Batemuritour.com- Salat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim. Setiap kali melaksanakan salat, umat Islam diwajibkan untuk menghadap kiblat, yang awalnya berada di Baitul Maqdis, Palestina. Kemudian, Allah SWT memerintahkan untuk memindahkan kiblat ke Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah. Hal ini dijelaskan dalam surah Al Baqarah ayat 142-144.
Baca juga: Ibnu Sina: Bapak Kedokteran Dunia yang Menginspirasi Generasi
Allah SWT berfirman bahwa orang-orang yang kurang akalnya akan bertanya tentang pemindahan kiblat. Allah menegaskan bahwa Timur dan Barat itu milik-Nya, dan Dia memberikan petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus. Pemindahan kiblat tersebut adalah ujian bagi umat Islam, menunjukkan siapa yang benar-benar mengikuti petunjuk Rasulullah SAW.
Allah SWT menjelaskan bahwa umat Islam dijadikan sebagai umat pertengahan, yaitu umat yang adil dan seimbang. Umat ini menjadi saksi atas perbuatan manusia, dan Rasulullah menjadi saksi atas perbuatan umat ini. Allah SWT menetapkan kiblat ke arah Masjidil Haram agar umat Islam diuji, siapa yang mengikuti petunjuk Allah.
Ketika ayat ini turun, Rasulullah SAW sedang dalam keadaan salat. Setelah turunnya ayat, Rasulullah segera menghentikan salatnya sebentar dan memutar arah kiblat 180 derajat. Hal ini menunjukkan keberanian dan ketundukan Rasulullah terhadap perintah Allah, serta kesediaannya untuk mengubah arah kiblat, walaupun umat Islam mendapatkan olok-olokan dari musuh-musuh mereka.
Baca juga: Do'a Sebelum dan Setelah Memakai Pakaian
Dalam praktiknya, umat Islam dapat menentukan arah kiblat dengan berbagai cara. Salah satu cara modern adalah melalui penggunaan handphone. Aplikasi seperti Google Maps, aplikasi arah kiblat khusus, atau kompas dalam HP dapat membantu umat Islam menentukan arah kiblat dengan mudah, kapan pun dan di mana pun mereka berada.
Pentingnya menentukan arah kiblat saat salat menggambarkan ketaatan dan ketundukan umat Islam terhadap perintah Allah. Meskipun umat Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, kiblat tetap menjadi simbol persatuan dan kesatuan umat Islam dalam melaksanakan ibadah salat.
Pemindahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka'bah merupakan ujian dan tanda keberanian umat Islam dalam mengikuti petunjuk Allah. Rasulullah SAW sebagai pemimpin umat Islam menunjukkan ketundukan dan kesediaannya untuk mengubah arah kiblat, mengajarkan umat Islam tentang ketaatan dan kepatuhan terhadap perintah Allah. Meskipun perpindahan arah kiblat dapat menjadi tantangan, umat Islam dapat dengan mudah menentukannya dengan bantuan teknologi seperti handphone. Ini menunjukkan bahwa agama Islam memberikan kemudahan kepada umatnya dalam menjalankan ibadah, sekaligus memperkuat rasa persatuan dan kesatuan umat Islam di seluruh dunia.
Baca juga: Doa Makan: Mengawali Setiap Hidangan dengan Rasa Syukur