Batemuritour.com- Jika dilihat, ka’bah sebagai bangunan yang menjadi kiblat umat muslim di seluruh penjuru dunia memiliki bentuk seperti kubus. Mengapa berbentuk kubus? Mengapa tidak memiliki bentuk bulat, tabung, ataupun segitiga? Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan paling sederhana namun memiliki hujjah yang sangat kuat.
Baca Juga : Persiapan Penting Umrah Bagi Lansia
Banyak yang belum mengetahui bagaimana sejarah atau latar belakang ka’bah dibangun menyerupai dengan bentuk kubus. Ka’bah dalam bahasa arab memiliki arti sebagai bangunan rumah yang memiliki bentuk kotak atau kubus. Jika melihat bangunannya, memang bentuk yang akan kita lihat seperti bentuk kotak atau kubus sehingga wajar saja jika zaman dahulu bangsa Arab menyebutnya dengan penamaan Ka’bah. Ka’bah dibuat berbentuk kubus dengan makna sebagai kiblat yang mengarah ke bagian timur, barat, selatan dan utara yang melambangkan kebadiran Allah SWT dimana-mana.
Pada Q.S Al Maidah ayat 97 menerangkan bahwa ka’bah merupakan penamaan baitullah (rumah allah) karena penyebutan al-bait al haram (rumah suci)
جَعَلَ اللَّهُ الْكَعْبَةَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ قِيَامًا لِلنَّاسِ وَالشَّهْرَ الْحَرَامَ وَالْهَدْيَ وَالْقَلَائِدَ ۚ ذَٰلِكَ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya : Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid. (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Sejalan ayat tersebut, Q.S Ali Imran ayat 96 juga menerangkan bahwa ka’ban merupakan bangunan yang istimewa bagi umat muslim sebagai petunjuk.
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
Artinya : Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
Ka’bah pada zaman dahulu menggambarkan kondisi bangunan di dalam rumah seperti adanya tiang, meja, dan lampu. Sedangkan hajar aswad yang berada di salah satu sisi luar ka’bah tidak berada didalam ka’bah. Hal tersebut menjadi fakta yang kuat bahwa bentuk ka’bah memang seperti bentuk bangunan atau rumah. Maka dari itu, banyak dalam Al-Qur’an dan hadits ditemui kata al-bait atau rumah.
Baca Juga : Tips Beribadah Umrah dengan Aman dan Nyaman
Awal mulanya, tidak pernah direncanakan bahwa bangunan ka’bah akan berbentuk seperti kubus karena bentuk asli sebelum diperbaiki yakni semi melingkar karena mencangkup bangunan hijr ismail. Kabah dibangun kembali beberapa tahun sebelum Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama kali dan proses pembangunannya pun disepakati oleh Kaum Quraisy untuk menyelesaikan pembangunan dengan menggunakan uang halal karena pada masa jahiliyah banyak uang yang bersumber dari uang hasil berjudi, uang riba, penjarahan, prostitusi, dan uang yang bersumber dari pekerjaan haram.
Awalnya, semua Kaum Quraisy merasa takut untuk merubuhkan atau membongkar bangunan ka’bah, namun akhirnya Al Qalid bin Al Mughirah yang berani mengikuti pembanugunan tersebut tidak mengalami sesuatu pada dirinya dan barulah kaum quraisy mau untuk membantu merenovasi ka’bah. Ka’bah dibangun kembali dengan alasan sering menjadi sasaran pasukan berkuda dan sering terjadi luapan air yang mengakibatkan ka’bah hampir ambruk. Namun ketika proses pembangunan ulang kabah, uang yang telah terkumpul masih belum mencukupi untuk membuat bangunan ka’bah seperti bentuk dan ukuran aslinya. Akhirnya ka’bah dibangun dengan bentuk versi yang lebih kecil dan menempatkan dinding batu bata untuk menandai adanya bangunan hijr ismail di samping ka’bah.
Ketika menjelang akhir hidupnya, Nabi Muhammad SAW memiliki keinginan untuk membangun kembali bangunan ka’bah sesuai dengan bentuk asli atau sebelumnya pada masa Nabi Ibrahim AS. Namun, sebelum rencana tersebut terpenuhi, Rasulullas SAW sudah terlebih dahulu wafat dan akhirnya bentuk bangunan ka’bah tetap bertahan seperti bentuk terakhir yang dilihat oleh Nabi Muhammad SAW sebelum wafat.
Pada masa Khalifah Abdullah bin Zubair, ka’bah akhirnya dilakukan renovasi untuk dikembalikan dengan mengikuti pondasi asli Nabi Ibrahim AS. Perbaikan tersebut dilakukan dengan memperluas ka’bah karena ketika uang pembangunanya kurang, Kaum Quraisy memotong bangunan ka’bah sebanyak 6 hasta, selain itu juga dilakukan penambahan ketinggian oleh zubair sebanyak 27 hasta pada bangunan ka’bah agar menjadi lebih baik dan indah namun tetap seperti keinginan Rasulullah SAW.
Baca Juga : Cara Mengatur Waktu Umrah Saat di Tanah Suci
Ka'bah, dengan bentuk kubusnya memiliki makna yang pada agama Islam. Ka'bah bukan hanya sebuah bangunan fisik, tetapi juga simbol kebesaran Allah SWT dan pusat spiritual bagi umat Muslim di seluruh dunia. Pembangunan kembali Ka'bah menjadi cerminan dari upaya untuk memelihara warisan agama dan sejarah Islam. Dengan memahami latar belakang dan makna ka'bah, umat Muslim dapat menghargai dan menghormati tempat suci tersebut.