Kisah Bisyr bin Al-Harits Al-Hafi Tentang Pelaksanaan Haji Berulang Kali

By. Miftahul Jannah - 18 Mar 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Bisyr bin Al-Harits Al-Hafi atau dikenal sebagai Abu Nashr merupakan seorang Waliyullah yang dijuluki dengan julukan si manusia berkaki telanjang (Al-Hafi) yang dahulu ketika masih muda beliau merupakan pemuda berandal yang suka mabuk-mabukan sampai tidak dapat berjalan secara normal.

 

Baca Juga : Sedekah yang Dapat Dilakukan Saat Haji dan Umrah?

 

Suatu hari ada seseorang pria yang datang menemui Bisyr dan berkata : “Wahai Abu Nashr aku hendak berangkat haji sunnah untuk yang kesekian kalinya dan aku ingin meminta nasihat darimu, nasihatilah aku sebelum aku melakukan perjalanan untuk berhaji”.

 

Bisyr berkata : “Berapa biaya yang engkau keluarkan untuk pergi haji?” dijawab oleh pria tersebut : “Dua ribu dirham”. Pada zaman dahulu, dua ribu dirham merupakan uang dengan nilai yang cukup besar.

 

Kemudian Bisyr bertanya lagi kepada pria tersebut : “Apakah motivasi menunaikan haji mu karena zuhud, rindu untuk kembali ke baitullah, atau karena mencari ridha dari Allah SWT?” dan kemudian pria tersebut menjawab : “Demi Allah, alasanku menunaikan ibadah haji karena mencari ridha Allah SWT”.

 

Kemudian Bisyr berkata : “Apakah engkau berkenan jikalau aku tunjukkan sesuatu yang menyebabkan kamu dapat memperoleh ridha dari Allah SWT, sementara kamu tetap berada di rumah dan melakukan aktivitasmu di kampung halamanmu?”. Pria itu menjawab : “Ya, Bagaimana caranya dan apakah hal tersebut?”

 

Baca Juga : 5 Pengalaman Emosional Jemaah Selama Umrah

 

Lalu dijawab oleh Bisyr sembari menasihati : “Caranya adalah engkau berikan uang sejumlah biaya haji sunnahmu itu kepada sepuluh orang. Pertama, berikan pada orang fakir untuk menutupi kefakirannya. Kamudian, berikan pada anak-anak yatim untuk memenuhi kebutuhannya. Lalu berikan pada orang yang berhutang untuk melunasi hutangnya, dan seterusnya sampai dengan sepuluh orang. Seandainya kamu berikan semua uang itu kepada satu orang untuk memenuhi kebutuhannya, tentu lebih utama. Sungguh menghilangkan kesedihan saudaramu, meringankan beban saudaramu, dan membantu saudaramu yang lemah lebih utama bagimu daripada seratus kali melakukan haji sunnah

 

Tetapi pria tersebut menjawab : “Wahai Abu Nashr, hatiku lebih suka untuk melakukan haji berulang-ulang kali”. Yang kemudian Bisyr menjawab : “Sesungguhnya harta itu apabila dihasilkan dari sesuatu usaha yang kotor dan syubhat, maka pemiliknya tidak mau menggunakannya kecuali untuk hal-hal yang diinginkan oleh hawa nafsu dan keinginannya.

 

Baca Juga : Haji Mabrur: Ketahui Pengertian, Syarat, dan Ciri-cirinya

 

Kisah Abu Nashr tersebut dapat dijadikan sebagai kisah inspiratif bagi masyarakat Indonesia yang tegolong untuk mampu melaksanakan ibadah haji berulang-kali. Namun, kedermawanan dan kepedulian terhadap sesama manusia merupakan bentuk ibadah yang lebih besar di sisi Allah. Selain itu, kisah ini juga menggambarkan betapa pentingnya transformasi diri dari kehidupan yang kelam menuju kehidupan yang penuh kebajikan dan ketakwaan.









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp