Batemuritour.com- Jika ada kelaurga, teman, sahabat, tetangga ataupun orang yang dikenal akan melaksanakan haji ataupun umrah, maka titiplah do’a karena ternyata do’a memiliki kriteria waktu dan kondisi agar do’a tersebut mustajab. Waktu dan keadaan tersebut adalah waktu safar atau dalam kondisi berpergian.
Baca Juga : Siapa Musafir yang Boleh Tidak Berpuasa? Ini Penjelasan Lengkapnya
Safar merupakan perjalanan jauh yang menyulitkan, namun di saat sulitnya melakukan perjalanan, Allah SWT memberikan kesempatan untuk kita agar memperbanyak do’a. Disitulah bentuk waktu yang mustajab atau mudah terkabulkan.
Ada Riwayat hadits yang berbunyi
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ
Artinya : “Tiga waktu diijabah (dikabulkan) do’a yang tidak diragukan lagi yaitu:
(1) Do’a orang yang terzholimi
(2) Do’a seorang musyafir
(3) Do’a orang tua pada anaknya”
Baca Juga : Waktu-waktu Terbaik Melaksanakan Ibadah Umrah
(HR. Ahmad 12/479 No. 7510, At Tirmidzi 4/314 No. 1905, Ibnu Majah 2/1270 No. 3862, Syeikh Al Albani menghasankan hadits ini)
Selain itu, Nabi Muhammad SAW telah mengatakan bahwa safar merupakan bagian dari azab atau sebuah siksaan-siksaan. Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda
السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ ، يَمْنَعُ أَحَدَكُمْ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَنَوْمَهُ ، فَإِذَا قَضَى نَهْمَتَهُ فَلْيُعَجِّلْ إِلَى أَهْلِهِ
Artinya : “Safar adalah sepenggal dari adzab (siksa). Ketika safar salah seorang dari kalian akan sulit makan, minum dan tidur. Jika urusannya telah selesai, bersegeralah kembali kepada keluarganya.” (HR. Bukhari no. 1804 dan Muslim no. 1927).
Pada kitab Fathul Bari dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan safar adalah sepenggal dari azab (siksa) karena safar akan meninggalkan segala yang dicintainya. Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengungkapkan bahwa jikia seseorang melakukan safar, sesungguhnya dia telah meninggalkan keluarganya. Padahal bisa jadi ketika itu keluarga membutuhkan kehadirannya dan keluarga yang ditinggal di rumah membutuhkan bimbingan, pengarahan, pendidikannya atau selainnya.
Kondisi sulit dalam safar membuat hati akhirnya menjadi pasrah dengan apa yang terjadi. Saat hati merasa pasrah, kepasrahan tersebut benar-benar dilakukan tertuju pada allah azza wa jalla, nah itulah hakekat ubudiyah (penghambaan), penghinaan, dan menundukkan diri pada nya dan mengikhlaskan diri beribadah pada-Nya. Jika kondisi seseorang demikian, maka do’a yang ia panjatkan akan semakin mudan untuk diijabahi, dan semakin lama seseorang bersyafar maka semakin dekat pula do’a tersebut akan dikabulkan.
Baca Juga : Anjuran Meminta Do'a Kepada Orang Yang Pulang Berhaji
Dalam konteks ibadah haji dan umrah, doa-doalah yang menjadi pengiring setiap langkah sangat berharga. Doa-doa yang dilantunkan dengan penuh keikhlasan dan kepasrahan saat safar akan menjadi kunci doa yang mustajab. Sehingga, mari kita sertakan doa-doa untuk keselamatan, kelancaran, dan keberkahan bagi mereka yang sedang menjalankan ibadah haji atau umrah.