Batemuritour.com- Takdir atau qada adalah salah satu konsep penting dalam ajaran Islam yang menunjukkan ketetapan dan rencana Allah SWT terhadap segala sesuatu di alam semesta ini. Dalam Islam, terdapat dua macam takdir yang memengaruhi kehidupan manusia, yaitu qadar dan qada. Qadar adalah takdir yang dapat diubah sesuai dengan usaha dan kehendak manusia, sedangkan qada adalah takdir yang tidak dapat ditunda atau diubah.
Baca juga: Pentingnya Sholat Malam dalam Keluarga dan Masyarakat
Konsep takdir dalam Islam mencerminkan kebijaksanaan dan keadilan Allah SWT. Manusia, sebagai makhluk ciptaan-Nya, diberikan kebebasan untuk berusaha dan memilih, namun pada akhirnya, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah ditentukan oleh kehendak Allah. Hal ini terwujud dalam takdir qada yang mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti kelahiran, kematian, rejeki, dan peristiwa-peristiwa lainnya.
Qada adalah takdir yang merupakan ketetapan Allah SWT yang tidak dapat ditunda, diubah, atau dihindari oleh manusia. Keberadaan qada ini mencerminkan kebijaksanaan dan pengetahuan Allah yang Maha Mengetahui. Mengapa qada tidak bisa ditunda atau diubah? Beberapa alasan mendasar menjelaskan fenomena ini:
Takdir qada merupakan ketetapan Allah yang sudah ada sejak zaman azali, yaitu masa sebelum keberadaan alam semesta ini diciptakan. Manusia, sejak awal penciptaan, telah memiliki takdirnya yang telah ditentukan oleh Allah. Oleh karena itu, qada tidak dapat diubah atau ditundakan karena telah menjadi bagian dari rencana-Nya yang sudah ada sejak zaman yang tidak terbatas.
Baca juga: Pentingnya Salat dan Kisah Perpindahan Arah Kiblat
Takdir qada adalah rahasia Allah yang tidak dapat diketahui oleh manusia. Meskipun manusia diberikan kebebasan untuk berusaha dan membuat pilihan, tetapi takdir qada tetap berada di luar jangkauan pemahaman manusia. Allah berfirman dalam surah Al-Hadid ayat 22, menjelaskan bahwa segala sesuatu yang menimpa manusia telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum kejadian tersebut terjadi.
"Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah." (QS. Al-Hadid: 22)
Contoh paling konkret dari takdir qada yang tidak dapat ditunda atau diubah adalah kematian. Setiap manusia pasti akan mengalami kematian, dan ini adalah bagian dari takdir qada yang sudah ditentukan oleh Allah. Meskipun manusia tidak tahu kapan dan di mana kematian akan datang, namun kepastian bahwa setiap jiwa akan merasakannya sudah menjadi takdir yang tidak bisa diubah.
Allah SWT menjelaskan dalam surah An-Nisa ayat 78:
"Di mana pun kamu berada, kematian akan mendatangimu, meskipun kamu berada dalam benteng yang kukuh." (QS. An-Nisa: 78)
Baca juga: Ibnu Sina: Bapak Kedokteran Dunia yang Menginspirasi Generasi
Meskipun qada tidak dapat ditunda atau diubah, konsep ini mengandung hikmah dan tujuan tertentu. Beberapa hikmah dari takdir qada antara lain:
Ujian Kesabaran dan Ketaatan: Takdir qada menguji kesabaran dan ketaatan manusia terhadap kehendak Allah. Menghadapi kenyataan bahwa ada hal-hal yang berada di luar kendali manusia dapat menjadi ujian iman dan kesabaran.
Ketundukan kepada Kehendak Allah: Konsep qada mengajarkan manusia untuk tunduk kepada kehendak Allah dan merelakan segala sesuatu yang terjadi sebagai bagian dari rencana-Nya. Ini memperkuat hubungan antara hamba dan Tuhannya.
Kepastian pada Keadilan dan Kebijaksanaan Allah: Takdir qada menegaskan bahwa Allah adalah Maha Adil dan Maha Bijaksana dalam merencanakan segala sesuatu. Meskipun manusia mungkin tidak sepenuhnya memahami hikmah di balik takdir, namun keyakinan pada keadilan Allah dapat menjadi sumber ketenangan dan kepercayaan.
Pengingat akan Keterbatasan Manusia: Takdir qada mengingatkan manusia akan keterbatasan dan ketergantungan mereka terhadap Allah. Manusia diberi kebebasan untuk berusaha, namun pada akhirnya, segala sesuatu berada di tangan-Nya.
Baca juga: Do'a Sebelum dan Setelah Memakai Pakaian
Memahami bahwa takdir qada tidak dapat ditunda atau diubah adalah bagian dari iman seorang muslim. Hal ini bukan berarti manusia tidak perlu berusaha atau berdoa, namun lebih kepada penerimaan dan tawakal kepada kehendak Allah. Dalam menghadapi takdir qada, seorang muslim diajarkan untuk tetap bersyukur, sabar, dan yakin bahwa setiap takdir Allah pasti memiliki hikmah dan kebaikan di baliknya.