10 Masalah Saat Umroh yang Jarang Dipikirkan oleh Jamaah

By. Walid Iqbal Istiardi - 20 Mar 2024

Bagikan:
img

Batemuritour.com- Sebagai jamaah umroh, terkadang perencanaan umroh serta pelaksanaan ibadah umrah itu sendiri menjadi hal yang difokuskan sehingga jamaah jarang memikirkan masalah-masalah yang mungkin muncul saat umroh.

Masalah ini, diharapkan tidak terjadi saat Anda melakukan ibadah umrah di tanah suci. Namun, jika qadarullah terjadi, maka Anda bisa menyimpan artikel berikut ini agar dapat meminimalisir permasalahan dengan cepat sehingga Anda bisa melanjutkan ibadah umrah Anda.

Apa saja masalah saat umrah yang harus Anda antisipasi, dan bagaimana solusinya? Mari kita perhatikan artikel dari erahajj dibawah ini.

 

 

1.Tersesat

Jika Anda mengalami musibah tersesat sehingga Anda kehilangan jejak rekan-rekan Anda pada 1 kelompok, maka Anda harus berupaya mengontak pimpinan kelompok / rekan satu kelompok Anda.

pertama , simpan nomor kontak pimpinan rombongan atau muthawwif, serta beberapa rekan Anda. Jangan lupa untuk memberi nama orang tersebut dengan nama yang mudah dihafal. Biasanya, dalam situasi cemas, seseorang bisa panik dan kehilangan akal jernih mereka.

 

Anda dapat menyimpan nomor telepon di handphone. Sebagai cadangan, tulis juga di buku kecil supaya Anda bisa menghubungi rekan Anda jika ponsel Anda hilang.

selanjutnya, Anda perlu menginformasikan kepada mereka lokasi Anda dengan benar. Usahakan untuk berada di tempat yang mudah ditemui. Dengan petunjuk yang jelas, mereka akan dapat mudah menemui Anda.

Jika Anda tidak bisa menghubungi orang lain karena tidak ada ponsel atau nomor kontak, Anda bisa meminta bantuan petugas untuk mengurus\membantu Anda. Sebutkan identitas, dan siapa yang akan Anda temui untuk mempermudah petugas mempertemukan Anda dengan kelompok.

 

Baca Juga : 6 Keutamaan Umrah di Bulan Ramadan dan Tips Menjalaninya

 

2.Kehilangan Uang atau Barang

perihal kehilangan uang atau barang bisa saja tak seberat tersesat, namun akibatnya mungkin dapat berkelanjutan. Apalagi Anda kehilangan uang yang cukup besar.

Kehilangan uang dalam jumlah besar pada saat umroh, umumnya disebabkan oleh ketidakpahaman kita terkait cara membawa dan menyimpan uang ketika umrah.

 

Cara untuk mengantisipasi agar tak kehilangan uang yaitu dengan membawa uang seperlunya pada saat berumroh. Bawalah uang tunai sekiranya cukup untuk dua hari, sisanya Anda dapat mengambilnya nanti di Makkah/Madinah melalui ATM.

 

ketika menarik uang di ATM juga jangan terlampau banyak, dengan begitu Anda dapat lebih tenang beribadah tanpa khawatir kehilangan uang.

apabila naudzubillah Anda sudah kehilangan uang, maka solusinya adalah segera lapor kepada ketua rombongan dan Anda akan dibantu untuk mengurusnya. apabila masih beruntung, Anda bisa mendapatkan uang atau barang yang Anda miliki.

 

Baca Juga : Tips Memilih Travel Umroh yang Aman dan Terpercaya

 

3.Kecelakaan

Ada situasi force majeur alias kondisi yang tidak bisa kita atur, seperti misalnya kecelakaan. Jamaah umrah diminta agar selalu berhati-hati dalam setiap kegiatan di tanah suci.

Namun, jika sudah berhati-hati namun jamaah mengalami kecelakaan seperti jatuh, terpeleset, terserempet atau tertabrak kendaraan, dan lain-lain, Anda dapat meminta bantuan pembimbing umrah Anda atau pimpinan kelomppok untuk membawa Anda ke pusat layanan kesehatan.

