنِيْ، قَال: لاَ تَغْضَبْ
“Ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, ‘Berilah wasiat (nasihat) kepadaku!’ Beliau pun bersabda, ‘Kamu jangan marah’.”
Baca juga : 5 Tips Redakan Amarah dalam Islam, Yuk Pelajari Kelola Emosimu!!
Dalam hadits tersebut, seseorang meminta wasiat kepada Nabi SAW, dan jawaban yang diberikan sangat sederhana namun sarat makna. Beliau bersabda, "Kamu jangan marah." Pesan ini mengandung makna besar tentang pentingnya mengontrol diri dari kemarahan. Kemampuan untuk tetap tenang dan sabar dalam menghadapi situasi sulit adalah tanda dari kedewasaan dan kebijaksanaan.
Riwayat lain menyebutkan bahwa marah adalah batu yang dilemparkan setan ke dalam hati manusia. Dengan pemahaman ini, Nabi mengingatkan umatnya bahwa marah bukanlah reaksi yang berasal dari kebaikan atau kebijaksanaan, melainkan merupakan upaya setan untuk menciptakan konflik dan ketegangan. Dengan menjauhi kemarahan, seseorang melindungi hatinya dari pengaruh negatif setan.
Imam Al-Ghazali menggambarkan marah sebagai pintu masuk bagi setan. Dalam konteks ini, marah membuka pintu bagi setan untuk memanipulasi pikiran dan perilaku manusia. Oleh karena itu, dengan mengendalikan kemarahan, seseorang sebenarnya menutup pintu akses setan ke dalam hatinya.
Baca juga : 5 Manfaat Menahan Marah saat Puasa Ramadhan bagi Kesehatan Jantung
Hadits ini juga memberikan solusi praktis untuk menghadapi kemarahan. Syekh Utsaimin menekankan pentingnya kontrol diri dan mengendalikan jiwa ketika dihadapkan pada situasi yang menyulut amarah. Juga, larangan untuk meluapkan amarah, yang seringkali membawa dampak negatif dalam kehidupan sehari-hari.
Nabi memberikan solusi ajaib untuk mengatasi kemarahan, yaitu dengan berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk. Dengan mengucapkan kalimat perlindungan ini, seseorang dapat meredakan amarahnya dan meminta perlindungan kepada Allah dari pengaruh setan yang berusaha memperdaya.
Baca juga : Belajar Sabar dari Kisah Imam Muhammad bin Idris As-Syafi’i dan Imam Junaid Al-Baghdadi
Meskipun hadits ini berasal dari zaman Nabi, pesan-pesan yang terkandung di dalamnya tetap relevan dalam konteks modern. Kondisi kehidupan yang penuh tekanan dan ketegangan sering kali memunculkan kemarahan. Oleh karena itu, menjadikan hadits ini sebagai pedoman dalam berinteraksi dengan orang lain dapat membantu menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang dan saling pengertian.
Dengan memahami dan mengamalkan pelajaran dari hadits Nabi ini, kita dapat mengembangkan kontrol diri, menjauhi kemarahan berlebihan, dan menciptakan hubungan yang lebih baik dengan sesama. Semoga kita semua dapat meneladani ajaran Nabi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Wallahu a'lam bis shawab.