Batemuritour.com- Bulan Ramadhan adalah bulan istimewa. Keistimewaan bulan Ramadhan tidak dapat diukur, mulai dari dibukanya pintu surga, ditutupnya pintu neraka, hingga setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah swt. Selain memperoleh ganjaran pahala dari ibadah-ibadah wajib, seseorang juga bisa memperkayanya dengan melakukan amalan-amalan sunnah.
Mengutip artikel NU Online “10 Amalan Sunnah dalam Berpuasa”.
terdapat 10 amalan sunnah yang harus dipelihara selama puasa, sebagaimana dijelaskan dalam kitab Nihâyah al-Zain fî Irsyâd al-Mubtadi’in (Darul Fikr, Beirut, Cetakan I, h. 194).
1. Makan Sahur
Melakukan sahur merupakan amalan berpahala di bulan Ramadhan, mekipun hanya seteguk air. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw.
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Artinya: “Bersantap sahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan,” (HR al-Bukhari).
Adapun sahur yang dianjurkan adalah di waktu akhir, selama tidak sampai masuk waktu yang diragukan: apakah masih malam atau sudah terbit fajar.
Rasulullah saw bersabda:
لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا أَخَّرُوا السَّحُورَ وَعَجَّلُوا الْفِطْرَ
Artinya, “Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka,” (HR Ahmad).
2. Menyegerakan berbuka puasa
Amalan selanjutnya adalah menyegerakan berbuka sebelum shalat maghrib. Saat pertama berbuka, sunnahnya dilakukan dengan kurma. Jika tidak ada, hendaknya dengan air, berdasarkan sabda Rasulullah:
إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا، فَلْيُفْطِرْ عَلَى التَّمْرِ، فَإِنْ لَمْ يَجِدِ التَّمْرَ، فَعَلَى الْمَاءِ فَإِنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ
Artinya: “Jika salah seorang berpuasa, hendaknya ia berbuka dengan kurma. Jika tidak ada kurma, maka dengan air. Sebab, air itu menyucikan,” (HR Abu Dawud).
Urutan sebaiknya adlah pertama dengan kurma basah (ruthab) jika ada. Jika tidak, maka dengan kurma kering (tamar). Jika tidak, maka dengan air. Hal ini sebagaimana dicontohkan Rasulullah saw yang selalu berbuka dengan kurma basah. Jika tidak ada, beliau berbuka dengan kurma kering. Jika tidak ada, beliau berbuka dengan air putih. Bagaimana seandainya tidak ada kurma dan air, yang ada misalnya madu dan susu, maka dahulukanlah madu walaupun sama-sama manis.
3. Membaca doa berbuka puasa
Adapun doa berbuka puasa adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلَتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اِغْفِرْ لِي اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika 'alaika tawakkalatu, dzahabadzh dzhama-u wabtalatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah. Ya wasi'al-fadhli ighfirli alhamdulillahilladzi hadani fashumtu, wa razaqani fa-afthartu
Artinya, "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah dan Insyaallah pahala sudah tetap. Wahai Dzat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya."
Baca Juga: Zakat fitrah Bagi Muslim, Wajib ?
4. Mandi besar
Mandi besar dari junub, haid, atau nifas dilakukan sebelum terbit fajar agar bisa menunaikan ibadah dalam keadaan suci, di samping khawatir masuk air ke mulut, telinga, anus, dan sebagainya jika mandi setelah fajar.
5. Menjaga lisan
Menjaga lisan dari perkara-perkara yang tak berguna, apalagi perkara haram, seperti berbohong dan mengumpat. Sebab, semuanya akan menggugurkan pahala puasa.
6. Menghindari hal-hal yang tidak sejalan dengan hikmah puasa
Umat Islam dianjurkan untuk menghindari hal-hal yang tidak sejalan dengan hikmah puasa, seperti berbuka puasa sampai perut menjadi kekenyangan atau melakukan sesuatu yang bertujuan untuk memuaskan nafsu.
7. Memperbanyak sedekah
Orang yang berpuasa handaknya memperbanyak sedekah kepada sesama, terutama sedekah makanan atau minuman untuk berbuka puasa. Sebab, orang yang memberi makanan atau minuman untuk orang berpuasa mendapat pahala yang setimpal dengan pahala puasa orang yang disedekahi.
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، إِلَّا أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْءٌ
Artinya, “Siapa saja yang memberi makanan berbuka kepada seorang yang berpuasa, maka dicatat baginya pahala seperti orang puasa itu, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa tersebut,” (HR Ahmad).
8. Memperbanyak i’tikaf di masjid
Sebaiknya i’tikaf dilakukan selama satu bulan penuh, tapi jika tidak bisa maka diutamakan sepuluh hari bulan Ramadhan.
Baca Juga: Safinatun Najah: Qadha’, Kafarat, dan Pembatal Puasa
9. Memperbanyak membaca Al-Qur’an
Paling tidak bisa mengkhatamkan satu kali dalam satu bulan Ramadhan. Semakin banyak khatam semakin baik sebagaimana dianjurkan oleh banyak ulama.
10. Istiqamah dalam beribadah
Konsisten dalam menjalankan ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Semua amalan sunnah yang dilakukan di bulan ini tidak putus setelah Ramadhan selesai.