 

apabila terjadi luka yang lumayan serius, Anda biasanya akan dibawa ke rumah sakit sesuai dengan prosedur kesehatan yang ada.

Anda seharusnya menurut kepada petugas kesehatan untuk menjalani pengobatan, supaya kondisi Anda membaik & dapat secepatnya meneruskan pelaksanaan umrah.

 

4.Sakit

Jamaah yang mempunyai riwayat penyakit serius yang sewaktu-waktu bisa kambuh, harus lebih jeli dalam mempersiapkan diri sebelum berumrah.

Selalu mengantisipasi dengan cara meningkatkan kesehatan sebelum umrah, dan membawa obat-obatan pribadi untuk persiapan di tanah suci. Hal ini memudahkan Anda agar bisa teratasi dengan cepat ketika penyakit Anda kambuh.

akan tetapi, untuk kondisi sakit yang terjadi saat Anda didalam pesawat atau saat sampai di tanah suci, Anda dapat memberitahukan kepada pembimbing akan keluhan yang Anda rasakan agar dapat segera ditangani.

 

Baca Juga : Asal-usul Gelar "Haji", Hanya Ada di Indonesia, Warisan Belanda untuk Tandai Pemberontak

 

5.Belum Berniat Ihram Padahal Sudah Melewati Miqat

Hal yang bersifat teknis ibadah umrah seperti rukun-rukun umroh, seharusnya Anda kuasai dengan cara mencari informasi seputar umrah jauh-jauh hari sebelum pemberangkatan.

terdapat situasi dimana jamaah lupa belum berniat umroh padahal ia dan rombongannya sudah melewati miqat. mungkin karena suatu perihal ia tertinggal dari rombongan (biasanya pembimbing memandu jamaah untuk berniat saat di miqat).

 

oleh karena itu yang perlu Anda lakukan adalah melapor kepada muthawwif, dengan begitu Anda bisa diantarkan lagi ke tempat miqat untuk berniat umrah. Niat adalah rukun terpenting, sebab tanpa niat ibadah umrah Anda tidak sah.

 

 

6.Keliru Tempat Saat Memulai Thawaf dan Sai

kadang kala jamaah yang kurang memahami tatacara pelaksanaan rukun umrah, tidak mengerti bahwa ada tempat khusus untuk memulai thawaf & sa'i. Sehingga mereka melakukan thawaf tidak dari hajar aswad, melainkan dari sembarang tempat.

 

Ada beberapa yang melaksanakan sa'i dari bukit Marwah, karena tidak paham dimana posisi start sa'i. Inilah pentingnya peran seorang muthawwif atau pembimbing umroh untuk memberitahu kepada jamaah bagaimana melaksanakan rukun umrah dengan benar, termasuk dimana memulai thawaf dan sa'i.

 

 

7.Setelah Thawaf Pulang Ke Hotel dan Membuka Kain Ihram

Umroh dilaksanakan secara berurutan (rukun ke-5 umrah). apabila jamaah tidak mengerti, mereka bisa saja melakukan hal yang melanggar, tetapi merasa tidak melanggar.

contohnya saja setelah thawaf mereka merasa lelah, lalu kembali ke penginapan & melepas kain ihrom. Padahal, masih ada rukun umrah yakni sa'i dan tahallul supaya umroh mereka sempurna.

 

Baca Juga : 7 Manfaat Simulasi Manasik Haji untuk Anak-anak Usia Dini

 

Jamaah beranggapan bahwa tidak mengapa istirahat dan melepas kain ihrom. Padahal ini tidak boleh dilakukan. tetapi, ada solusinya. Muthawwif dapat memberitahukan kepada jamaah untuk memakai kembali kain ihrom mereka, lalu mereka dapat melakukan sai'i dan tahallul.

Adapun jamaah, tidak diwajibkan membayar dam, karena mereka saat melepas kain ihrom tersebut dalam kondisi tidak mengerti hukumnya. Kecuali mereka tahu namun melanggar, maka wajib membayar dam.

 

 

8.Batal Wudhu Saat Thawaf atau Sai

apabila Anda batal saat thawaf, maka Anda dapat mengambil wudhu dan kembali melakukan thawaf, dengan mengulang di putaran yang Anda batal tersebut. contoh Anda batal di putaran ke-3, maka Anda tinggal menambah dari hitungan ke-3 dan seterusnya.

 

Hal ini disebabkan karena thawaf tingkatannya sama seperti shalat, sehingga jika Anda batal, Anda wajib berwudhu, baru bisa melanjutkan thawaf.

Lain dengan sa'i, yang tidak mensyaratkan jamaah untuk suci dari hadats. Sehingga Anda batal wudhunya, tidak perlu\harus mengambil wudhu kembali. lokasi untuk pelaksanaan sa'i juga berada di perbukitan, tidak di dalam masjid seperti thawaf.

 

 

9.Jamaah Wanita Mengalami Haid

perkara haid ini terkadang membuat bingung jamaah perempuan yang mengalaminya saat ibadah umroh. Jika Anda tiba di tanah suci, lalu mendapatkan haid, maka Anda tetap bisa melaksanakan rukun umroh dimulai dari ihrom sampai tahallul. Hanya saja, Anda harus menunda thawaf.

Sebab, thawaf mensyaratkan Anda untuk suci dari hadast kecil maupun besar. Sedangkan rukun yang lain tidak. Anda dapat menundanya hingga haid berhenti.

tetapi, jika Anda sudah akan tertinggal kelompok yang akan bergerak ke tempat lain (misal ke madinah) maka Anda bisa pergi sementara waktu, dan kembali lagi ke Makkah untuk melaksanakan thawaf setelah kondisi Anda suci.

 

Jika sampai hari kepulangan Anda belum ada tanda-tanda akan selesai haid, padahal tidak bisa safar lagi untuk umroh sebab jauhnya tempat dan biaya, maka gugurlah kewajiban syarat sah thawaf yaitu suci dari hadats besar.

Anda bisa masuk masjidil haram dan melakukan thawaf, dengan menggunakan pembalut yang aman sehingga tidak ada darah haid yang bertebaran.

 

Baca Juga :Apakah Peraturan Membolehkan Naik Haji Berkali-kali?

 

10.Wafat

Ini adalah kondisi yang belum pasti terjadi, namun,tetapi,akan tetapi umumnya dirindukan oleh sebagian besar orang pergi ke tanah suci. Sesuai dengan hadist Rasulullah SAW, dari Ibnu Umar Nabi SAQ bersabda:

Siapa yang dapat meninggal di Madinah, silahkan meninggal di Madinah. Karena aku akan memberikan syafaat bagi orang yang meninggal di Madinah.

 (HR. Turmudzi 3917, dishahihkan an-Nasai dalam Sunan al-Kubro (1/602) dan al-Albani )
 

Di riwayat lain terdapat hadits mengenai saat umroh. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Barangsiapa keluar untuk berhaji lalu wafat, maka dituliskan untuknya pahala haji sampai hari kiamat. Barangsiapa keluar untuk umrah lalu wafat, maka ditulis untuknya pahala umrah sampai hari kiamat. Dan barangsiapa keluar untuk berjihad lalu mati maka ditulis untuknya pahala jihad hingga hari kiamat.”

HR Abu Ya’la dan dishahihkan Albani dalam Shahih At Targhib 1114
 

Maka, jika Anda termasuk orang yang meninggal saat umrah, adalah hal yang menyenangkan. Jamaah yang pada saat umroh sebaiknya dirawat jenazahnya seperti berikut:

  • Dimandikan menggunakan air bercampur daun bidara atau sabun
  • Dikafani dengan dua potong kain, atau diriwayat lainnya dengan kain ihramnya
  • Tidak diberi wewangian
  • Tidak ditutup kepala dan wajahnya
  • Mereka akan dibangkitkan hari kiamat dalam keadaan bertalbiyah

 

Hal ini sebab mereka akan dibangkitkan dihari kiamat sebagaimana keadaan orang yang berihrom, yaitu tidak memakai wangi-wangian, tidak ditutup wajahnya.

Itulah 10 masalah saat umrah yang bisa Kami bagikan untuk Anda. Semoga perjalanan Anda diberikan kelancaran sehingga Anda dapat pulang ke tanah air dalam keadaan mabrur.

 

Wallahualam









Whatsapp Logo
Start a Conversation Hi! Click one of our member below to chat on Whatsapp